NGAMBEK (2)

3.3K 141 12
                                    

"Iya, saya pesan 1 buket bunga mawar putih ya! Tolong pilih bunga yang paling bagus dan cantik. Saya mau ini bunganya yang terbaik. Dikirim ke Pondok Pelita jalan Alamanda no. 5 ya. Oke. Makasih yaa!" aLdebaran menutup teleponnya. 
Lalu ia pun mulai menelepon lagi.
Kali ini ia menelepon restoran langganan keluarganya sejak dulu.
"Halo, iya saya aLdebaran Alfahri. Saya pesan untuk makan siang hari ini ya. Saya pesan menu spesial yang ada untuk hari ini. Iya diantar ke rumah saya. Iya benar itu alamatnya. Baik saya tunggu terimakasih". 

Setelah selesai aLdebaran menelepon. Ia pun menghampiri Reyna kembali. Ia melanjutkan menemani Reyna.
"Mirna,, itu nanti ada kiriman bunga untuk saya. Kamu tolong kasih tau Uya ya. Klo uda sampe kamu langsung kasih ke saya. Terus tolong kasih tau Kiki nanti jg ada makanan datang. Tolong siapin untuk kita makan siang", aLdebaran memerintahkan Mirna.
"Oh ya baik pak Boss. Klo gtu saya ke belakang dulu ya Pak Boss", jawab Mirna paham.

Tak lama kemudian setelah 30 menit. Tepat jam 12 siang bunga pesanan aLdebaran pun datang. Mirna memberikan bunga tersebut ke aLdebaran.
"Papa… bunganya cantik sekali. Untuk mama yaa Pa?", tanya Reyna yang masih bersamanya.
"Iya sayang. Bunga ini buat mama. Cantikk yaa?", aLdebaran tersenyum.
"Iya pa cantik dan bagusss banget. Mama pasti suka".
"Yaudah papa ke kamar dulu yaa mau kasih bunganya ke mama, Reyna bersih-bersih dulu yaa kan habis main. Reyna ditemenin Ncuss dulu yaa!"
"Ok papa!"
"Mir,, tolong urus Reyna dulu ya. Saya mau panggil Andin siap-siap untuk makan siang".
"Siaaap Pak Boss! Yuk Reyna gemooy kita bersih-bersih yukkk!", Reyna dan Mirna pun pergi. aLdebaran pun menuju kamar tidurnya.

aLdebaran membuka pintu perlahan. Ia sudah membawa sebuket bunga mawar putih untuk istri tercintanya. Ia ingin memberikan bunga tersebut untuk Andin sebagai permintaan maafnya karena bersikap kurang baik kepada istrinya.

"Andin….." panggil aLdebaran.
Andin pun yang masih sedikit menangis buru-buru mengelap air matanya.
"Iya…" sahut Andin tanpa melihat ke arah aLdebaran.
Lalu aLdebaran pun langsung menghampiri Andin dan duduk di sampingnya. Saat ini Andin dan aLdebaran sedang duduk berdampingan.

"Ini buat kamu. Maafin saya ya! Saya gak bermaksud bersikap spt itu ke kamu tadi", aLdebaran memberikan buket bunga mawar putih ke Andin sambil meminta maaf.
"Iya mas lupain aja. Lagian gak penting juga. Mungkin aku yang lagi sensi jadi sikap aku begini", tambah Andin sambil mengelap air matanya. Ia pun sudah menerima buket bunga dari suaminya tersebut.
"Aku cuma gak suka aja mas kamu bentak aku. Padahal kan aku cuma nanya. Mungkin aku aja yg salah paham sama sikap kamu ke aku", tambah Andin sambil menatap ke suami tercintanya.

aLdebaran pun mengelap air mata Andin yang masih menetes di wajah cantik istrinya. Ia paling tidak tahan melihat wanita yang disayanginya ini menangis. 
"Udah,, jangan nangis lagi ya. Maafin saya. Saya salah. Gak seharusnya saya menjawab pertanyaan kamu dengan sikap berlebihan begitu. Saya lagi banyak pikiran aja soal kerjaan saya. Maafin saya yaaa", aLdebaran memohon maaf kepada Andin dengan berbicara lembut. aLdebaran sadar akan sikapnya ke Andin terlalu berlebihan.
Andin pun mengangguk dan aLdebaran masih tetap mengelap air mata yang menetes di wajah Andin.
"Dimaafin gaaak?", tanya aLdebaran.
"Iya Mas", jawab Andin sambil mengangguk.
"Ini apa?", tanya Andin melihat buket bunga yang ada di tangannya.
"Itu bunga mawar putih", jawab aLdebaran polos.
"Aku juga tau Mas.. ini bunga mawar. Maksud aku.. ini kenapa tumben banget kamu kasih bunga ke aku?, tanya Andin lagi.
"Kamu gak suka saya kasih bunga? Yaudah buang aja", jawab aLdebaran yang mau mengambil bunga tersebut dari tangan Andin.

"Eeeeehh jangan dong Mas.. bunga cantik begini mau dibuang. Buat aku yaa Mas,, makasih Mass,, kamu kok romantis bangettt sihhhh", Andin pun sudah tidak sedih lagi dan mulai menggoda aLdebaran.
"Bukan.. itu buat Uya! Yaa buat kamu laaah", jawab aLdebaran agak galak ke Andin.
"Ihhh Mas gitu deh,, sini sini peluk dulu biar gak galak lagi. Jangan emosi yaa Mas, maafin aku juga yaaa!", Andin pun memeluk suami tercintanya.
Lalu setelah itu, aLdebaran pun mencium kening istrinya.

"Yaudah yuk, sekarang kita keluar. Kita makan siang".
"Tapi Mas,, aku kan belum masak. Tadi kan aku lagi ngambek sama kamu".
"Udah tenang aja,, yuk keluar. Saya udah pesen makanan kok", aLdebaran mengulurkan tangannya untuk mengajak Andin keluar kamar sambil bergandengan tangan.
"Asiikkkkk.." Andin pun menggandeng tangan suami tercintanya dengan mesra.

Mereka keluar kamar dengan perasaan bahagia. Andin sudah tidak ngambek lagi dan aLdebaran pun sudah meminta maaf kepada Andin.
Suasan hati mereka sudah kembali senang dan mereka pun bersiap untuk makan siang bersama.

--------- KELUARGA ALFAHRI ---------

See youuuuu di part selanjutnyaaaà!!! 😘😘😘😘

KELUARGA ALFAHRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang