Mumpung belum puasa, masih boleh lah baca part ini.......;;;;😎😎
kalau dah puasa, bacanya pas udah buka aja ya.......😜😜
***
Dirga tak henti-hentinya menyunggingkan senyum hingga hampir seluruh gigi bagian depannya terlihat sempurna sejak awal ia memainkan keyboard. Empat siswa yang dia satukan dalam sebuah band secara dadakan kemarin sukses menggarap lagunya Oasis, Don't look back in anger. Meskipun masih ada kekurangan, tapi so far sangat bagus bagi mereka yang katanya tak pernah tampil di atas panggung.
Formasi lengkap seperti ini hanya perlu diasah lebih sering. Teknik dasar sudah siap tinggal menyempurnakan saja.
"Emang ya kalau orang introvert kaya kalian tuh harus dipaksa biar mau tampil. Sayang banget kalau bakat kalian ini gak dilihat banyak orang," ucap Dirga pada ke empat siswa yang masing-masing memegang alat musiknya.
Dirga sengaja membentuk sebuah Band dari mereka yang mengikuti OSN tingkat nasional kemarin. Awalnya hanya coba-coba tapi ternyata inisiasinya sebagai pengisi acara spesial saat HUT SMA Airlangga membuahkan hasil. Tetapi, karena tidak ada yang bisa memainkan keyboard, maka Dirga sendiri-lah yang memegang alat musik itu. Jadi, band yang dia bentuk adalah kombinasi siswa pintar plus satu guru ganteng. Hitung-hitung supaya mereka tidak malu untuk tampil di panggung saat perayaan HUT SMA Airlangga nanti.
"Kamu kok gak pernah bilang kalau bisa main gitar, Kin?"
Kina meringis sambil meletakkan gitar yang tadi tersampir di tubuhnya. Adalah sebuah rahasia kecil, cewek pintar itu memang bisa memainkan gitar tapi tak pernah percaya diri untuk memainkannya di hadapan banyak orang.
"Suara kamu juga bagus," tambah Dirga. Pemilihan Kina sebagai vokalis sekaligus memainkan gitar satu dilakukan mendadak saat tes vokal awal tadi. Dirga awalnya hanya butuh suara yang tidak buta nada, tapi tak disangka Kina memilki vokal yang kuat dan indah.
"Eh..ng—Hayom juga bilang sih suara saya bagus,"
Sebelah alis Dirga terangkat, "Hayom?"
Kina tanpa sadar juga terkejut dengan kata yang keluar dari mulutnya, "Hehehe iya Pak,"
"Well ternyata Hayom gak hanya jago main basket tapi dia juga punya telinga yang normal," Dirga melirik arloji di tangan kirinya. Waktu istirahat kedua sudah hampir selesai. Meskipun masih ingin mengeksplorasi lagu lainnya, tapi sepertinya satu lagu cukup untuk hari ini. "Oke, kita akhiri dulu latihan hari ini. Nanti kita bahas di grup ya kapan mau latihan lagi,"
"Lagunya jadinya yang tadi Pak?" tanya Fitra, cowok kelas 11 IPA yang menabuh drum band dadakan ini.
"Bisa jadi. Kita bawa dua lagu, yang satu mungkin yang tadi kalau yang lain gak ada yang cocok. Kita cari lagu yang simpel aja biar gak perlu latihan banyak."
Semua mengangguk setuju. Lantas satu per satu meninggalkan ruang musik bersama-sama.
"Akina," panggil Dirga saat Kina berada di ambang pintu. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Dirga tengah memegang gitar yang ia mainkan tadi.
"Kamu butuh gitar untuk latihan di rumah?"
Kina menatap gitar dan Dirga bergantian. Sejujurnya, mungkin ia butuh tapi ia tak enak hati jika harus membawa gitar itu ke rumah. Bukannya itu punya sekolah ya?
Akhirnya Kina menggeleng, "Enggak Pak. Saya punya kok di rumah," mungkin selepas ini, ia harus membeli gitar sendiri.
"Ohh, kirain. Saya punya gitar nganggur di rumah kalau kamu butuh. Em—are you okay? Kamu kelihatan gak bersemangat hari ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...