"Kina, katanya lo mau ada olimpiade matematika ya minggu depan?" Kina mengangguk menjawab pertanyaan dari Dafa yang kini tengah duduk di meja depan Kina.
"Iya makanya jangan ganggu, gue lagi belajar buat harumin nama sekolah hehehe" Kina terkekeh dengan ucapannya sendiri. Sebenarnya Kina bukanlah orang yang suka bicara, dia hampir selalu diam kecuali jika bersama dengan Vivi. Oleh sebab itulah tidak banyak teman yang dimiliki Kina.
Namun berbeda dengan Dafa. Semenjak sekelas mereka berdua banyak saling bicara dan Dafa juga agak terkejut pada awalnya karena ternyata Kina lumayan enak diajak ngobrol dan dia orangnya juga nggak jaim.
"Nanti kalo lo bisa juara 1 gue kasih hadiah deh" Kina mendongak menatap wajah Dafa
"Apaan hadiahnya?"
"Apa ya? Boneka? Cokelat?" Tawar Dafa
"Lo kira mau nembak cewek segala dikasih boneka sama cokelat?" Kina mendengus tawaran dari Dafa
"Kalo gitu apa?"
"Buku aja. Kasih gue buku astronomi sama history ya ntar judulnya gue kasih tahu kalo lo jadi ngasih"
"Gampang. Di mana lombanya Kin?"
"Masih di Ibu Kota kok", Dafa mengangguk dan kembali teringat dengan jaket yang menutupi rok Kina
"Lo ngapain dah pake jaket segala kaya gitu?"
Kina melihat jaket yang ada di roknya dan terkekeh "gue tembus, terus ada orang yang minjemin jaketnya biar nggak kelihatan hahahhaha, eits jangan bilang siapa-siapa" Dafa pun ikut terkekeh mendengar jawaban itu. Kalau orang lain pasti akan malu dan tidak mau mengakuinya namun Kina justru terus terang padanya. Dan hal itulah yang membuat Dafa senang bersama dengan Kina.
Jam sembilan malam Kina baru sampai di rumah setelah seharian ada materi tambahan untuk olimpiade. Sebenarnya tidak ikut kelas tambahan pun dia bisa belajar sendiri karena tahun lalu dia juga sudah pernah ikutan olimpiade matematika.
Namun dia sengaja untuk bisa pulang malam supaya tidak terlalu lama satu ruang dengan Hayom. Setelah bersih-bersih diri dan mencuci seragamnya Kina merebahkan diri di sebelah Hayom yang sedang asyik main game di ponsel.
Kasur mereka cukup luas karena sudah diperlebar oleh Mama saat Kina terpaksa harus pindah ke rumah Hayom.
"Lo nggak capek apa baca terus?" Tanya Hayom yang melirik Kina tengah membaca sebuah novel.
"Lo nggak capek apa main game terus?" Balas Kina cuek
"Enggak, ini seru"
"Gue juga enggak, ini seru"
Hayom menghentikan permainannya dan menoleh ke arah Kina. Dia tidak habis pikir dari mana keseruan dari membaca buku? "Ini Novel Hayom, menghibur. Kamu mau coba?" Hayom menggeleng enggan
"Yaudah" Kina masih tetap melanjutkan kegiatan membacanya begitu pula dengan Hayom yang masih bermain game. Selang tiga puluh menit kemudian Kina sudah mengantuk. Dia melepaskan kacamatanya dan membersihkan wajah. Setelah itu dia mematikan lampu dan mulai menutup mata.
"Suaranya dikecilin, gue mau tidur" Hayom mendengus nafas dan terpaksa memasang earphone supaya tidak berisik.
***
Kina asyik memandangi seorang guru yang tengah berada di depan papan tulis. Sedari tadi bibirnya tidak berhenti melengkung hanya karena ada pemandangan yang cukup membuatnya semangat hari ini. Ya, dia adalah Pak Dirga, guru bahasa perancis yang memiliki wajah rupawan, sebenarnya bukan hanya Kina yang ngefans dengan Pak Dirga namun juga siswa lainnya.
Pelajaran ini hanya masuk satu kali seminggu karena mata pelajaran ekstra. Kina tak perlu bersusah payah untuk memahami bahasa perancis yang sedang dijelaskan oleh Pak Dirga karena semalam dia sudah membacanya supaya hari ini dia bisa puas memandangi pak Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...