Hai, akhirnya bisa update lagi....
selamat lebaran yaa.... mohon maaf lahir dan batin...
karena udah gak bulan puasa, kayanya gak apa-apa ya kalau up part ini di siang hari.... semoga suka ya..
**
Kina tidak pernah tahu ada berapa orang yang mengetahui hubungannya dengan Hayom. Sejauh ini yang dia tahu hanyalah orang tua Hayom, Budhe dan Pakdhenya di kampung, pihak KUA dan kelurahan yang telah disuap untuk diam, dan ART serta satpam di rumah keluarga Hayom. Bahkan, keluarga besar dirinya dan Hayom pun belum ada yang diberi tahu. Tapi, ternyata dugaan Kina kurang tepat. Karena saat ini dia sedang berada di dapur dengan satu orang lagi yang mengetahui status Kina sebagai menantu di rumah mewah ini. Oma.
Hari minggu ini Oma datang dari Solo tanpa memberi kabar terlebih dahulu. Meski mendadak nyatanya semua orang di rumah ini tidak ada yang kaget, mereka justru menampakkan wajah bahagia karena sudah hampir setahun tidak bertemu dengan Oma. Kecuali Kina, sih.
Ini adalah pertemuan perdana antara dirinya dan Oma. Meski ia sudah diberitahu kalau Oma sudah tahu hubungannya dengan Hayom, tapi tetap saja Kina merasa gugup. Apalagi karena sejak setengah jam yang lalu, Oma selalu memandanginya dengan tatapan yang sulit diartikan. Oma memang tidak mengatakan sesuatu yang membuatnya jengkel, tapi tatapan penuh selidik itu cukup membuat mental Kina turun drastis.
Ia hanya takut kalau ternyata dirinya tak bisa memenuhi ekspektasi Oma sebagai pendamping Hayom. Mungkin karena dirinya berasal dari keluarga miskin yang sangat kontras dengan mereka. Dia juga yatim piatu, bagi beberapa orang status itu bisa menganggu. Apalagi pernikahannya dengan Hayom terjadi karena sebuah insiden, bisa dibilang mereka terpaksa atau jika dilihat dari sisi Hayom, Hayom dipaksa untuk menikahinya padahal jika tidak menikah pun sepertinya tidak apa-apa mengingat keluarga Hayom memiliki banyak uang untuk membebaskan Hayom dari jerat hukum. Kina juga merasa dirinya tidak cantik, meski sudah menggunakan skincare harga jutaan pun kecantikannya hanya standar, masih kalah jauh jika dibandingkan dengan Dara. Jadi, Kina paham jika Oma yang berasal dari keluarga—yang katanya Hayom—masih keturunan ningrat kesultanan Surakarta, akan langsung tidak menyukainya.
"Mama mau masak apa, sih?" Mama Hayu mengawasi mbok Lastri dan mbak Vera yang datang membawa dua ekor ayam yang sudah dibersihkan bulu-bulunya dan beberapa rempah-rempah.
"Bikin gulai ayam kampung, masakan kesukaan Hayom. Kamu tahu kan masakan kesukaannya Hayom?" pertanyaan Oma membuat Kina mendongakan kepalanya yang dari tadi lebih banyak menunduk. Ia lalu meringis pelan sambil menggeleng jujur. Dia memang tidak tahu apa makanan kesukaan Hayom.
Ada decakan yang dibuat oleh Oma yang duduk di depannya. Tatapan tegas Oma lagi-lagi membuat Kina mengkerut. Ia lalu menoleh ke arah Mama Hayu di sebelah Oma, tapi mama Hayu hanya menampilkan raut wajah datar.
"Kan bisa yang bikin mbok Lastri aja ma. Mama istirahat aja, capek kan abis naik pesawat."
"Kamu ngeremehin Mama yang udah tua Yu?" mama Hayu menghela nafas dan melengos saat mendapat jawaban dari Oma.
Dari pengamatan Kina, Oma ini memang sudah sepuh tapi secara fisik, Oma masih terlihat segar meskipun kulitnya sudah berkeriput dan rambutnya banyak uban. Kina menduga kalau Oma juga memakai skincare mahal seperti yang mama Hayu dan dirinya gunakan. Makanya, Oma masih terlihat cantik dan awet muda. Hayom benar-benar memiliki gen yang mumpuni hingga menjadikannya berwajah rupawan.
Oma memundurkan kursi dan berdiri mengambil se-ekor ayam kampung dan sebilah pisau. Di atas telenan kayu, Oma memainkan pisau dan mulai memotong ayam itu. Kina tak berani melakukan apa pun, untuk bergerak saja ia merasa gugup dan takut. Jadi, ia hanya duduk memandangi Oma, toh mama Hayu juga tak terlihat punya niat untuk membantu Oma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...