Sabtu sore di rumah Hayom kali ini terasa berbeda karena ada beberapa orang yang kini tengah mendekor kamar Hayom. Hayom tergelak melihat kamarnya sudah berantakan dan beberapa barang-barang sudah raib dari sana.
Cepat dia mencari kedua orang tuanya namun mereka tidak ada di manapun.
"Bik. Lihat mama sama papa nggak?"
"Tadi pergi den," Jawab Bik Lastri, pembantu di rumahnya
"Pergi kemana? Bibik tahu kalau kamarku lagi diobrak-abrik sama orang-orang itu" yang dimaksud adalah lima orang berseragam yang tengah sibuk memindahkan beberapa barang ke kamarnya.
"Tahu. Tadi Mamanya den Hayom sendiri yang nyuruh"
"Apa?!" Hayom terkejut bukan main, ternyata ini semua atas titah mamanya.
Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Hayom. Orang tuanya tak dapat dihubungi sejak tadi dan dia hanya bisa melihat kamarnya berubah.
Hari sudah sore namun Hayom memutuskan untuk pergi ke tempatnya Kevin karena mereka nanti akan duel dengan SMA Dwipa. Daripada menunggu orang tuanya pulang nanti dia malah di ceramahi banyak hal, lebih baik dia pergi sekarang.
Di tempat Kevin ternyata sudah berkumpul anak-anak yang lain. "Yom, mereka minta dimajuin jam 10 aja katanya",
"Oke. Tancap gas sekarang aja", Ucap Hayom yang disetujui oleh yang lainnya.
Mereka mengendarai motornya mereka masing-masing, tidak berselang lama mereka telah sampai di sebuah Gudang X., tempat janjian mereka akan berduel.
Jadi duelnya ini satu lawan satu. Dan kali ini Hayom yang akan maju karena dia sepertinya butuh pelampiasan. Anak dari SMA Dwipa sudah standby di sana menunggu kedatangan mereka.
"Jadi, udah siap?" Tanya Kevin yang memang biasanya dia paling vokal
"Udah. Mulai sekarang?" Kevin melirik Hayom dan dijawab oleh anggukan tegas dari Hayom menandakan kalau dirinya siap.
Hayom melepaskan jaketnya dan kemudian dia maju ke arena menatap lawannya di depan sana. Pertama, Hayom selalu berjabat tangan dengan lawannya. Itu hanya sebuah etika saja sih tidak akan mempengaruhi hasilnya nanti.
Sementara kedua petarung siap, yang lainnya berdiri di pinggiran sambil mengamati mereka.
Setelah aba-aba disuarakan, Hayom dan lawannya mulai memasang posisi. Mata mereka saling mengatami satu sama lain mencoba mencari celah. Tatapan Hayom sendiri sangat tajam, banyak petarung bilang bahwa tatapannya itu lebih mengerikan dari pukulannya. Dan itu adalah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh Hayom.
Bugh!
Tubuh Hayom terlempar akibat pukulan di wajahnya. Diusap bibirnya dan ternyata ada darah di sana, pantas perih. Sementara teman-temannya cukup kaget dengan gerak cepat lawan Hayom. Sepertinya dia bukan lawan sembarangan.
Petarung dari SMA Dwipa tadi siap memukul namun tangannya cepat ditangkis oleh Hayom dan pukulan di perut segera dilayangkan oleh Hayom.
Seketika lawannya langsung roboh dengan pukulan itu. Tidak cukup sampai di situ, Hayom kembali menarik kerah kaus lawannya dan segera memukul wajahnya.
Bugh!
Bugh!
"Mampus Lo!" ucap Hayom dalam hati. Di depan sana lawannya sudah tersungkur. Ternyata duel kali ini tidak menantang, hanya beberapa pukulan saja dia sudah tumbang.
Segera Hayom mengambil jaket yang dibawa oleh Aldo dan mengenakannya sambil berjalan keluar.
"Mana?" Kevin meminta uang taruhan yang dijanjikan karena mereka menang. Setelah Kevin menerima uang itu, lalu mereka pun keluar menyusul Hayom.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...