MWB-42. Teledor

2.2K 178 30
                                    

Up lagi.... yeay...

**

Hayom mendesis di bawah guyuran air shower, hawa panas yang sempat menyelimuti tiap inchi kulitnya akhirnya meluruh berganti dengan kesejukan, membuat otot tubuhnya mengendur perlahan-lahan.

Setelah turnamen basket semester lalu, baru kali ini ia dan tim basketnya bermain lagi sembari menyeleksi beberapa anak yang masuk dalam ekstrakurikuler basket.

Hanya berlilitkan handuk di pinggang, Hayom melenggang dari shower menuju loker-nya di ruang ganti. Dia baru saja membuka loker, tapi kemudian tangannya yang hendak mengambil baju seragam terhenti saat mendengar teman-temannya bersiul-siul menggoda.

Sontak saja Hayom merasa heran, keningnya mengernyit dalam dan menyisir pandangannya ke penjuru ruang ganti. Rasanya tidak ada perempuan di sini, kenapa teman-temannya malah bersiul? Apa jangan-jangan mereka ada yang homo?

Tapi, dugaannya itu justru membuat Hayom merasa was-was karena sekarang netra teman-temannya itu justru mengarah pada dirinya dengan tatapan menggoda seraya tersenyum menyeringai.

"Gila, Dara mainnya kasar juga ya.." kata Kevin yang disusul oleh gelakan dari yang lain.

Hayom mengernyit, dia lantas memindai tubuhnya sendiri di cermin di depan lokernya. Shit!. Hayom mengumpat pelan saat melihat bagian dadanya yang penuh dengan tanda merah. Ia menelan ludah banyak-banyak, lupa kalau bagian tubuhnya dipenuhi jejak.

"Tuh punggungnya juga banyak bekas cakaran. Wadaw! Gak nyangka gue si Dara bisa gitu...." tambah Sadewa yang setengah kaget saat melihat torso Hayom penuh dengan tanda-tanda mencurigakan.

"Gila men...berapa ronde lo semalem? Masih kuat main basket pula tadi.."

Hayom berdecak, teman-temannya justru tertawa terbahak-bahak melihat Hayom yang salah tingkah dan langsung memakai kaus sebagai dalaman seragam. Ia hanya memberi senyuman kecil pada yang lain tanpa mengatakan apa pun. Dirinya pun saat ini masih shock dengan keteledorannya kali ini. Tapi sebisa mungkin wajahnya menampakkan aura tenang dan datar.

Hayom kemudian memilih duduk di samping Dafa yang sedang menyisir rambutnya. Dafa pun tersenyum usil pada Hayom sementara yang lain masih belum berhenti menggodanya.

Hayom menarik nafas panjang. Ini semua karena ulah Kina. Semalam, entah setan apa yang sedang merasuki Kina. Dia tak pernah seliar dan seagresif itu kalau sedang melakukan hubungan badan dengannya.

"Berapa banyak tanda sih yang mau lo buat?" tanya Hayom tadi malam, saat Kina berada di atasnya dan menyesapi setiap kulit dadanya.

"Ssssttt.." jawaban itu membuat Hayom terkekeh. "Oke.oke. buat tanda sebanyak yang lo mau,"

Dan kemudian Hayom hanya bisa merasakan sensasi aneh di kulitnya. Seumur hidupnya dia-lah yang selalu membuat tanda, dan semalam Kina adalah wanita pertama yang menandai dirinya. Dan sayangnya, tidak hanya cukup satu tapi ada belasan tanda di sana. Dan itu juga pertama kali Kina melakukan hal itu padanya.

Dan bukan hanya jejak di tubuhnya saja, karena tadi pagi saat mereka berdua bangun, mereka juga dibuat terkejut dengan kondisi kamar mereka yang sangat berantakan, penuh jejak mereka berdua. Karena tidak hanya ranjang, melainkan setiap sudut kamar mereka gunakan. Mulai dari meja nakas, meja belajar, sudut dinding, kamar mandi, tak luput dari jajahan mereka dengan berbagai gaya yang mereka praktikkan bersama.

Hayom bahkan harus berkali-kali mengerang saat tangannya yang menutup mulut Kina karena terlalu kencang saat berteriak dan mendesah digigiti oleh Kina. Entah berapa banyak cakaran ia terima di bagian punggung karena efek berkali-kali pelepasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang