MWB-3

4.3K 189 3
                                    

"Pa, apa perlu kita cariin calon suami buat Kina?" Hayu masih mencoba memahami perkataan Fatma tadi. Bagaimanapun dia juga seorang Ibu, dia tahu bagaimana perasaannya ketika mendapati bahwa apa yang diharapakan dari anaknya belum tercapai.

"Nggak boleh gegabah Ma. Lagian masa kita main asal nikahin Kina dengan orang yang nggak kenal dia"

"Kita tanyain aja apa mungkin dia punya pacar", ucap Hayu masih bersikukuh untuk menyelesaikan wasiat tadi.

"Kalaupun dia punya pacar, apa mungkin keluarga pacarnya itu setuju? Sedangkan kita dengar tadi kalau Kina juga masih sekolah"

"Tapi gimana pa? Kalau kita bisa melakukan wasiatnya tadi, kita bisa berdamai di kasus ini. Hayom nggak perlu masuk penjara"

Langkah Papanya Hayom terhenti diikuti oleh Mama yang heran mengapa mereka berhenti.

"Kalau memang harus dipenuhi wasiat itu, maka orang yang sudah berbuatlah yang harus bertanggung jawab", Pandangan Firman tertuju pada satu orang yang kini tengah berjalan ke arah mereka dengan plester di kepalanya. Seketika Hayu pun ikut melihat pandangan suaminya dan kemudian mengernyitkan kedua alisnya.

"Hayom?", tanya Mama melirik ke arah Suaminya yang disambut dengan anggukan

"Kita cari tahu tentang Kina malam ini, besok kita putuskan",

Orang yang tengah dibicarakan sudah mendekati mereka dengan wajahnya yang lusuh.

"Kenapa kalian liatin aku kaya gitu?"

"Jadi, anak Mama ini sudah siap untuk bertanggung jawab kan?"

"Maksud mama apa sih? Aku dipenjara?"

"Kamu mau?"

"Ya enggaklah ma, aku masih punya masa depan. Nggak mau di penjara", dengkus Hayom kesal

"Kalau gitu kita carikan cara lainnya"

"Apaan?" tanya Hayom penasaran

"Tunggu keputusannya besok"

Hayom terheran-heran dengan gelagat orang tuanya. Dia tidak punya ide apa yang terjadi, kalau dia tidak dipenjara jadi kesepakatan damai sudah diambil bukan? Hayom kemudian tersenyum mendapatkan kenyataan itu. Akhirnya dia bisa hidup bebas tanpa harus masuk penjara. Orang tuanya pasti telah mengeluarkan banyak uang sebagai kompensasi.

Semalaman ini kedua orang tua Hayom masih sibuk menelusuri riwayat hidupnya Kina. Ternyata dia adalah anak yatim dan ditinggal oleh Ibunya menjadi TKW di Arab Saudi. Biasanya Ibunya itu pulang tiap lima atau tujuh tahun sekali dan dia tinggal bersama budhe dan pakdhenya di sebuah rumah sederhana.

Hal yang semakin membuat mereka tercekat adalah Ibunya Kina sengaja pulang dan tidak akan bekerja lagi karena Buhde dan Pakdhenya memutuskan untuk pindah ke kampung halaman dan dia tidak ingin Kina pindah sekolah karena dia sudah masuk ke kelas 12 SMA seperti Hayom.

Kepulangan Ibunya adalah untuk menemani Kina supaya dia tidak pindah sekolah. Namun malang tak dapat dihindari, ternyata semuanya tidak sesuai rencana.

Hayu tersenyum memandangi potret Kina yang diperoleh dari orang suruhannya. Anak itu cantik tapi tidak berlebihan dan dia juga memiliki banyak prestasi akademik tidak seperti anaknya yang kerjaannya bikin masalah.

"Jadi gimana pa?"

"Papa ikut Mama sajalah"

"Kalau mama sih oke. Dia sepertinya anak yang baik dan juga pintar. Lihat, dia punya banyak piagam dan medali beda banget sama Hayom"

"Mereka juga satu sekolah ma" timpal Firman

"Iya Pa. Sepertinya akan menarik. Mama sih oke" Akhirnya sunggingan senyum di bibir Mamanya Hayom mengembang mendapati kenyataan bahwa Hayom akan segera menikah.

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang