MWB-41. A strange feeling

2.4K 171 14
                                    

Demi apa hari ini double up 😊😊

**

Sesi latihan band selesai lebih awal dan semua anggota band dadakan itu menghembuskan nafas lega dan puas saat berhasil menggarap lagu two is better than one milik Taylor swift dan Boys like girls. Kina dan Dirga duet di lagu itu dan ternyata hasilnya diluar dugaan. Suara mereka masuk dan musiknya pun sangat pas.

"Keren banget kalian!" Wajah Dirga terus sumringah, akhirnya menemukan lagu kedua untuk band mereka.

"Jadi lagu yang kedua ini aja ya pak?" tanya Fitra yang dibalas dengan anggukan mantap oleh Dirga.

"Yup, ini aja. Two is better than one." ucap Dirga tapi matanya melirik ke arah Kina yang juga sedang melihat dirinya.

Pandangan keduanya berserobok dan seutas senyuman dari masing-masing menguncinya. "Two is better than one." gumam Kina. Judul lagu yang penuh makna.

Sampai kemudian Fitra berdehm, Kina dan Dirga buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dada Kina berdetak lebih kencang sambil berdoa semoga Fitra tak mencurigai sesuatu diantara dirinya dan gurunya itu.

"Latihan hari ini udah dulu ya, kita masih punya waktu seminggu sampai hari H," ucap Dirga yang dibalas dengan anggukan semua anggota band.

Waktu istirahat masih tersisa beberapa menit, sebagian dari mereka memilih untuk pergi ke kantin. Pun dengan Kina yang hendak ke sana, namun urung ia lakukan karena Dirga menahan tangannya di ruang musik.

"Kin," panggil Dirga.

"Iya, Pak?"

Dirga mengambil sesuatu dalam ransel yang ia bawa tadi, "Ini buat kamu."

Kina mengernyit melihat paper bag yang diberikan oleh Dirga, "Apa ini, Pak?"

"Itu ada healthy food dan yoghurt," Dirga mendekat dan menepuk pundak Kina pelan, "Kamu...jangan sakit lagi ya,"

Dirga sempat melihat saat Kina sakit beberapa hari lalu di UKS, dan berbekal dari ke-kepo-annya pada dokter Vebri, ia lantas tahu makanan apa yang sebaiknya Kina konsumsi. Sungguh, melihat Kina yang tak berdaya itu membuatnya tak nyaman.

"Ma—makasih, Pak. Harusnya gak perlu repot kaya gini," ucap Kina merasa tak enak.

"Saya gak repot. Saya senang melakukannya untuk kamu,"

Kina menundukkan kepala. Dadanya berdetak lebih kencang, dari semua perhatian yang Dirga berikan, rasanya kali ini adalah yang paling dalam.

"Terima kasih, Pak."

"Ya. Kamu hati-hati balik ke kelasnya ya,"

Kina pun beranjak dari ruang musik meninggalkan Dirga yang masih setia berdiri dan memandangi Kina hingga dirinya menghilang di belokan koridor.

Kina melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah, ia menyusul teman-temannya yang masih di sana. Ia berniat akan memakan makanan yang diberikan oleh Dirga di sana saja. Tapi, belum sampai dirinya di Kantin langkahnya terhenti saat melihat kerumunan yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Siapa yang jatuh?" samar-samar Kina bisa mendengar ucapan dari kerumunan. Sepertinya ada yang jatuh di sana dan sedang menjadi tontonan.

Kina yang penasaran ikut mendekat kerumunan. Tubuh mungilnya melesak menggeser beberapa anak. Sampai di dalam kerumunan itu, ia bisa melihat di sana ada Dara tengah duduk di lantai yang basah, mulutnya mengaduh dan memegangi lutut kakinya yang mengeluarkan darah.

Kina menegak ludah saat melihatnya, tapi bukan karena simpati pada Dara yang sudah mengeluarkan air mata melainkan karena di depan Dara ada Hayom yang sedang berjongkok yang mencoba memindai kondisi Dara. Hayom lantas memeluk Dara sebentar dan mengusap air mata yang keluar, kemudian ia segera menggendong Dara dengan dua tangannya ala bridal style memecah kerumunan dan berjalan secepat mungkin menuju UKS.

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang