Hallo.... sorry ya baru update...😊 semoga masih ada yang nungguin cerita ini ya...😉
---------
Seperti janjinya semalam, sore ini Hayom akan mengantar Kina ke makam Ibunya. Bukan, lebih tepatnya mereka akan mengunjungi makam itu bersama-sama setelah pulang sekolah. Mengingat cuaca yang sangat cerah dan setelah mempertimbangkan ramalan cuaca dari situs BMKG, maka mereka memutuskan untuk menggunakan sepeda motor daripada harus bermacet-macetan dengan mobil. Tapi ternyata pilihan mengendarai sepeda motor tak sepenuhnya baik karena Kina merasa pinggangnya pegal karena harus membonceng sepeda motor sport Hayom yang memaksanya harus memasang posisi sudut 30 derajat. Sungguh dia tak mengerti bagaimana cewek-cewek selalu bangga dengan cowoknya yang bermotor sport. Nyaman enggak, keram iya.
"Lo ngapain diem? Ayo jalan" Kina memutar mata saat melihat Hayom jalan duluan. Dia tidak tahu apa kalau sekarang dirinya sedang berusaha menetralkan tulang punggungnya. Bibirnya mengerucut dan setengah menggerutu dia akhirnya berjalan di belakang Hayom.
Mereka berdua duduk di tanah tak menghiraukan itu akan membuat celana mereka kotor. Terutama Kina, dia ingin berada di posisi yang nyaman karena sepertinya ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah membersihkan daun-daun kering yang berserakan dan mencabuti rumput-rumput liar yang mulai tumbuh di sekitar makam, mereka berdua kembali duduk dan sama-sama memandangi papan nisan.
Kina menghela nafas, dia mengambil bunga yang sudah ia beli tadi, menaburkan di atas gundukan tanah yang sudah menipis. Selanjutnya ia kembali diam.
Matanya masih setia memandangi nisan yang menampilkan nama Ibunya lengkap dengan tanggal lahir dan tanggal wafat.
'Ibu, Kina datang' ucapnya di dalam hati
"Ibu tahu nggak sih kalau seringkali Kina bahkan lupa kalau Kina punya Ibu. Tapi kemarin tiba-tiba Kina ingat sama Ibu, apa itu artinya Ibu juga sedang kangen sama Kina?" katanya lagi masih di dalam hati tapi dadanya terasa panas dan sesak. Dia menahan sesuatu di sana.
'Ibu apa kabar di sana? Pasti Ibu seneng banget ketemu sama Bapak kan? Kina titip salam ya sama Bapak dan juga sampaikan maaf Kina ke Bapak karena dibandingkan sama Ibu, Kina malah lebih sering lupa sama Bapak. Ibu nggak perlu khawatir lagi sama Kina, sekarang Kina sudah tinggal sama mama Hayu, mereka baik banget sama Kina'
'Ibu tahu nggak sih kalau dari dulu Kina ingin seperti ini, bercerita banyak sama Ibu kaya temen-temen Kina yang lain. Pingin banget Ibu nanyain Kina 'Udah punya pacar belum?' atau Ibu marahin Kina karena Ibu nggak ngebolehin Kina pacaran dulu' Kina tersenyum
'Ya meskipun Kina sekarang udah nikah sama Hayom tapi ternyata kami lebih cocok jadi teman aja bu, semoga Ibu nggak marah ya. Ibu mau tahu nggak? Sebenarnya Kina suka sama guru Kina di sekolah, eh Ibu marah nggak sih kalau tahu Kina itu sukanya sama yang lebih tua? Ibu jangan marah ya. Dan Kina juga lagi seneng sekarang, karena ternyata perasaan Kina nggak bertepuk sebelah tangan. Iya, guru Kina juga tadi siang nyatain perasaannya ke Kina'
'Tapi Ibu jangan khawatir. Kina akan tetap giat belajar, Kina bisa lanjut kuliah seperti cita-cita Ibu'
'Ibu di sana lagi apa sih? Kina kangen banget sama Ibu'
Suasana di area pemakaman umum itu sepi, teramat sepi. Hanya angin sepoi-sepoi sore hari yang terdengar, meskipun ada dua manusia di sana.
Kina mengusah nisan Ibunya, betapa ia ingin bersama dengan wanita yang melahirkannya sekarang. Rasa rindu itu sangat beralasan.
Delapan belas tahun Kina hidup, tak banyak moment yang bisa ia ingat bersama dengan Ibunya apalagi dengan Bapak. Bapak meninggal saat Kina berusia dua tahun, dia bahkan tidak bisa mengingat sedikitpun seperti apa Bapaknya. Hanya sebuah foto usang yang ia punya untuk mengenali Bapak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...