MWB-34. Sex Education

4.3K 178 13
                                    

Hopefully, masih ada yang nunggu notif cerita absurd ini????????

***

Hayu mengetuk kamar anaknya tiga kali. Wanita paruh baya itu sepeti biasa menunggu di depan pintu sampai setidaknya anak-anaknya menyuruhnya masuk. Tapi kali ini ia mengernyitkan dahi saat tak mendapati jawaban apa pun dari dalam.

Ia gerakkan kenop pintu dan ternyata terbuka, tidak dikunci. Ia pun pelan-pelan membuka pintu dan mengintip di sela-sela pintu yang terbuka sedikit. Tapi, lagi-lagi keningnya mengernyit saat tak mendapati siapa pun di dalam kamar.

Ia lantas menerobos masuk ke dalam kamar. Kalau kejadiannya adalah dulu saat Hayom masih sering main dengan temannya, maka Hayu tidak akan heran karena anaknya itu kerap kali tidak pulang ke rumah. Tapi kalau sekarang, beda ceritanya. Setidaknya ia sudah merasakan perubahan yang dialami oleh Hayom yang lebih sering berada di rumah meskipun kerap pulang malam.

Hayu berdecak saat melihat pakaian bertebaran di lantai. Lebih tepatnya pakaian Hayom. "Jorok banget sih ni anak!" keluhnya sambil memunguti kaus dan celana kolor di lantai yang kemudian ia letakkan di atas tempat pakaian kotor di depan kamar mandi.

Hayu hendak beranjak setelah menduga mungkin kedua anaknya keluar pagi-pagi sekali untuk jogging, meskipun sepertinya anak-anaknya tidak pernah melakukan itu di minggu pagi.

Namun, langkahnya terhenti saat telinganya menangkap sebuah suara yang tak begitu jelas. Ia menajamkan pendengarannya lagi untuk mencari sumber suara. Dan, kedua alisnya bertautan saat melihat pintu kamar mandi, tempat suara itu sepertinya berasal.

Sebelah telinga ia tempelkan di pintu kamar mandi, mencari-cari suara di sana.

"Hih jangan disiram yang itu, geli."

"Halah bilang aja suka."

Hayu mengernyit dalam-dalam, ia masih berpikir setelah yakin kalau sumber suara adalah dari balik pintu kamar mandi ini. Ia juga bisa mendengar ada dua suara, perempuan dan laki-laki.

"Astaga!" Hayu membekap mulutnya sendiri. Matanya membeliak dan tangannya kemudian memegangi dadanya sendiri.

Cepat Hayu melangkah. Ia memilih untuk segera keluar dari kamar anak-anaknya, sebelum mereka tahu keberadaannya di sana.

Hayom menyipitkan mata pada dua orang tuanya yang sudah berada di ruang makan. Mereka sarapan seperti biasa, tapi yang tidak biasa adalah penampilan orang tuanya yang sudah rapi di hari minggu pagi. Padahal, biasanya mereka jarang keluar kalau pagi, tapi kalau siang atau sore hampir selalu.

"Mama sama Papa mau pergi?" tanya Hayom. Ia menyesap teh hangat sebelum menyendok nasi uduk.

"Iya. Hayom, kamu temenin Papa main golf hari ini." Kata Firman. Hayom mengangguk-anggukkan kepala. Pantas saja Papanya berpakaian bertolak belakang dengan Mama yang sangat rapi. Papanya justru mengenakan baju olahraga.

"Kina, kita ke salon ya habis ini." Kata Hayu. Kina bergeming sebentar, sebelumnya dia tidak pernah ke salon bersama Mama mertuanya. Tapi, ia lantas menganggukkan kepala seperti biasa ketika Hayu menyuruhnya untuk melakukan sesuatu.

**

Kina dan Hayu datang tepat setelah salon itu membalikkan papan informasi bertuliskan 'Open' di jendela. Salon yang terletak di sebuah mall pusat kota ini terlihat kecil dari luar, tapi ketika masuk ternyata masih banyak space di dalamnya. Kina sampai terperangah melihat ada salon sebagus ini. Ia tidak pernah ke salon besar seperti ini, paling banter juga hanya ke salon milik tetangganya dulu yang hanya memanfaatkan sebagian ruang tamu.

Hayu lantas memesan beberapa jenis perawatan mulai dari ujung rambut hingga ujung kuku. Mereka berdua kemudian digiring ke sebuah ruangan khusus yang memang dipesan eksklusif oleh Hayu. Ia ingin perawatannya kali ini tidak berbaur dengan pelanggan lain.

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang