"Hai Renata, boleh duduk di sini ya. Yang lain udah penuh.." tanya Vivi pada Renata yang sedang mengunyah nasi goreng di salah satu meja kantin seorang diri.
Renata mengangguk, mempersilahkan Vivi dan Kina untuk duduk di sebelahnya. Mendapati Renata seorang diri di sekolah bukanlah hal baru, cewek cantik yang sekarang berambut pendek seperti polwan itu ternyata masih cukup dikucilkan walaupun sudah berpacaran dengan Rion hampir setengah tahun.
"Lo jadi makin cantik deh Ta sama rambut pendek gitu, jadi lebih seger."
"Makasih, Kak." Sahut Renata pada Vivi
"Eh lo masih pacaran sama Rion?"
"Masih, kok."
"Betah banget lo pacaran sama si songong itu Ta,"
"Ya gimana, udah cinta sih soalnya."
Kina dan Vivi seketika saling bertatapan dan mengulum senyum mendengar jawaban tanpa basa-basi dari Renata.
"Ckckck, iya deh yang lagi bucin." Goda Vivi dan Kina yang membuat pipi Renata memerah.
"Vi, masa lo gak mau sih ntar jalan sama gue sama Dafa?" Kina mengerucutkan bibir saat mendapati Vivi menggelengkan kepalanya lagi. Sore nanti akan ada peluncuran novel yang dihadiri oleh penulisnya langsung. Kina berencana mengajak Vivi tapi malah Dafa yang menawarkan diri.
"Sorry ya Kin. Gue bukan siswa pinter kaya lo, bisa dibacok gue sama nyokap kalau ketahuan bolos les UN lagi. Lagian Cuma sama Dafa elah,"
"Ya kan..."
"Hargai aja lah ajakannya si Dafa. Kalo nggak lo bilang aja tuh sama doi lo," tukas Vivi yang menyebut Dirga sebagai doi.
Kina mendengus, "Udah. Tapi bilangnya ada acara nanti,"
"Jalan berdua sama Dafa gak apa-apa kali Kin. Kecuali kalo lo ada rasa sih..."
"Ih apaan sih. Pesen makan sekarang aja yuk."
"Gue aja deh sekalian, ntar ada yang ngambil kursinya lagi." Kata Vivi pada Kina dan beranjak menuju deretan ibu kantin tak jauh dari tempat mereka sekarang.
Kina mengetuk-ngetukkan jarinya di meja pelan-pelan sambil matanya mengawasi area sekitar. Hampir seluruh meja kantin telah penuh bahkan antrian di stand ibu kantin juga rata-rata memanjang. Hari senin yang sibuk, seperti biasa.
Dari tempatnya duduk, ia bisa melihat dengan jelas koridor kelas yang terhubung dengan area kantin. Dan di sana ia melihat sepasang siswa yang sedang berjalan beriringan. Sudut bibir Kina tertarik sedikit dan menghela nafas setelahnya.
"Lagi lihatin apa, Kak?" Kina menoleh pada Renata yang bersuara di sampingnya persis.
"Ng..itu lagi lihatin Dara sama Hayom." mata Renata pun ikut melihat koridor dimana keduanya sedang berjalan menuju kantin.
"Serasi ya mereka," tambah Kina.
Renata mengangguk, dia menyelesaikan makanannya di dalam mulut, "Serasi sih. Tapi kalau menurutku sih, kak Hayom lebih cocok sama kak Kina."
Kina mengerutkan dahinya dalam-dalam, "A—aku?" tunjuknya pada diri sendiri, merasa heran.
"Iya. Kalian lebih dapet chemistrinya.." Renata kembali melanjutkan makan sementara Kina memperhatikan Renata lebih dalam. Sepertinya Vivi benar, Renata terlalu betah pacaran dengan Rion sampai-sampai anak ini ketularan songongnya.
"Hai Renata," sapa Evan yang duduk tepat di depan Renata.
"Hm." Balas Renata,
"Kata ayang bebeb Rion, katanya lo gak usah nungguin Rion ke sini soalnya dia lagi dihukum bersihin ruangannya bu Jana. Heran deh gue, gak ada kapok-kapoknya cowok lo molor di kelas. Dihukum mulu kerjaannya, lo yakin gak mau putus sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE WITH BENEFIT
RomanceFollow dulu ya... Jangan lupa comment dan vote-nya... Setting anak SMA tapi kayanya kurang cocok dibaca anak seumuran anak SMA ke bawah. Akibat main kebut-kebutan di jalan raya, Hayom menabrak seseorang hingga nyawa orang itu tak terselamatkan. Kar...