15

167 31 25
                                    

Tunggu... Ada yang aneh?





























"Dimana Asahi?" tanya Jihoon. Yoonbin mengangkat bahu, dia tidak tahu. Jihoon bingung harus bagaimana, dia hanya bisa diam, Game ini ngebug kah?





"Bisa bisanya kalian meninggalkanku."

Ehh?

Jihoon menatap Asahi yang saat ini sangat kacau, seperti habis diterpa angin topan saja.

"Asahi, kau masih hidup?" tanya Jihoon tidak percaya.

"Yaiyalah, padahal aku tadi hampir tertangkap, tapi sesuatu terjadi." jelas Asahi.

"Apa yang terjadi?" sekarang Yoonbin yang bertanya.

"Jadi..."



Tet!

Suara bel itu mengejutkan mereka, tiba tiba komputer yang ada tengah tengah ruangan menyala.

"Kenapa ini?" tanya Jihoon.

"Kita hanya bertiga, jadi markas tidak aman lagi, itu artinya Haruto bisa datang kesini kapan saja." ucap Yoonbin. Asahi menatap sebuah botol yang keluar dari samping komputer.

"Akhirnya barang itu muncul." Jihoon dan Asahi menatap Yoonbin. Barang apa? Botol itu kah?

"Ini adalah senjata terakhir kita, jika air itu disiramkan ke Haruto, maka dia akan tertidur selama 5 jam, jadi, jika nanti terjadi sesuatu yang sangat serius, baru kita akan menggunakan ini."

"Jadi seperti itu, baiklah, kita harus bersiap siap sekarang." ucap Jihoon.

"Tunggu... ada kalimat lagi yang muncul disini." ucap Yoonbin. Benar saja, ada kalimat yang bertuliskan—

White

—di komputer itu. Maksudnya apa?

"Semakin hari semakin membingungkan saja permainan ini." gerutu Asahi.

"Sekarang kita bersiap siap saja, masalah Haruto dan si White itu nanti saja." ucap Yoonbin. Mereka pun berjalan ke kamar untuk bersiap siap, atau tidur sebentar sebelum Haruto datang menyerang.

Benar saja, 10 menit mereka bersantai, alarm peringatan berbunyi, itu artinya Haruto sudah datang, Oke.. Mari kita mulai pertarungan yang mungkin akan Absurd ini.

"Dimana kalian, kenapa sepi sekali?" itu adalah suara Haruto, dia berjalan santai sambil menatap ke sekeliling. Memang tidak terlihat siapa pun.

"Kami disini." itu seperti teriakan Jihoon. Haruto berjalan dengan hati hati, siapa tahu mereka membuat jebakan. Saat dia masuk, terlihat ketiga orang itu sedang duduk di meja makan.

"Kalian tenang sekali hah.. Malah makan, ikut lah." ucap Haruto lalu ikut bergabung makan. Udahlah.. Biarkan mereka makan dulu.

————

"Sudah kenyang, sekarang waktunya..." Yoonbin memandang Asahi dan Jihoon bergantian.

"Kaborrrr..." dengan cepat ketiga orang itu meninggalkan Haruto yang masih terdiam. Tak lama Haruto pun menghilang.

"Kalian mau lari kemana hah? Lupa kalau aku bisa mengejar kalian tanpa berlari." ucap Haruto yang langsung muncul di depan mereka.

"O iya lupa, tapi harusnya adil dong, kalau kami berlari, kamu juga harus berlari." gerutu Jihoon. Haruto terdiam sebentar kemudian menyeringai.

"Baiklah, aku tidak akan menghilang, aku akan berlari, asal..." Jihoon dan Asahi saling tos sebelum terdiam mendengar kalimat yang keluar dari mulut Haruto.

"Asal... Yoonbin Hyung rela kubunuh." Asahi dan Jihoon menganga, persepakatan apa ini.

"Oke.." mana di oke-in sama Yoonbin.

"Lagipula tugasku disini sudah selesai, dan cincin ini..." Yoonbin menggantung kata katanya lalu mengeluarkan cincin yang ada di sakunya.

"...Sesuai peraturan, aku harus membantu semuanya." setelah itu Yoonbin melempar cincin itu ke sembarang arah. Jihoon berteriak sedangkan Asahi terdiam.

"Maafkan aku, sudah saatnya aku pergi." Yoonbin berbalik menatap Haruto yang duduk sambil makan popcorn menikmati drama ini. Canda.

"Silakan bunuh aku." ucap Yoonbin sambil tersenyum. Haruto menyeringai. Sinar merah mulai membuat tubuh Yoonbin menghilang. Hingga...





"Lakukan Hyung!." teriak Asahi. Jihoon pun menyiramkan air yang menjadi senjata terakhir mereka ke Haruto. Tak lama Haruto pun tumbang.

"Waktu kita cuma 5 jam, ayo kita bergegas." ucap Jihoon. Asahi mengangguk.



Misi pencarian Cincin dimulai...







# Bersambung.

Jeng jeng jeng...

By : RA.

Game |•| Treasure (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang