Kita mulai dari Doyoung yang terbunuh pertama kali, setelah sinar merah itu membuat tubuhnya menghilang dan membuat pandangan nya buram. Setelah beberapa detik dia menutup mata, dia merasa dia tertidur di suatu tempat, ruangan dengan nuansa putih, terlihat cerah.
"Selamat datang." Suara seseorang membuatnya terkejut, seorang Pria tinggi berdiri di samping nya, oke, panggil saja pria itu dengan sebutan AD—Eiydi—
"Kenapa harus aku yang mati duluan, kan baru main." Gerutu Doyoung.
"Kenapa kau marah padaku, marah pada Haruto, kan terserah Haruto siapa yang dia bunuh." Ucap AD ikut kesal.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan disini?" Tanya Doyoung.
"Menunggu permainan ini selesai, makan, dan memantau mereka." Jawab AD kemudian menghilang, dia tidak ingin menjadi pelampiasan.
Doyoung berjalan pada layar besar di sudut ruangan, layar layar itu menampilkan teman temannya, semua orang memiliki layar masing masing, bahkan Doyoung yang sudah mati ini.
"Baiklah, semoga disini seru." Ucap Doyoung pasrah.
————
Hari ini Doyoung sedang asik makan, dia menatap kearah teman temannya yang sedang bebersih. Dia menyengir, "baguslah aku disini, aku tidak melakukan pekerjaan itu."
Sesuatu hal membuatnya terkejut, saat melihat layar Hyunsuk, dia melihat terpojok oleh Haruto.
"Oh jadi Hyunsuk menjadi orang kedua."
Tak lama tubuh Hyunsuk terbaring di tempat yang sama dengan Doyoung saat pertama kali datang kesini.
"Hyung!" Panggil Doyoung membuat Hyunsuk membuka mata.
"Ehhh.. Doyoung.. makan apa, sini aku minta." Bangun bangun udah minta makan aja.
"Sana ngambil sendiri." Hyunsuk pun mengangguk, nurut aja dia.
"O iya Hyung, kok Hyung gak pakek botol Hyung, kan itu keadaannya mepet banget, kenapa Hyung diem aja?" Tanya Doyoung.
"Oh.. itu.. botol Hyung kosong." Jawab Hyunsuk sambil menyengir.
"Apa sudah hyung pakai sebelumnya?" Tanya Doyoung. Hyunsuk menggeleng.
"Ada yang menukar botol Hyung dengan botol kosong, Hyung juga tahu siapa orangnya." Ucap Hyunsuk sambil tersenyum.
"Siapa hyung, jahat sekali, hyung harus marahi dia." Hyunsuk kembali menggeleng.
"Tidak, Hyung tidak akan marah, mungkin dia lebih membutuhkan, biarkan saja, lagipula Hyung senang, tidak melakukan pekerjaan lagi." Ucap Hyunsuk membuat mereka tertawa.
"Bener juga, yaudah kita lihat aja perjuangan mereka dari sini." Ucap Doyoung diangguki Hyunsuk.
————
Keesokan harinya, disaat Doyoung dan Hyunsuk dengan tenang bersantai. AD datang dengan mengejutkan, bagaimana tidak terkejut, Orang itu muncul di depan mereka seperti hantu, namun belum mereka mau mengomel, mereka lebih fokus dengan orang yang AD bawa.
"Loh... Yoonbin" Ucap Hyunsuk tidak percaya. Sedikit terkejut saat melihat Yoonbin. Doyoung pun seperti itu.
"Hai Hyung, hai Doyoung." Sapa Yoonbin.
"Dia akan mengikuti permainan ini, menjadi pemain istimewa." Jelas AD.
"Kukira yang akan menjadi pemain Spesial adalah Doyoung, karena harusnya orang yang mati pertama kali akan kembali ke permainan menjadi pemain istimewa, ehh ternyata Yoonbin." Ucap Hyunsuk.
"Harusnya seperti itu, tapi Yoonbin datang dan ingin ikut, jadi dia yang akan menjadi pemain istimewa, tidak apa apa kan Doyoung?" Tanya AD sambil menatap Doyoung. Si empu agak kesal tapi mengangguk setuju.
"Tidak apa apa." Jawab Doyoung.
"Baiklah, aku akan mengantar Yoonbin kesana, makanan kalian belum habis bukan?" Tanya AD.
"Belikan kami beberapa cemilan, persediaannya sudah cukup berkurang." Jawab Hyunsuk.
"Baiklah, nanti akan aku belikan cukup banyak, karena aku yakin pasti akan banyak pemain yang gugur setelah ini." Ucap AD sebelum menghilang.
"Bener kata AD, setelah pemain istimewa diturunkan, permainan sesungguhnya telah dimulai." Hyunsuk mengangguk setuju, mungkin akan seru. Mereka menjadi bersemangat.
# Bersambung.
Segini dulu ya, mungkin Bonus Part bakalan aku jadiin 3 part, jadi ditunggu yaa...
By : RA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Game |•| Treasure (End)
Fanfiction---------***-------- Aturan dalam Game ini : 1. mereka boleh bersembunyi dimanapun agar tidak terbunuh. 2. pada pukul 00.00 semuanya harus berkumpul di markas dan melihat siapa yang sudah terbunuh. 3. pembunuh bisa berubah menjadi orang yang sudah...