S2 #17

1.7K 181 21
                                    

Vote dulu!!! Agak maksa nihhhh.....










##########









Lelah. Satu kata yang tepat menggambarkan perasaan Ayana saat ini. Dia baru saja kembali dari ruang operasi setelah berhasil menyelamatkan nyawa seorang anak kecil yang menjadi korban tabrak lari.

Tubuhnya benar-benar lelah sekarang, namun sepertinya waktu tak berpihak pada nya. Baru saja dia duduk dikursi ruangannya, sebuah lampu emergency yang menghubungkan dengan ruangan Nabilah berbunyi dengan brutal. Ayana langsung dilanda rasa panik. Semua rasa lelah nya lenyap seketika, berlari keluar ruangan dan membuka kasar pintu ruangan Ve yang tak jauh dari ruangan nya.

"Kak Ve Nabilah!! " Pekik Ayana langsung berlari tanpa mempedulikan Ve yang baru bangun dari tidur nya

Sebenarnya Ve baru terlelap setengah jam yang lalu karna terlalu lelah menangis. Saking lelapnya sampai tak menyadari lampu emergency yang terhubung dengan ruangan Nabilah berbunyi. Setelah tersadar, Ve langsung berlari menyusul Ayana.

Keduanya berlari membabi buta dengan wajah panik juga air mata yang mulai turun tanpa persetujuan nya. Tak mengindahkan teriakan marah dari orang-orang yang tertabrak karna nya. Kemudian berpapasan dengan beberapa suster yang sama paniknya baru akan menuju ruangan Nabilah.

"KALIAN NGAPAIN AJA?! MAU SAYA PECAT?! "

Teriak Ayana marah karna posisi beberapa suster itu lebih dekat dengan ruang rawat Nabilah, dan sudah seharusnya suster melakukan tindakan awal untuk mencegah terjadinya hal buruk.

Sedangkan diruang rawat Nabilah sangat kacau. Terlihat jelas bagaimana Nabilah kesulitan bernafas. Tubuh nya kejang-kejang, keringat membanjiri wajah manisnya, matanya yang memerah beberapa kali terbuka dan tertutup, wajah nya merah padam juga urat lehernya yang terlihat menegang pertanda Nabilah sangat kesakitan. Shani dan Shania tak tau harus berbuat apa. Tubuh mereka lemas melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana adik yang mereka sayangi sangat kesakitan.

"Dek! Hey kamu denger kakak?! Tetep sadar dek! DOKTER SUSTER!!!! " Shania berteriak membabi buta disana.

"Dek tarik nafas!! Jangan tutup mata kamu kakak mohon! CK. DOKTER! " Shani berteriak sambil berusaha menghapus peluh yang membanjiri wajah Nabilah.

Kemudian pintu terbuka dengan kasar menampakkan Ayana diikuti Ve dan beberapa suster dibelakangnya. Shania dan Shani menyingkir dari sana memberi ruang.

Ve, Ayana dan beberapa suster panik melihat keadaan Nabilah. Ayana mulai menyuntikan obat penenang dengan tangan nya yang bergetar. Ve mematung disamping brankar Nabilah. Hatinya berdenyut sakit melihat Nabilah kesulitan bahkan hanya untuk bernafas.

"KAK VE! " Pekikan Ayana menyadarkannya.
Ve mengambil alih Nabilah, mulai menyuntikkan berbagai obat pada tubuh kurus Nabilah.

"Kita harus segera bawa pasien ke ICU!!! " Pekik Ve

Mereka mendorong brankar Nabilah dengan tergesa-gesa ke ruang ICU. Setelah sampai, Tubuh Nabilah langsung dipasangi kabel-kabel medis untuk membantu mengetahui kondisi Nabilah.

Sebenarnya Shani dan Shania tak diperbolehkan masuk, namun mereka memaksa dan meneriaki perawat disana hingga mereka masuk dengan paksa.

My Story With My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang