S2 #7

1.5K 146 42
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA!!!! HAPPY READING...






###########


















Disebuah ruangan bercat putih, dengan tirai terbuka mempersilahkan sinar mentari pagi masuk berharap dapat membangunkan seorang gadis yang masih betah menutup matanya diranjang itu.

Dengan sabar gadis berjas dokter itu membersihkan pasien yang sudah seperti adiknya sendiri. Setelah itu mengganti pakaian pasien dengan bantuan suster yang juga dekat dengan pasien. Ya, dua orang itu adalah stella dan amel.

"Kapan dek ayu bangun dok? " Tanya suster amel

"Aku juga ngga tau. Kita hanya perlu sabar menunggu dan berdoa supaya dek ayu tetap bertahan" Ucap Stella

"Huftttt" Helaan nafas terdengar dari keduanya.

Setelah selesai membersihkan tubuh nabilah dan mengganti pakaiannya, mereka segera melanjutkan kewajiban masing-masing.

Diruangan ve, sedang mendata pasien-pasien yang ia rawat. Keseriusannya membuat aura nya terpancar, sangat keren dengan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya. Seharusnya nabilah menyaksikan ini.

Ayana sendiri sedang melakukan operasi terhadap pasien yang didiagnosis terkena kanker darah. Pakaian nya yg terdapat bercak darah, raut wajahnya yang sangat serius dengan peluh di dahinya, dan tangannya yang lihai bermain alat medis. Harusnya Nabilah melihat ini.

Melody yang sedang sibuk dengan berkas kantornya. Tangannya menari-nari diatas keyboard laptop. Pandangannya yg difokuskan ke berkas kemudian beralih ke laptop, begitulah seterusnya. Matanya yang memancarkan keseriusan menambah kesan ketegasan dirinya. Inilah salah satu kebanggan Nabilah, kakak yang tegas namun tetap adil dan baik. Harusnya Nabilah melihat ini.

Gracia yg sedang berlatih basket untuk pertandingan bersama teman-teman nya. Gerakannya yang cepat dan tepat, keringat ditubuhnya yang menandakan usaha kerasnya, dan keseriusan yang terpancar diwajahnya. Harusnya Nabilah melihat ini.

Shani yang sibuk diruang OSIS dengan beberapa anggota OSIS lainnya. Kesibukannya bertambah seiring berjalannya waktu karna ketua OSIS yang sudah di tingkat akhir. Mendata setiap kegiatan yang akan dilaksanakan besok. Ucapannya yang tak kalah berwibawa dari kakaknya. Sebuah kebanggaan tersendiri memiliki kakak seperti Shani. Harusnya Nabilah melihat ini.

Shania yang sedang mendengarkan penjelasan gurunya didepan. Tangannya yang memegang alat tulis, sesekali menuliskan hal penting yang disampaikan gurunya. Dengan pelan dan tenang ia memahami sedikit demi sedikit pelajaran yang diberikan untuk ujian nanti. Harusnya Nabilah melihat ini.

Harusnya Nabilah melihat itu semua, harusnya Nabilah juga bisa membanggakan mereka semua, harusnya Nabilah berada disisi mereka. Namun itu hanya harapan dari semua orang terdekatnya.

Seminggu berlalu, pertandingan basket Gracia telah selesai kemarin. Dan hari ini adalah hari terakhir Shania ujian, sudah 3hari ia melaksanakan Ujian akhirnya dengan baik dan inilah akhirnya.

"Ini hari terakhir ujian kan? " Tanya Ayana

"Iya kak"

My Story With My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang