Mom.02

45 4 5
                                    

Kerajaan demon

Perlahan Xander membuka matanya, menyesuaikan cahaya di ruangan tersebut, kepalanya yang terasa berat tengah diperban, selain itu ia yang taduli memakai pakaian bangsawan vampire kini sudah berubah menjadi pakaian pasein serba putih, mencoba mengenali keberadaannya sekarang Xander berada di rumah rawat khusus keluarga kerajaan demon.

"Dokter pangeran Xander sudah sadar" teriak seorang susuter perempuan beberapa saat kemudian seorang pria dengan pakaian dokter memsuki ruangan itu dan mulai memeriksa Xander

"Pangeran apa yang anda rasakan" Tanya dokter itu

"Pusing" jawab Xander singkat.

"Baik sayaakan segera berikan obatnya" kata dokter itu lagi "Kondisi pangeran jauh lebih baikdari pada kemarin." lanjut nya lagi

"Berapa jam aku pingsan?" Xander

"Jam?, pangeran tak sadarkan diri dari tiga hari yang lalu," balas dokter itu, padahal Xander kira luka yang ia dapat tak seberapa, sepertinya Xander terlalu meremehkan seorang raja Vampir. Perlahan dokter itu membantu Xander untuk duduk lalu memberikan segelas ramun.

"Ini akan mengurangi rasa sakit pangeran" ucap nya dan tanpa basa-basi Xander langsung meneguk nya sampai habis, "Apa pangeran merasa lebih baik?" Tanya laki laki itu yang dibalas angukan singkat oleh Xander, dokter itu tersenyum sementara Xander dengan wajah datarnya mencoba mengabaikan sesak di dadanya.

Xander menatap keluar jendela bulan purnama tengah bersinar di atas sana suara lolongan serigala mengemma dari arah timur, memang kediaman para serigala berada di timur kerajaan Demon, jadi tak salah jika suara itu samar samar muncul dari sana.

Apa lagi mengingat Xander yang setengah vampire akan lebih jelas mendengarnya dari Demon lain. Tiba tiba pertanyaan pertanyaan aneh melintas di pikiran Xander.

'Seandainya aku tak pernah dilahirkan, bukankah segalanya akan sempurna?.'

Entah sejak kapan Xander selalu memikirkanhal itu, namun nyatanya selama 19 thn lama nya haya pertanyaan itulah yang slalu ada di benak nya, pertanyaan yang tak pernah terjawab sampai sekarang.

"jika sudah lebih baik, saya akan akan memangilkan Tuan," ucap dokter itu, namun tak mendapat respon dari Xander "Saya permisi pangeran," dokter itupun keluar dari ruangan itu diikuti oleh perawat tadi

'malang nasib mu pangeran, semuga takdir segera pertemukan mu dengan senyuman' batin dokter itu dan menghilang dari balik pintu.

Sebenarnya Xander mendengar perkataan dokter tadi, sungguh pendengarannya tak rusak samasekali, lebih baik malah apa lagia ia adalah seorang Vampire hanya saja Xander terlalu malas menangapinya apa lagi hal yang menyangkut ayahnya yang seorang raja demon.

Bagi Xander ada ataupun tidak ada orang itu hidupnya akan tetap sama, hitam tanpa warna, tanpa cahaya, dan tanpa tawa.

"dasar anak tidak berguna!!!, mulai tak tahu diri kamu" suara itu kembali menggema di pikiran xander, rasanya luka-lukanya mulai terasa seperti terbakar di seluruh tubuhnya namun tetap saja tak seperti luka yang membakar hatinya, Xander mulai ngulangi dan mengingat ngiat apa yang terjadi di keajaan Vampir sebelum ia kaburdari sana.

Flashback on

Sudah tiga hari Xander tinggal di kerajaan Vampir meski demikian ia terlalu malas untuk mengenali isi kastil besar ini, apalagi keberadaannya yang di anggap parasite oleh sebagaian orang termasuk Jevan -adik sama ibu lain ayah- namun Xander masih dapat bernafas lega karna raja Vampire -ayah tirinya- terlihat tak peduli dengan keberadaannya, bukan kah itu lebih baik dari pada diangap musuh.

Terlahir Sebagai RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang