Udara yang hangat seolah tengah memeluk semesta, ribuan bunga bermekaran menampilkan berbagai warna yang mengisi tanah luas mengitari castle megah dengan bendera bendera berlambang bulan berjajar di sekitarnya, seorang anak lelaki berambut hitam dengan mata amber menyelinap keluar dari pintu belakang castle, kedua telapak tangannya meningalkan bekas merah memegang pedang, lutut kanannya berdarah, kedua sikunya tergores lumayan parah, rambutnya berantakan, dan wajahnya penuh dengan peluh keringat.
Mata ambernya menyisir keluar, memastikan tidak ada maid atau penjaga yang berpotensi akan menemukannya di hamparan warna warni bunga di sekitarnya. nyatanyakabut dari latihan "putra alpha" yang menyiksa cukup sulit, mengingat Mr. Handston dan putrinya Hannah tidak pernah mengalihkan pandangan dari anak 10 tahun tersebut.
Anak itu berjalan di tengah tengah padang bunga, mengambil beberapa tangkai terbaik yang bisa ia temukan sepanjang perjalanannya, warna warni bungga ia gengam di tangannya, seolah tidak peduli dengan perih yang ia rasakann. Suara burung membuatnya menoleh ke atas, beberapa butung gereja hinggap di catle besar di belakangnya, anak itu tersenyum lalu melanjutkan perjalanannya yang langka.
"Maaf Mom, kita akan lebih jarang bertemu dalam bulan bulan terakhir, Ayah sama sekali tidak memberiku waktu istirahat kecuali untuk tidur dan makan bubur bau yang katanya bisa membangkitkan semangat dan tenaga itu, sungguh aku masih mual tiap kali menyapnya untuk pertama kali Mom, namun aku selalu menghabiskannya, takut jida Ayah melempar pisaudagingnya jika aku terus terus membuang makanan di hadapannya. Ibu tau sendiri lh bagaimana Ayah berdoa tentang berkah makanan dan kehidupan pada Moongoddes setiap harinya," anak lelaki itu tertawa, meletakkan warna wari bunga dihadapannya ke gundungan tanah dengan patokan batu tanpa nama.
"Mom tau aku selalu merindukanmu, sebenarnya akupunya beberapa pertanyaan yang tidak bisa kutanyakan pada Ayah, seperti apa warna mata kita sama, atau apa rambutmu pirang atau keriting, apa Mom juga suka diam diam makan coklat yang merusak gigi dan menguap saat pelajaran sejarah sepertiku, atau Mom sangatrajin belajar?" lanjutnya bermonolog.
"Mom tau kenapa aku tidak pernah bisa menanyakannya pada Ayah? dia selalu menatapku tajam seolah akan menikamku begitu ia berganti shift, aku sangat membencinya Mom, seandainyakau dsini untuk memarahinya aku pasti senang," anak lelaki bermata Amber itu mengusap patokan batu di depannya.
"kau membenci Alpha? aku penasaran bagaimana reaksi Alpha jika mendengarnya," ujar sebuah suara dari dalam hutan.
seorang gadis bermata hitam dengan rambut coklat bergelombang yang dikuncir kuda keluardari rimbunnya pepohonan musim semi, gadis itu membawa sekeranjang jamur dan beberapa tanaman aneh yang tidak Steven mengerti.
"Saya memberisalam pada tuan muda yang sepertinya kabur dari latihan," ujar gadis itu tersenyum.
"Untuk apa jamur jamur ituRose?" steven bertanya.
"Sup musim semi, Ayah saya akan pulang malam ini dan saya harap bisa membuatnya tinggal sedikit lebih lama menemani ibu yang sedang sakit dengan sup kesukaannya," tutur gadis itu nampak sedih.
Steven menghela napas, Rose Candel adalah sahabat Steven sejak kecil, putri seorang Gamma yang aneh, selalu sibuk menyisir hutan dengan membawa keranjang kecil dn buku. Kesibukan ayahnya melatih para Warrior baru dalam pack selalu membuat Rose berjauh dari ayahnya itu. Di tempat inilah Steven dann Rose selalu tidak sengaja bertemu, Steven yang selalu merindukan ibunya dan Rose yang selalu mengeluh tentang semua pekerjaan rumah yang harus ia kerjakan sendiri kala ibunya sakit lagi, keduanya selalu bertukar cerita tanpa rahasia hingga saat ini dan entah sampai kapan. Rose adalah satu satunya orang yang bisamem uat Steven terbuka, dan Steven adalah satu satunya yang sering berada di tepi hutan untuk mendengar keluhan berantai Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlahir Sebagai Raja
VampirImmortal - Fiksi Terlahir Sebagai Raja. Tentang hati yang terlanjur mati. Xander Valentino Anderson. Dia terlahir atas dasar cinta namun di tingalkan begitu saja, dia dibesarkan dengan kebencian dan kesepian hinga tumbuh menjadi sosok dingin nan e...