Suspicious

33 5 0
                                    

Pagi telah tiba seharus nya hari ini Valen, Steven, dan Theo memulai perjalanan ke lembah Fairy namun karena keajadian semalam Steven memutus kan akan menunda hingga keadaan Valen jadi lebih baik, padahal Valen sudah bersikeras ia akan baik baik saja namun Steven bukan lah dokter demon yang mudah di bohongi, sementara Theo memilih ikut saja dengan keputusan Steven dan akhirnya Valen hanya bisa menurut.

'giekk' Valen membuka pintu rumah cahaya matahari yang hangat menyapa kulit nya yang putih pucat, angin menerpa rambut hitam legam nya membuatnya berantakan. Valen menuruni tangga dan duduk di kursi kayu di samping tangga, menutup mata nya menik mati suasana hangat dan menyejukan ini.

"kau ini memang terbiasa memaksakan dirimu yah" sebuah suara membuyarkan lamunan Valen, seorang pemuda merambut perak Panjang dengan mata abu, itu Theo berdiri di samping pintu dengan menyilangkan tangan dan bersandar.

"aku baik baik saja Theo, aku sudah bilang kan." Ucap Valen sebagai balasan.

"apa baik? Kau baru saja tertusuk dasar bod*h" Theo menunuruni tanga dan berdiri di samping Valen.

"itukan kemarin sekarang sudah sembuh" balas Valen mengasal

"dasar kau-."

"hentika perdebatan unfaedah kalian, Theo ayo kita harus pergi sekarang" suara Steven menghentikan perkataan Theo.

"kalian mau kemana?" tanya Valen sepontan.

"entah lah, tanya saja pada nya aku hanya mengantar" kata Steve yang mendapat cengiran dari Theo.

"yah kau tau lah Val aku ini bagaimana, kita kan mau pergi lama ada banyak hal yang harus ku beli" jelas Theo dengan senyuman khas nya.

"ya baiklah, aku akan di sini saja" kata valen sambil bersandarsantai.

"bailah sampai jumpa" kata Theo pergi diikuti Steven.

Kedua punggung orang itu sudah tak terlihat lagi, kini tinggal valen seorang diri. Valen menghela nafas dan menghembus kan nya kasar.

"keluar lah aku tau kalian disini dari tadi" ucap nya tiba tiba.

'wousss'

Tiga orang berjubah hitam muncul di hadapan nya dan membungkuk hormat.

"salam kami pada pangeran Xander"

...

Di tempat lain...

"sungguh nak, ibu akan mengirim orang kau tak perlu pergi sendiri" seorang wanita berambut merah bicara dengan nada penuhkhawatir pada putri nya.

"tak apa ibu aku akan baik baik saja, lagi pula ada Nicolas bersama ku jadi ibu tak perlu khawatir" ucap Althera Panjang lebar menjelaskan pada sang ibu."sudah lama aku tak bertemu paman Ardan aku sangat merindukan nya" lanjut Era mantab"

Ayesa tersenyum memandang putri nya yang keras kepala "baik lah, Nic jaga Era ya" pinta Ayessa.

"tentu bi, aku akan menjaga nya" jawan Nicolas mantab

"dada ibu" kata Era sambil pergi keluar dari gapura kerajaan prnyihir selataan.

"apa tujuan mu?" tanya Nic tiba ttiba

"apa maksud mu akum au bertemu paman Ardan" jelas Altera

"huh, jangan bohong aku mengenal mu kau tak akan jauh jauh pergi hanya sekedar menemui seseorang, apalagi tanpa pengawal" jelas Nico

"ahh itu..." Era mengaruk tengkuk yang tak gatal,

"apa?" desak Nicolas

"itu loo pasar immortal, kata nya ada banyak hal yang bisa kita lihat di sana, aku sangat ingin melihat nya" kata Era antusias

Terlahir Sebagai RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang