Firework

15 3 0
                                    

"jadi ini yang nama nya pasar immortal" ucap Althera penuh semangat.

"ya" jawab Nicolas malas.

Kini kedua insan itu sudah berada di pasar immortal sesuai keinginan Althera, jujur Nicolas teramat sangat tidak mau menginjakan kaki di sini karna malas, namun bagaimana lagi jika tidak di turuti Althera pasti akan nekat dan berakhir dia juga akan repot, sama seperti saat Althera hilang tempo hari.

"ah tunggu bukan kah itu Valen!!" Althera kegirangan.

'ah sial kenapa orang asing itu ada di sini!!!'

"Valen!!" teriak Era membuat Nicolas membalalak.

"E-Era.. Tunggu!" Nicolas mengejar langkah Era yang meninggalkannya.

"Val!! Valentino!!" Althera kembali berteriak.

Pria di depan sana berbalik menampilkan wajah dingin dan mata biru permatanya yang khas, ia Valen yang memgerutkan keningnya heran.

'kenapa gadis cerewet itu ada di sini?'

"Siapa Val?" tanya Steven di brlakang Valen.

"wah tak ku sangka kau punya teman seoeang gadis cantik, ku pikir kau tidak punya teman" oceh Theo menimpali.

Jangan bertanya apa yang ketiga pemuda itu lakukan di sana, karena jadwal pergi ke lembah Fairy di tunda mereka memutus kan mencari informasi lebih dan banyak mempersiapkan diri.

"Valen!!, aku senang kita bertemu lagi" kata Althera tersenyum bahagia.

"wah... Wah... Siapa gadis cantik ini?" tanya Theo tersenyum.

"halo, aku Althera Rilley, pangil saja Era" jawab Althera ramah.

"jika begitu panggul aku Theo!, Theo Smith" Theo mengulurkan tangan yang dibalas Era dengan jabatan juga.

"aku Steven Efrain" Steven juag mengulurkan tangan.

"apa yang kau lakukan di sini?" tanya Valen seperti biasa, dingin.

"jalan jalan, dengan Nicolas!" Era menunjuk Nicolas yang baru datang di belakangnya.

Nicolas menatap Valen dengan tatapan tajam tak suka Valen juga sama menatap Nicolas dengan tatapan dingin nan menusuk, seolah mereka adalah musuh yang lama tak berjumpa.

Keheningan terjadi sesaat hingga Althera buka suara.

"kalian sedang lomba menatap?" tanyanga dengan polosnya.

"Era..." lirih Nicolas.

"apa?"

Valen mengalihkan pandangannya, lalu Steven dan Theo berusaha untuk tidak tertawa, sial polos sekali gadis penyihir kita...

"ahh sudahlah, kalian pasti datang dari jauh kan, mau berkeliling? Kami akan mengantar" tawar Theo tang diangguki Steven.

"bolaehkah? Tentu aku mau" Era antusias.

"baiklah mari nona" Theo mempersilahkan.

Mata Nicolas membulat "eh, Era... Tunggu kita-"

"jangan ganggu hari cerah orang lain penyihir!" ucap Valen yang entah mengapa jadi sensi bersama Nicolas.

"kau-"

"heh kalian berdua, mau kembali adu tatap atau ikut?" tanya Steven setengah mengoda, jelas sekali mereka meributkan apa, sementara Theo dan Era sudah jalan jauh di sana.

"iya kami menyusul."

...

Theo sibuk menjadi pemandu wisata dadakan untuk Era dan Steven hanya mengikuti tanpa bicara apa apa, sementara Valen dan Nicolas mengekor jauh di belakang dengan aura saling membunuh.

Terlahir Sebagai RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang