Dream.04

35 2 0
                                    

Flashback off

"Xander!!" Olivia menerjapkan matanya, itu tadi benar benar mimpi yang telihat begitu nyata, sebuah mimpi mengerikan yang harus memisahkan Olivia dengan putranya, sebuah mimpi yang mengingatkan tentang berapa berharganya Xander dalam hidupnya, dan mimpi yang mengingatkan nya tentangan penyesalan terbesarnya.

Itulah Olivia yang dulu sangat mencintai Aron dan Xander namun dengan berlalunya waktu kini posisi dua orang itu sudah di gantikan oleh Jourell dan Jevano hingga Olivia lupa bahwa Xander juga seorang putra yang harus ia sayangi.

Tok...tok...tok... sebuah ketukan pintu dari luar kamar Olivia membuyarkan lamunan nya

"Masuk" kata Olivia mempersilahkan, seorang wanita dengan pakaian pelayan masuk kedalam kamar Olivia yan membungkuk memberi hormat.

"Maaf Ratu saya menggenggu, tapi yang mulia raja meminta anda pergi ke ruangannya, ada berita mengenai pangeran Xander" kata pelayan itu masih menunduk

"Xander?!" Teriak Olivia terkejut

"Benar yang mulia Ratu" jawab pelayan itu

"Baik lah, kau boleh keluar aku akan bersiap sebentar" kata Olivia yang langsung di patuhi oleh wanita pelayan itu. Tanpa pikir panjang Olivia segera bersiap untuk menayakan kabar putra sulungnya yang sudah tiga hari tidak ia ketahui keberadaannya.

...

"Kaulah penerus ku"

Xander mengendus kasar setelah bangun dari mimpinya, semenjak kembali lagi ke kerajaan Demon mimpi itu tak pernah absen menutup mimpi indahnya, mimpi yang aneh memang mimpi tentang seorang pria dengan jubah merah dan pedang berpermata biru di tangan nya, slalu saja mengatakan kalimat yang sama "kaulah penerrusku" katanya namun Xander tak ingin memusingkan itu, namun lama keamaan ia jadi penasaran sendiri mengenai mimpi aneh itu, ayolah bahkan mimpi itu tak lebih dari 5 detik namun sangat aneh jiha terus terusan memimpikan nya.

Sebagai info kini Xander sudah tinggal di kamarnya lagi, bukan kamar inap karna Xander bersikeras bahwa ia baik baik saja, namun nyatanya tubuh nya masih sakit di segala sisi namun sepertinya kabur lebih baik dari pada meminum obat obatan tak enak dari dokter, sangat tak berguna menurut Xander

Xander berjalan kearah jendela hari sudah pagi, buktinya sang Matahari bersinr terang di atas sana, namun sama sekali tak dapat mencairkan hati Xander yang membeku. Xander beralih ke depan cermin metap dirinya dengan tatapan dingin, lihat lah dirinya yag begitu mirip dengan Aron, ya mirip kecuali kulit putih pucat nya dan mata biru nya selebih nya mengcopy dari Aron.

Tak ada ingatan indah yang ia ingat bersama ayah maupun ibunya, yang ada hanya dirinya yang dimarahi Aron karna tuduhan dari ibutiri, selebihnya hanya percakapan singkat dirinya dan Aron yang tak penting bagi Xander, terkadang Xander merasa ibu tirinya itu memang keterlaluan tapi semua tak seketerlaluan ibu kandung nya yang menatap nya dengan dingin ketika ia hampir mati.

Mengenaskan? Memang itulah takdir yang ditulas sang pencipta pada Xander, tak di terima siapa pun dan tak di inginkan siapapun bahkan orang orag yang seharusnya dekat dengannya.

Tak ingin memusingkan nya Xander memilih berjalan ke kamar mandi dan berendam pada air hangat yang telah di siapkan pelayan sebelum ia bangun. Air begitu tenag untuk nya dan Xander menykai nya begitu menenangkan dan dapat melipakan sejenak semua beban yang ada pada pundak nya, meski sebentar namun itu sangat membantu.

...

Xander berjalan keluar dari kamarnya menuju perpustakaan istana, tolong jangan berfikir jika Xander ialah anak rajin dan gila ilmu pengtahuan, namun ini mengenaimimpi 5 detiknya yang terasa menjadi beban.

Semua orang yang melihatnya membukuk hormat namun tak ada balasan dari Xander, tak penting menurutnya. Jika kemarin Xander memakai baju bangsawan Vampire kini ia mengenkan pakaian bangsawan Demon -lagi.

Xander sampai di perpustakaan kerajaan Demon, ia langsung pergi ke bagaian sejarah entah mengepa namun seperti ada yang menuntun nya. Xander mengambil beberapa buku yang terlihat menarik dan membawanya kesebuah meja sesaat sebelum mulai membaca...

Bruk, sebuah buku jatuh ke lantai menyita perhatian Xander, sedikit mengerikan memang karna tak ada angina atau apapun yang lewat, seperti sebuah takdir.

Xander mengambil buku itu dari atas lantai, buku itu Nampak tua dan terbakar di bagian belakangnya nampaknya ada beberapa bagian yang lenyap karna api 'PEDANG PERMATA BIRU' tulisnya membuat Xander menyatukan alisnya.

"Pedang permata biru?" gumamnya bukankah itu pedang yang ia lihat di mimpi 5 detiknya, pedang yang ada di tangan seorang pria di mimpi itu, tak mau banyak berfikir Xander langsung membaca isi buku itu.

"Pedang yang dimiliki oleh raja terdaahulu di negri immortal, Axton" Xander bergumam sambal membacanya "Namun kerajaan itu menghilang bersama raja dan pedang legendarisnya" Xander lanjut membaca "Keberadaan kerajaan itu diperkirakan ada di wilayah-." Xander mengendus sebal bagiannya terbakar mulai dai paragraph itu "Ck, tidak berguna!" umpatnya

"Pangeran apa ada yang dapat saya bantu?" seorang pria bejalan kerah Xander dengan senyumannya, pria itu ialah Ren penjaga perpustakaan.

"Ren apakah ada lanjutan dari buku ini?" Xander memberikan buku itu pada Ren

"Buku ini..." Ren memperhatikan buku itu dengan seksama

"Apa tidak ada lagi?, bagian belakangnya terbakar aku harus membaca lanjutannya" kata Xander

"Maaf pangeran buku ini hanya ada satu" kara Ren dengan wajah sedikit menyesal, pasalnya Xnder tak sesering kakak-kakak nya berkunjung ke perpustakaan jadi tentunya Ren tak ingin melewatkan kesempatan ini dan ingin membuan Xander puas

"tak apa Ren mungkin akan ku dapatkan di tempat lain" kata Xnder lagi "kalua begitu aku permisi" Xander berdiri dan melangkah pergi, sial! Padahal baru saja ia akan menemukan jawaban mengenai mimpi aneh nya.

"ah tunggu pangeran" Ren melangkah penuh semangat pada Xander

"ya?" Tanya Xander

"sepertinya saya ingat, jika tak salah buku ini adalah Salinan dari seorang sejarawan terkenal" kara Ren dengan berbinar

"benarkah, siapa orang itu?" Tanya Xnder

"jika tak salah ialah seorang fairy sayang nya sejarawan itu sudah meninggal sejak lama, namun jika pangeran ingin mencari buku asli nya saya yakin buku aslinya ada di menara di lembah Fairy" lanjut Ren panjang lebar

"lembah Fairy?" Xander bertaya binggung

"benar pangeran jika tak salah menara itu ada di prbatasan pegunungan di daerah para Fairy, letak nya tak jauh dari pasar importal" jelas Ren, pasar importal? Xander pernah mendengar nya tempat itu ada wilayang selatan kerajaan Demon

"baik Ren, trimakasih kau sangat membantu" kata Xander "aku permisi" lanjut nya lalu berlalu pergi

"tentu pangeran" jawab Ren dengan senyuman yang tulus, yah meski Xander sama sekali tak memperlihatkan senyum nya.

Tbc.
1-jan-2022

Terlahir Sebagai RajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang