[HIJI] Penyayang

39 4 1
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....

"Jangan berhenti berdoa untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai"

Ali bin Abi Thalib

============

Laki-laki tegap jangkung, dengan wajah beberapa tetesan air di wajahnya mulai memudar. Seraya mengangkat kedua tangannya ke atas sejenak, dengan mulut yang berkomat-kamit mengucapkan doa-doa. Hingga selesai mengusapkan tangannya ke wajah.

Dengan memakai muslim putih bersih, dan juga peci yang putih yang sudah terpakai di kepala.
Bibirnya melengkung, seraya melihat seseorang yang sudah memakai mukena putih dan terduduk beralas sajadah.

"Ayok, Dek." Laki-laki itu berdiri membelakangi adiknya.

Bacaan komat diucapkan oleh laki-laki itu yang menjadi imam untuk sholat subuh. Hingga bacaan takbir sambil mengangkat kedua tangannya sampai ke telinga.

Mereka sholat berjamaah bersama. Bacaan-bacaan ayat suci Alquran terlantun dengan merdu. Setiap ayatnya mengandung arti yang sangat indah, hingga sholat mereka berdua begitu khusu tanpa gangguan di sekitarnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi." Terakhir, ucapan salam dengan kepala menoleh ke kanan lanjut dengan ke kiri, di ikuti perempuan di belakangnya sama seperti laki-laki itu.

Perempuan itu bersalaman kepada laki-laki itu, tak lupa mencium punggung tangannya, di lanjut setelah itu dengan doa-doa, khususnya doa untuk kedua orang tuanya.

Shankara Lais Mahija, laki-laki berumur 17 tahun yang harus menjadi ibu dan ayah sekaligus, dan juga tulang punggung kehidupannya dan juga adiknya.
Kepintarannya dalam berbagai bidang pelajaran, membuat Shankara bisa mendapat beasiswa dan hanya adiknya yang bersekolah berbayar, setidaknya mengurangi pengeluaran uang setiap bulannya.

Wajah tampannya yang blasteran Turki dari ayahnya dan juga ibunya dari negara yang di tempatinya sendiri, Indonesia. Pesonanya bertambah oleh sholeh nya Shankara.

Dari Shankara, adiknya–Sekar Mayasari yang berbeda dengan prestasi yang Shankara dapatkan. Sekar tidak pintar, kecerdasan nya standar. Tapi Sekar selalu di kenal dengan kelembutan hatinya, kebaikannya, dan Sholehah nya yang sangat religius.

Tak jarang beberapa laki-laki selalu ingin dekat dengan Sekar, untungnya selalu ada Shankara yang menjaganya, dan tak segan-segan untuk menolak keras ajaran sesat para laki-laki itu.

"Kakak, ayok sarapan," ajak Sekar. Bajunya sudah ganti dengan kaus panjang yang kebesaran dan celana hitam kulot yang besar, dan kerudung  hitamnya yang menutup dada.

"Kamu sudah rapih?" Shankara berdiri dari duduk di sajadahnya yang habis mengaji tadi.

"Iya kak, kan kita mau jogging," jawab Sekar.

"Sarapan di luar aja ya," usul Shankara.

"Ya udah, aku tunggu di depan aja, sekalian mau pemanasan." Ucapan Sekar di angguki oleh Shankara, selepas itu Sekar pergi duluan ke depan.

Shankara melepas sarung dan mengganti pakaian muslim nya menjadi Hoodie dan juga celana training. Hari Minggu, memang mereka berdua selalu jogging bersama. Bersedekah di pagi hari walaupun mempunyai ekonomi yang tidak banyak. Karena harta sekecil apapun, akan tetap Shankara dan Sekar bagikan, sesuai ucapan kedua orang tuanya.

Behind the scene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang