[GENEP] Tindakan

9 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Dari Author untuk kalian : Berikan kritik yang membangun, dan saran yang tidak menggurui satu sama lain. Tetap bijak dalam berkomentar, kalau ada kesalahan, tolong untuk bicarakan kepada saya baik-baik:)

~~~~~~

Tetap berpikir dahulu sebelum melakukan tindakan. Karena kita tidak tahu, apa yang terjadi kedepannya. Entah itu menguntungkan bagimu atau merugikan bagimu.

==============

Sejak Embun yang mulai mendekati Sekar, semua berita itu tersebar luas. Setiap Embun sendiri, tentunya dia selalu mendapat perkataan pedas dan juga perilaku yang kasar. Semuanya tidak menyalahkan Sekar, tapi semuanya menyalahkan Embun. Mereka tahu, memang Sekar kepribadian lemah lembut, dia suka menolong, dan punya attitude dan tata Krama.

Tapi untuk Embun. Jelas mereka tahu, perempuan itu licik di pandangan mereka semua. Walaupun mempunyai wajah yang cantik dan polos, mereka tahu itu hanya cover nya di depan, bukan di dalamnya entah keburukan apa yang mereka belum tahu dari Embun.

Sebenarnya, mereka juga salah. Salah karena memandang Embun yang tidak-tidak, jelas sekali mereka belum mengetahui Selak beluk kehidupan Embun. Mereka hanya tahu dengan satu kesalahan nya dan langsung membencinya hingga sekarang. Malah, jatuhnya fitnah, kalau semua omongan-omongan mereka semua itu tidak benar.

Seperti sekarang, ekspresi wajah Nayara dan Ros nampak tidak suka dengan kedekatan sahabatnya Sekar dengan Embun. Nayara dan Ros lebih memilih untuk pulang duluan, terlebih lagi sudah melihat Shankara yang sudah duduk di atas motor matic nya, jadi Nayara tak perlu khawatir kalau Sekar di sakiti oleh Embun. Untuk Mika, biasalah dia selalu pulang duluan karena sopir nya begitu cepat menjemputnya. Orang tuanya begitu khawatir, kalau Mika pergi bermain-main dan nongkrong-nongkrong gak jelas yang tidak ada manfaatnya.

"Kamu pulang sama siapa?" tanya Sekar menatap ke arah Embun di sampingnya. Mereka sama-sama berjalan ke parkiran sekolah.

Embun hanya menggeleng. "Gak tahu, biasanya ada sopir. Tapi kok gak ada ya." Embun melihat-lihat sekitarnya. Memang, semua ini sudah ia rencanakan dari kemarin.

"Ya udah, nanti kita tungguin bareng aja sama kakak aku,"

"Makasih ya," ucap Embun.

Perasaan Embun begitu senang. Ia tersenyum, tapi bukan senyum yang tulus, tapi senyum sebuah kelicikan dan kemenangan. Untuk melakukan ini, memang Embun memikirkan beberapa kali, hingga ia memutuskan untuk melakukan nya, untuk mendapat kebahagiaan. Persetan dengan menuggu, Embun sudah lelah menjalaninya.

Terlihat bagi Embun, sudah ada beberapa orang laki-laki yang sudah di bayarnya. Mereka menyamar sebagai siswa sekolah, dan memakai baju sekolah sama seperti yang lain. Karena, mana mungkin Embun menyuruh siswa di sekolahnya sendiri, bisa-bisa rencana yang akan di buatnya sudah kandas duluan.

Mereka membawa balok yang sedang, berjalan tergesa-gesa ke arah Sekar dan Embun. Badan Embun, sudah harus menerima resikonya, walau ia sudah menyuruh laki-laki itu untuk tidak terlalu keras, tapi yang namanya sakit ya tetap sakit.

"Murahan Lo!" Laki-laki yang berjumlah dua orang itu, salah satunya memaki Embun.

Buk

Behind the scene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang