Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
---------------
Mulut mu, harimaumu!
••••••••
Happy Reading ❤️
Sudah seminggu hubungan Shankara dan Sekar berjalan. Seminggu itu pula Sekar menyendiri, tidak ada penyemangat serta kesedihan yang terus meliputi dirinya. Jordan–pamannya–bahkan tidak mengetahui bahwa Embun adalah pacar Shankara. Tentunya, Shankara berbohong kepada Jordan, dan hanya menganggap Embun sebagai adiknya karena Embun dekat dengan Sekar. Padahal tidak!
Flashback
"Kakak akan ke rumah Paman Jo bersama Embun," ujar Shankara tiba-tiba ada di samping Sekar.
Sekar terkejut, tapi ia tutupi dan lebih berfokus pada ucapan Shankara. "Kan Paman Jo menyuruh kita berdua kak."
"Kakak udah beralasan kalau kamu main sama teman kamu. Jadi, biar Embun yang menggantikan kamu."
"Gak bisa–,"
"Iya Sekar, aku sama kakak kamu mau ke rumah Paman Jo. Kamu gak marah kan kalau aku yang ke sana." Embun memotong ucapan Sekar ketika baru datang dan tak sengaja mendengar obrolan mereka yang singkat. Baru datang, Embun juga sudah bergelayut manja ditangan Shankara.
"Sudahlah jangan meminta izin padanya. Dia pikir dia siapa!" kata Shankara dan langsung meninggalkan Sekar sendiri.
Hatinya kembali sakit, perlahan kakaknya seperti membunuh batin nya. Juga Embun, dia banyak berubah.
Singkatnya, Embun dan Shankara sudah berada di rumah paman Jordan dan duduk di ruang tamu. Sudah ada beberapa camilan serta minuman jeruk yang di suguhkan oleh istri paman Jo.
"Sekar mana?" Baru saja datang dan duduk di sofa, Jordan langsung melihat dan tidak ada tanda-tanda Sekar.
"Assalamualaikum, om." Embun berdiri dari duduknya di samping Shankara. Dia mengucap salam, dan berniat ingin menyalimi tangan Jordan.
"Waalakumussalam," balas Jordan, dengan menempelkan kedua telapak tangannya di depan dada.
Malu, memang benar malu yang dirasakan Embun. Dia terlupa akan sesuatu, bahwa kerabat-kerabat Shankara adalah orang-orang yang religius.
Embun duduk kembali, dengan senyuman yang tidak pernah luntur. Sebaik mungkin, dia harus menjaga image nya.
"Siapa? Kenapa bukan, Sekar?" tanya Jordan. Melirik sekilas Embun, dan menatap kembali ke Shankara.
"Ini Embun, temannya Sekar," jawab Shankara, "Sekar lagi sama temannya yang lain, jadi dia menyuruh Embun untuk sama Shankara ke sini."
"Dia teman Sekar?" Jordan memperjelas nya.
"Iya, om." Bukan Shankara yang menjawabnya, tapi Embun.
"Lain kali kalau ke sini sama Sekar, bukan sama orang lain. Kalau diantara kalian memang ada kesibukan lain, mendingan gak usah datang dulu, tunggu kesibukan kalian selesai!" Kata Jordan, sedikit nada suaranya tak suka dengan keberadaan Embun.
"Iya benar apa yang dikatakan Paman mu Shankara. Kalau kamu ke sini sama teman laki-laki kamu sih, Paman dan bibi gak masalah. Kamu tahu kan alasannya ..." Tentu saja Shankara mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the scene [END]
Teen FictionIni bukanlah cerita remaja pada umumnya. Semua tentang Hidayah dari Allah lewat perantara teman, media sosial ataupun mengingat kematian. Kehidupan Sekar dan Embun akan memberi kisah. Di balik hidup mereka berdua, akan ada hikmahnya masing-masing. ...