بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
bismillaahir-rohmaanir-rohiimAssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
[•••••]
Kebahagiaan yang kamu dapatkan dengan cara yang salah, tidak akan mungkin bertahan dengan lama.
•••••••••
[Selamat Membaca]
Karena sudah tidak ada lagi waktu untuk beralasan. Shankara dengan terpaksa mengajak Sekar untuk mengunjungi kediaman Pamannya. Shankara harus meyakinkan dulu bahwa hubungannya dengan Sekar masih baik-baik saja. Pamannya itu jangan sampai tahu tentang apa yang semua telah terjadi sekarang.
"Ingat ya! jangan bicara apa-apa!" ucap Shankara sekali lagi.
"Iya, kak."
Tok tok tok
Belum lama dari ketukan pintunya. Seseorang yang ada di dalam membukakan pintu.
"Shankara, Sekar. Ayo masuk." Gisel mempersilakan masuk dengan senang hati.
"Sekar ...!" teriak seorang perempuan berlari menuju Sekar dengan kedua tangan merentang.
"Muti, apa kabar?" Mereka berdua berpelukan dengan erat.
"Baik kok sekarang," jawab Mutiara.
"Gimana sekolah kamu, Muti?" tanya Shankara.
"Ya seperti biasa. Tapi gue sebel, di sana banyak yang muka dua, anjir! gue gak nyangka. Lebih baik gue gak punya temen di sana, dari pada punya temen munafik!" ujar Mutiara.
Mata Shankara melirik sinis ke arah Sekar. Sekar menyadari itu dan hanya menunduk. Bagi Sekar, kakaknya masih tetap sama, belum mempercayainya.
"Muti, bilang apa kamu tadi!" teguran dari Jordan yang baru datang dari arah belakang.
"Bilang apa?" tanya Mutiara, dia masih belum menyadari.
"Anjir, apa itu anjir. Kamu tahu kan, itu gak lebih dari umpatan yang sengaja diubah," ucap Jordan.
"Emang ya? Ah ..., Muti gak tahu." Mutiara memukul-mukul mulutnya sendiri. "Kalau gitu, Muti ke kamar deh." Langkah Mutiara tergesa-gesa menuju kamarnya. Kalau berdebat dengan ayahnya, tidak akan berhenti-henti.
Dari arah dapur, Gisel melihat anaknya berulah hanya menggelengkan kepalanya. Kedua tangannya sudah memegang nampan yang sudah ada minuman dingin beserta kue kering.
"Ayo, duduk."
Mereka berdua mengikuti Gisel dan Jordan. Tanpa di suruh, keduanya juga duduk bersampingan.
"Diminum ya ...," kata Gisel.
"Makasih, tante," ucap Shankara.
"Lama gak lihat Sekar. Kamu ke mana aja? Shankara juga jarang ke sini dan tidak ngajak kamu, Sekar."
"Kami sibuk belajar, Paman. Sebentar lagi juga ujian semester," jawab Shankara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the scene [END]
Teen FictionIni bukanlah cerita remaja pada umumnya. Semua tentang Hidayah dari Allah lewat perantara teman, media sosial ataupun mengingat kematian. Kehidupan Sekar dan Embun akan memberi kisah. Di balik hidup mereka berdua, akan ada hikmahnya masing-masing. ...