[TUJUH] Rasa

9 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Hallo all:) semoga kalian dalam keadaan baik-baik saja.

~~~~~~

Terus focus dan berpikir positif, dapat membuatmu lebih dekat lagi mengejar kesuksesan. Berpikir positif juga dapat membuat jiwa dan hati kita tenang, di barengi ketakwaan kepada Allah.

============

"Nay, kenapa kita ke rumah kamu?" Sekar tentunya bingung dan panik. Bingung karena tidak di antar ke rumahnya sendiri, dan panik kalau saja kakaknya mencarinya dan khawatir.

"Lo harus cerita sama gue!" Tangan Nayara membawa Sekar masuk ke dalam rumah besarnya itu.

Memang hanya Nayara dan Ros yang paling berada keluarganya. Mempunyai orang tua lengkap, kasih sayang terus berlimpah, dan tidak memikirkan pengeluaran uang setiap harinya.

"Kan udah tadi. Udah ah, aku pulang aja, nanti kak Shan nyariin aku." Badan Sekar berbalik, justru di tarik kembali oleh Nayara dengan kencang.

"Kar, please ..." Wajah Nayara membuat Sekar tidak enak hati.

"Iya udah iya ..." Dengan terpaksa, Nayara mau dan singgah di rumah Nayara dulu.

Mereka sudah di kamar Nayara, yang berwarna dominan merah yang pekat. Semua pajangan Poto hantu tertempel di dinding kamar Nayara. Sekar yang melihatnya bergidik ngeri, bagaimana kalau Poto-poto itu hidup, bakalan tidak tenang kalau Sekar berada menjadi Nayara. Hanya Nayara yang menyukai horor, segala film, novel, kartun, komik, anime, semua Nayara baca dan tonton. Bahkan pernah Nayara nonton di kelasnya, seperti layar bioskop yang terpajang di papan tulis kelas.

"Nay, aku gak mau ngobrol di sini. Ngeri ah ..." Mata Sekar terus melihat Sekar.

"Lo gak mau lama-lama kan di rumah gue, ya udah sekarang cerita, jangan banyak protes!" Nayara mendorong tubuh Sekar ke sofa di kamarnya untuk duduk.

Sekar menghela napas. "Mau dari mana?" tanya Sekar dengan malas.

"Dari awal!"

"Aku dan Embun jalan bareng ke parkiran. Tapi belum sampai ke sana, ada dua orang laki-laki yang satu membawa balok dan satu tidak. Mereka memukul bahu Embun dan menginjak kaki Embun. Jelas di situ aku panik banget, karena gak ada yang bantu, untungnya ada kak Shankara datang, dan aku nyuruh dia untuk anterin ke rumahnya dulu. Tamat," kata Sekar dengan suara yang santai. Tidak ada raut ke khawatiran apapun di wajah Sekar.

"Seharusnya Lo tinggalin aja dia!" Gemas Nayara.

"Sesama manusia harus saling tolong menolong," ujar Sekar.

"Kecuali si Embun, jangan! Dia bukan manusia, dia iblis!" Caci Nayara sambil meremas Sofa yang di dudukinya.

"Udah gitu aja, aku pulang ya." Sekar mulai berdiri tapi langsung di tari cepat oleh Nayara.

"Tunggu, Kar. Lo gak curiga apa?" tanya Nayara membuat Sekar bingung. Setahunya, keduanya tidak pantas untuk di curigai.

Akhirnya Sekar duduk kembali di samping Nayara, ia menggeleng. "Enggak,"

Behind the scene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang