[SABELAS] Perubahan

6 2 0
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...

Dari Author untuk kalian ... :
~ Jangan pernah menyerah untuk menjadi pribadi yang lebih baik:)

~~~~~~~~~~~

Ketika kebaikanku di balas dengan sesuatu yang tak terduga.

Antara buruk atau tidak.

=============



Di sini, Sekar bisa mengeluarkan keluh kesahnya dan semua kesedihannya. Di atas sajadah dan kain mukena putih. Sehabis sholat Isya, Sekar berdoa dan bahkan menangis. Bukan karena kakaknya menjauh darinya, Sekar sadar, Sekar tak takut untuk Shankara jauh darinya, yang paling di takutnya adalah bahwa Shankara jauh dari Allah. Sekar takut kakaknya menjadi futur.

Sekarang, Sekar serba salah untuk memilih pilihannya. Di satu sisi, ia bersimpati pada kehidupan Embun yang kesepian, dan di sisi lain, Sekar juga tidak mau kakaknya terus dekat dengan Embun. Bukannya melarang, tapi Sekar cuman tidak mau saja, kakaknya menjadi fitnah suatu saat nanti, karena terus bersama dengan yang bukan mahramnya.

Sekar tak takut sendiri, Sekar masih punya Allah yang selalu di sisinya dan siap untuk mendengar segala ceritanya, baik bahagia maupun tidak.

"Ya Allah, hanya kepada engkaulah aku memohon. Aku memohon ya Allah, jangan sampai kak Shan berpaling dari mu, ingatkan dia ya Allah ..." Sekar merintih.

Di fase sedih seperti ini, Sekar lebih memilih untuk membaca Al-Qur'an, bahkan Sekar pernah lupa waktu, karena terus membaca Al-Qur'an tanpa henti, kalau saja Shankara tidak menghentikannya.

Ayat-ayat Al-Qur'an, Sekar lantunkan dengan merdu, bahkan Sekar juga menangis ketika ada ayat yang ia hafal dalam artiannya, Sekar selalu menangis. Apalagi dalam Q.S Al-An'am ayat 91, yang artiannya ...
"

Biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatan nya."

Rasanya Sekar tidak bisa membayangkan kalau manusia mengabaikan Allah, Allah pun akan mengabaikannya, dan segala urusannya tidak terlibat dengannya. Sampai-sampai, Allah membiarkan manusia yang terus melakukan dosa dan terus berjalan di jalan sesat.

Air mata Sekar menetes dan berjatuhan ke Al-Qur'an yang di pegang nya tepat sejajar dengan dadanya. Semua ayat-ayat Al-Qur'an, membuat Sekar sangat sedih.

Dalam Q.S Al-Mu'minūn ayat 108, yang berisi, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan jangan kalian berbicara dengan aku."

Begitu banyak tamparan keras kalau seandainya semua orang tahu dan membaca juga setiap arti dari ayat-ayat yang dibaca.

Sampai suara pintu terdengar, dan suara motor yang Sekar sudah kenali, menghentikan aktivitas mengajinya. Sekar membuka mukenanya, dan menaruh Al-Qur'an di atas meja. Buru-buru Sekar berbaring di kasur dan menyelimuti tubuhnya, Sekar kini akan berpura-pura tidur, berharap ada secuil harapan, kalau seandainya Shankara menghampiri ke kamarnya.

|•••••|

"Ibu ..., Cape ya?" tanya Izzat. Dirinya mendudukkan ke tepi kasur ibunya dan memijit kaki yang terlentang ibunya.

"Enggak kok." Dengan lembutnya, ibunya–Zura–mengelak apa yang di tanyakan Izzat.

"Ibu kalau capek istirahat aja di rumah, biar aku yang cari kerja dan kerja," ujar Izzat.

"Tidak apa-apa, kamu fokus saja sekolah." Mendengar penawaran anaknya untuk bekerja, memang membuat Zura senang, tapi Zura tidak bisa membiarkan anaknya bekerja di tengah-tengah bersekolah seperti ini.

Behind the scene [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang