"Lo lupa kalau jatuh cinta itu ada kata jatuh juga di dalamnya."
ㅡ
Pernah mengalami masa di mana lo terlalu asik dengan dunia lo sendiri gak, sih?
Jujur, di antara semua penghuni kontrakan, gue masuk dalam jajaran orang yang gak bisa mikir. Bukan berarti kepala gue kosong gak ada otak, hanya saja gue pribadi yang bisa dibilang cukup santai dan gak mau terburu-buru ketika melakukan sesuatu. Sekali menekuni pekerjaan yang membuat diri gue nyaman, maka gue bisa lupa dengan kondisi kehidupan yang amburadul di luar sana. Gue bisa santai ketika menghadapi masalah, gak kayak temen-temen yang sampai menjadikan Andromeda tempat sampah paling kumuh kalau menyangkut soal sambat.
Gak berarti juga gue gak punya masalah, karena sejatinya hidup adalah tempat masalah. Iya, gak?
"Yang lo cari mau gimana, sih?"
Kalau gue udah sama Bayu, pekerjaan kita berdua gak jauh-jauh dari saling mengomentari sifat satu sama lain lalu saling menjatuhkan supaya masing-masing bisa sadar diri. Dengan begitu, baik gue ataupun Bayu gak mudah menelan segala sesuatunya mentah-mentah dan lebih mawas diri terhadap kemungkinan yang ada. Cuman, Bayu aja yang memang tingkat kebodohannya jauh di atas gue. Berkali-kali gue bilang kalau karma itu nyata dan jangan terlalu sering gonta-ganti pasangan, kalau sekali-kali mungkin masih bisa ditolerir. Pada akhirnya Bayu sendiri yang mendapat getah pahit. Mampus, kan? Tuh, rasain aja lihat Teteh akhirnya melangsungkan pernikahan bulan depan. Mana Pak Bima nih bau-baunya mau tawarin Bayu jadi pagar bagus, hahaha...
Ketika ditanya tipe gue seperti apa, gue selalu bisa jawab kalau misal pertanyaan itu tentang tipe pekerjaan yang gue cari setelah lulus S1 nanti. Tapi, kalau untuk pasangan, gue selalu buntung. Seolah lidah gue membeku dan otak gue mendadak tumpul. Padahal gue gak punya trauma berat di masa lalu yang sampai membuat gue melukai atau dilukai seseorang sampai sebegitunya. Pun gue juga gak pernah menggolongkan manusia berdasarkan fisik semata lalu cari yang aduhai bohay ataupun yang tinggi semampai. Karena gue pikir cantik itu ya relatif dan subjektif, tergantung cara pandang pribadi masing-masing.
Pertanyaan Bayu itu gak pernah terjawab sampai sekarang karena yang dia tanya selalu mengenai perempuan. Takut dia misal kalau gue belok atau punya ketertarikan sama objek aneh-aneh. Pertanyaan itu juga akhirnya menggantung di sudut memori gue sebagai penggalan kalimat yang semakin gue cari jawabannya, maka semakin jauh pula gue memahami diri gue sendiri yang gak ngerti maunya gimana.
Fyi, bisnis gue di bidang perintilan alias pernak-pernik berbau idol K-pop berjalan sesuai harapan, bahkan melampaui target yang pernah gue buat. Sejak kenal Kania yang sekarang udah kayak teman main gue di luar kontrakan, konsumen gue jadi semakin luas karena dia suka promosi tanpa diminta dan tanpa upah pula. Pernah gue ajak untuk buka cabang bisnis baru, tapi dia menolak. Padahal gue pengin membalas budinya, tapi dia tetap gak mau. Pengin banget buka bisnis kue, tapi gue sayang banget sama mamahnya Haikal dan gak mau ganggu bisnisnya beliau jualan nastar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Fanfiction• T E L A H T E R B I T • Andromeda? Andromeda... nama galaksi? Atau nama seorang putri dalam mitologi Yunani? Bukan, Andromeda di sini hanyalah sebuah nama kontrakan yang berisi 13 orang dengan kisah dan latar belakang yang berbeda. Terbagi m...