Dika pernah bilang kalau orang pertama yang kemungkinan besar akan meninggalkan kontrakan adalah Jovi, secara dia pernah ngebet menikah. Atau kalau gak gitu ya Aksa, tapi sepertinya belum ada hilal jodoh sampai sekarang. Intinya sesepuh kontrakan, bukan mahasiswa setengah kere yang masih pingin menyandang status bujang.
Lalu ekspektasi itu berubah total karena tebakannya salah sasaran.
Kalau saja Bastian gak pulang tepat sore tadi, atau bapaknya yang tampilannya ala-ala borjuis dengan cambang tipis gak mampir cuman buat antar baju tambahan, semuanya gak akan berakhir seperti sekarang. Memang pada dasarnya sebuah kebetulan itu akan mengalahkan semuanya. Yang direncanakan saja bisa berantakan, apalagi yang gak diduga-duga.
Kali pertama anak kontrakan sadar kalau ayah Chandra dan ayah Bastian adalah orang yang sama, mereka gak tahu harus berada di sisi mana. Chandra dengan masa lalu yang kelam juga identitas yang buram mendadak jadi semakin menyedihkan karena disudutkan oleh keadaan. Bastian juga lagi gak baik-baik aja. Ayahnya yang selalu dielu-elukan sebagai kepala rumah tangga hebat yang biasa dia ceritakan sehabis liburan keluarga mendadak jadi manusia penuh dosa di matanya sendiri.
Kepala Bastian penuh dengan amarah yang gak bisa diluapkan.
"Tian malu, Yah," katanya dengan penyesalan yang diselingi isakan. Ruang utama seketika jadi suram. "Di sini ada dua anak Ayah yang sama-sama malu punya orang tua kayak Ayah. Gimana nanti kalau Ibu di rumah denger Ayah sempat main di luar? Gimana nanti kalau Ibu tahu Ayah telantarin anak Ayah yang lain dari perempuan lain?"
"Tianㅡ"
"Ayah, Tian sama Chandra hanya beda setahun. Itu artinya Ayah mulai berhubungan sama orang lain sewaktu aku masih bayi... Tian gak ngerti Ibu yang bodoh apa Ayah yang kelewat bejat, tapi mukaku mau taruh mana lagi setelah ini?"
Chandra yang berdiri di belakang sofa bersama Aksa hanya diam mendengar namanya disebut berulang kali. Sebelah pundaknya yang dirangkul tiba-tiba diremas oleh satu abangnya itu sebagai simbol penguatan diri. Gak ada rasa senang yang hadir ketika bertemu ayahnya yang mana itu adalah hal yang sudah biasa. Rindunya akan selalu bertepuk sebelah tangan. Namun, kini Chandra justru merasa kasihan pada Bastian. Chandra gak masalah lagi misal kini ayahnya tetap akan menganggap dirinya sebagai hal yang kotor, tetapi melihat Bastian yang tersedu-sedu mengeluarkan segala bentuk kekecewaannya membuat batin Chandra semakin teriris. Mereka berdua sama-sama ada di posisi sulit.
Sungguh ironi yang dirahasiakan secara apik hingga belasan tahun berlalu.
Akan lebih susah kalau seseorang yang sudah dianggap pahlawan tiba-tiba berkhianat dan mungkin butuh waktu lama bagi Bastian untuk sembuh dari lukanya. Sedangkan Chandra yang memang dari awal gak diharapkan akan ada di titik kelabu; antara senang karena telah mengetahui keluarga sah ayahnya, atau semakin pilu karena kini dia semakin gak berarti apa-apa. Terlebih lagi, bagaimanapun akan ada sekat transparan sekarang yang memisahkan keduanya karena terlalu canggung untuk berinteraksi seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Fanfic• T E L A H T E R B I T • Andromeda? Andromeda... nama galaksi? Atau nama seorang putri dalam mitologi Yunani? Bukan, Andromeda di sini hanyalah sebuah nama kontrakan yang berisi 13 orang dengan kisah dan latar belakang yang berbeda. Terbagi m...