[Jovi] Antara Singgah atau Pergi - 03

7K 1.2K 543
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hening.

Hembusan angin sore itu semakin terasa dingin. Jovi berpijak dengan pikiran kosong, dia mencoba menduga tapi lagi-lagi tak menemukan kesimpulan yang tepat. Dia melihat segala sesuatunya terlalu cepatㅡtentang emoji merah, tentang ekspresi Fara, tentang letupan amarah, semuanya semakin membuat keraguannya bertambah. Padahal dia hanya harus bersikap lebih tenang untuk waktu sekarang.

"Siapa yang nelepon?" katanya dengan nada datar.

"Aksa."

Oh, ternyata jawab jujur.

"Kenapa gak diangkat?" Jovi bertanya lagi, kali ini dia mencoba terlihat lebih rileks. "Kali aja penting."

"Gak, ini gue lagi ngobrol sama lo. Gak ada panggilan." Kemudian Fara kembali pada ponselnya. Karena tingkat kecerahan layar begitu tinggi, Jovi dapat melihat aplikasi apa yang Fara bukaㅡojek online. "Besok gue libur, jalan yuk. Sekarang lo pulang aja, ojolnya abis ini nyampe."

"Batalin, gue yang antar lo pulang."

"Gapapaㅡ"

"Minggu depan gue berhenti anter jemput lo buat sementara."

Keduanya tiba-tiba bertatapan secara intens. Deklarasi Jovi barusan membuahkan pernyataan yang sangat jelas kalau dia beneran pengen rehat. Pelan-pelan Jovi ingin menenangkan pikiran sekaligus mencari tahu sebab pasti mengapa dirinya begitu temperamen beberapa hari ke belakang. Faktor utama mungkin karena tuntutan lingkungan; usianya sudah matang, kerjanya cuma begitu-begitu aja, uangnya belum cukup untuk membiayai orang tua, dan masih banyak lagi sehingga berefek pada sifatnya yang sangat tergesa-gesa hanya untuk sebuah publikasi dan pengakuan.

Fara mendesah pelan, percuma dia membantah meskipun masih tidak mengerti kesalahannya ada dimana. "Oke."

"Yaudah ayo pulang."

Maka tanpa basa-basi lagi keduanya naik dan membiarkan deru kendaraan menjadi pemecah hening. Fara sendiri mengerti ada banyak cabang pikiran yang muncul dalam pikiran Jovi dan lantas membuat pria itu begitu terburu-buru. Panggilan dari Aksa semakin membuat runyam, Fara tahu bahwa Jovi menyimpulkan sesuatu yang buruk ketika raut wajahnya seketika berubah. Padahal itu bukan apa-apa.

Karena memang Jovi hanya salah paham.

Fara tahu Jovi sempat melirik emoji merah yang disalah artikan menjadi sebuah lambang yang berkaitan dengan rasa.

ㅡㅡㅡ



"Mas Jovi, aku boleh pinjem uang dulu gak? Mau aku pake buat iuran pagelaran anak kelas sebelas."

Suara pintu diketuk masih belum berhenti, tapi Jovi sama sekali gak terusik. Terlalu berat untuk pindah posisi, hari ini kayaknya dia mau pura-pura budek aja sebentar karena dari pagi penghuni kosan lainnya selalu gembor-gembor mau pinjem duit. Bukannya gak ada, tapi Jovi sedang ada di dalam fase tak ingin diganggu siapapun sekalipun itu Pak Bima yang memang sesekali datang untuk sidak dadakan. Katanya anak Andromeda selalu bikin was-was kalau diem-dieman aja, takutnya di dalemnya lagi melakukan hal yang gak bener. Padahal penghuninya aja yang banyak keluar karena ngurus deadline dan ngejar setoran.

ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang