Zidanio Mahendra [Zidan]
"Zi?"
"Iya?"
"Lihat awannya, deh."
"Udah. Kenapa emang?"
"Indah banget."
"Kamu suka?"
"Iya."
"Aku juga suka."
"Suka langitnya, Zi?"
"Gak. Aku sukanya kamu."
"Dih, apaan. Gombalannya kok gak mutu."
Apalagi yang lebih menyenangkan selain mensyukuri nikmat Tuhan ketika senja datang dengan menatap hamparan langitan yang luas?
Apalagi yang lebih membuat jiwa begitu tenang tatkala beban tersapu seiring deburan ombak yang menggulung menyentuh tiang penyangga dermaga?
Apalagi yang lebih nyaman ketika kau menemukan seberkas pantulan sinar mentari yang mulai tenggelam pada bola mata seseorang yang begitu spesial?
Zidan mengukir senyum lagi. Berkali-kali. Gak peduli hembusan angin kini mulai membuatnya kedinginan karena dia sendiri juga tengah mengenakan bokser hitam dan kemeja polos. Di depan sana, ada banyak sekali kapal yang membuang sauh. Teriakan nelayan yang mengikat tali sebagai penahan semakin menambah keramaian. Belum lagi lalu lalang para pria pengangkut kotak ikan yang akan didistribusikan ke pengepul tumpah ruah menjadi satu di bawah sinar suram matahari.
"Zi, tahu gak?"
Zidan berdeham lalu pandangannya beralih lagi ke arah lawan bicaranya, si gadis bertopi merah yang kini memegang segelas minuman goceng yang dibeli di pedagang kaki lima pinggir jalan. "Tahu apa?"
"Kenapa ya, tiap-tiap yang bertolak belakang jika disatukan dengan cara yang tepat akan terlihat begitu menakjubkan?" Gadis itu masih terpana memandang langit senja yang mulai menggelap, menikmati tiap potret yang tertangkap netranya seperti burung-burung yang kembali pulang ke tempat peraduan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDROMEDA
Fanfiction• T E L A H T E R B I T • Andromeda? Andromeda... nama galaksi? Atau nama seorang putri dalam mitologi Yunani? Bukan, Andromeda di sini hanyalah sebuah nama kontrakan yang berisi 13 orang dengan kisah dan latar belakang yang berbeda. Terbagi m...