Part 37: Berkelahi

94 15 3
                                    

Berasa jomplang banget sama part sebelumnya. Disini partnya lebih panjang dan pastinya ada sesuatu yang menegangkan.

Happy reading!

○○○

Berhari-hari Geng RAJA -minus Ahmad- merasa kalau Mamat berubah seratus delapan puluh derajat. Dia tidak pernah ikut saat geng RAJA berkumpul. Itulah yang mengakibatkan pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan di kepala mereka.

"Kalian ngerasa nggak kalau Mamat berubah?" tanya Ririn sambil menyendok bakso yang ada di hadapannya. Mereka bertiga -Ririn, Tata dan Mas Aka- sekarang berada di kantin.

"Iya, Rin. Aku juga ngerasa. Kira-kira kenapa ya?" jawab Tata bertanya-tanya.

"Kita harus tanya Mamat, fiks," jawab Ririn sambil mengunyah bakso.

"Lah gimana mau nanya? Kita deketin aja dia kabur," cebik Tata sambil mengaduk bumbu yang ada di atas ramen rasa berbeque itu.

"Jangan lupakan kalau dia juga dingin."

"Rin, gue takut tahu kalau Mamat kaya gitu. Marahnya ituloh nyeremin."

"Ckck, biasanya aja dia tukang rusuh. Berarti dia marah sama kita dong? Lah pertanyaannya kita salah apa?" tanya Ririn heran sendiri.

"Kita nggak salah sih, mungkin," jawab Tata ragu-ragu.

"Lah kok ada kata mungkin?" tanya Ririn mengernyitkan dahi dan dijawab oleh gelengan dari Tata. Ririn lalu mendengus keras.

"Heh, Mas Aka ngapa diem aja sih?" tanya Ririn kala melihat Mas Aka sibuk bermain-main dengan sumpitnya membuat ia tidak memakan mie ayam itu.

"Gapapa," jawabnya singkat.

"Serah lo dah," ucap Ririn yang dibuat bingung oleh berubahnya sikap dari Mas Aka yang sekarang lebih pendiam dan dingin dibanding biasanya. Iya, Ririn menyadari itu. Raka berubah setelah pulang dari Puncak ditambah lagi melihat Ahmad yang juga berubah.

Tata merasa canggung diantara mereka berdua. Tidak biasanya mereka diam begini. Ia ingin sekali menemui Ahmad untuk meluruskan dan bertanya apa yang terjadi. Tetapi, mentalnya terlalu lemah, ia malu akan kejadian sewaktu itu saat dia berbicara dengan Ahmad.

"Gue pergi dulu," ucap Mas Aka singkat tanpa menyentuh makanannya dan meninggalkan mereka berdua yang dilanda kebingungan.

Ririn dan Tata berpandangan heran. Mereka tidak tahu apa yang membuat Mas Aka tiba-tiba pergi dan perubahan sifatnya. Entah kenapa, perasaan mereka berdua tidak enak. Tidak salah lagi, feeling mereka kuat antara satu sama lain. Akan ada hal yang sangat buruk mungkin melebihi apa yang mereka duga.

○○○

Raka melangkahkan kakinya lebar-lebar menjauhi area kantin sekolah. Ia akan menuju ke area belakang yang sepi sekali oleh siswa karena disanalah tempat anak bandel bin nakal membolos. Ia tahu, karena dia ketua OSIS yang diam-diam memperhatikan orang itu dari jauh dan tidak berniat menghukumnya atau melaporkannya. Dia sepeduli itu memang.

Kalian pasti tahu dia akan pergi menemui siapa. Ke tempat sahabatnya, orang yang jarang membolos tetapi sekali dia membolos sahabatnya itu pasti ke area belakang kalau tidak ke warung belakang sekolah.

Ia akhirnya sampai di area belakang itu. Netranya menangkap sesosok lelaki yang tingginya hampir sama dengannya duduk di bawah pohon menikmati asap yang mengebul di antara kedua jari tangannya. Sepertinya ia menikmati sekali acara lamunannya sampai tidak menyadari ada orang yang menatapnya dengan tajam.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang