Part 19: Bucin

629 34 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, Mamat dan Mas Aka kalau ketemu pasti malu-malu kucing. Kalau jalan berempat, yang tengah pasti Ririn dan Tata, itu membuat mereka berdua risih.

"Mat, Mas Aka, ayolah deket-deket. Jangan canggung! Kaya cewek ditembak pacarnya aja lu berdua!" Ririn tidak tahan.

"Jauhin gue dari spesies langka itu!" tuding Mamat dengan menunjuk Mas Aka. Satu kata dari Mamat: fanboy itu spesies langka.

"Anjir, spesies langka. Emang gue hewan?" tanya Mas Aka dengan kesal.

"Bahkan lo lebih parah dari hewan!"

"Ngajak berantem lo? Sini gue ladenin!"

"Oh siapa yang takut? Ayo!"

Mereka berdua berantem.

"Haduh stop!"

"Kalian ini, berhenti!"

"Stop woy!"

"Kayak anak kecil berantem mulu!"

Mas Aka dan Mamat berantem tapi tidak dengan cara laki, tetapi berantem ala anak kecil.

"STOP! KALIAN NGGAK TAU? GUE LAGI PMS?" teriak Tata sudah sangat marah. Semua langsung diam.

Tidak hanya Mamat dan Mas Aka, tetapi Ririn juga. Mamat dan Mas Aka langsung berhenti dengan tangan melayang di udara, dan Ririn kini sulit bergerak walau hanya untuk menelan ludah.

"Nah gini dong, Tata suka!"

Tata tanpa peduli langsung menonton TV dengan memakan snack. Memang, Geng RAJA sekarang ada di rumah Tata. Ririn segera tersadar.

"Oi Ta! Lo punya file drakor nggak?"

"Nggak lah rin, sejak kapan gue suka drakor?"

"Ya udah, temenin gue nonton drakor yuk!"

"Gue nggak suka Ririn,"

"Yang ini pasti lo suka!"

"Mager gue,"

"Ayoklah, Ta! Judulnya Descendants of The Sun. Ceritanya seorang tentara yang jatuh cinta dengan dokter di medan perang. Lo pasti baper deh!"

"Nggak mau Rin, jangan maksa ih," Tata mengerucutkan bibirnya.

"Kalau nggak mau jangan di paksa Ririn!" ternyata Mas Aka sudah lepas dari cengkraman Mamat.

"Gue mau nobar Mas," kini Ririn merajuk ke Mas Aka.

"Gue temenin nonton mau?"

"Huaaaaa, beneran mas?"

Mas Aka mengangguk.

"AAAAA AKHIRNYA!!" Ririn meloncat-loncat kesenengan.

"Sono, kalian nonton! Asal jangan di kamar aja."

"Itu kalo lo Mat!" Ririn ingin saja melempar Mamat dari atap genteng.

"Lagian gue nggak nafsu kali sama Ririn, rata gitu."

"KYAAAAAA!"

Ririn menjambak rambut Mas Aka dengan bringas.

"LO TUH SAMA AJA YA SAMA MAMAT! JOROK TERUS PIKIRANNYA, DASAR KALIAN BUAYA!"

"Tunggu, emang gue rata?"
tanya Ririn dalam hati sambil melihat tubuhnya. Wajah Ririn merona begitu saja.

"Berarti gue normal lah rin, gue bonceng lo aja nggak ada rasanya." Ririn semakin kuat menjambak rambut Mas Aka.

"KALIAN BERDUA HARUSNYA GUE KANDANGIN BIAR NGGAK LIAR!"

"Gue udah terlanjur liar Ririn sayang," ucap Mamat tersenyum menggoda.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang