Part 25: Flasback 2

518 36 6
                                    

"Mad, gue obatin dulu ya. Tapi tunggu, gue mau ambil obat sama minyak kayu putih." Ucap Risa lalu pergi ke kamarnya.

Ya, Mamat sekarang ada di rumahnya Risa.

Ingat kan kejadian tadi?

"Ckck, gara-gara Ririn nih pala gue pusing. Gue sumpahin tuh anak dapat karma. Karma pasti berlaku bro!" Gerutu Mamat kesal sendiri.

"Ahmad-Ahmad. Lagian lo juga sih yang mudah banget dibohongi. Pake nyumpahin Ririn segala lagi," Risa tau-tau sudah ada ada didepannya Mamat dan dia sekarang tertawa renyah.

Busyettt... Cepat amat nih bocah. Apa tadi pakai kekuatan? Teleportasi? Ninja? Apa jangan-jangan dia vampir?

"Hello! Kok ngelihatin gue sampai segitunya. Naksir ya?" Tanya Risa membuyarkan pikiran Mamat yang mulai tidak masuk akal.

"Nggak lah! Naksir? Mending gue naksir Mbak Sari penjual jamu kompleks daripada naksir sama lo!"

Risa menatap Mamat dengan muka sedatar-datarnya sambil teriak dalam hati.

HE SIAPA JUGA YANG MAU NAKSIR SAMA LO! AMIT-AMIT! DASAR GIGI GEDE!

"B aja kali mbak mukanya. Pake nyumpahin gue segala lagi. Iya-iya gue minta maaf."

Wow... Ahmad cenayang ya? Kok bisa tahu isi pikiran gue? Bahaya nih.

Kali ini Risa gantian yang melongo.

"Jadi nggak sih ngobatinnya. Sudah pusing nih dari tadi. Lo malah ngajak gue debat." Kata Mamat sambil akting memegang kepalanya -ya emang sakit beneran sih, tapi alay-

LAGIAN SIAPA JUGA YANG NGAJAK LO DEBAT? ADANYA LO DULUAN BAMBANK!

"Cepat dong obatin. Nggak tahan lagi nih," kata Mamat sambil memasang muka puppy eyesnya.

Risa hanya mendengus pasrah.

"Nih obatnya, minum dulu!"

"Nggak lo racunin kan?"

"Ha? Iya, gue racunin. Biar mampus lo!" Risa geleng-geleng kepala dengan heran. Ya gimana, udah dibantuin disangka buruk lagi.

"Jahat amat lo!" Mamat ngambek -akting lagi-

"Tinggal diminum apa susahnya sih?"

"Iya iya Mbak Risa. Gue minum nih." Dan akhirnya Mamat  meminum obat itu.

"Nggak apa-apa kan? Nggak mungkin lah gue naruh racun disitu."

"Iye-iye. Gue kan bercanda."

"Nih minyaknya. Usapkan di pelipis. Biar pusingnya berkurang."

"Usapin dong."

HE? GILA KALI LO!

"Plis lah, pijatin sekalian."

"OGAH!"

"Risa kan baik hati dan tidak sombong."

Risa lagi-lagi mendengus pasrah.

"Mana minyaknya? Manja amat jadi cowok!" Kata Risa jengkel sekali.

"Yang penting kan lo sayang."

"Idih... PD banget! Amit-amit gue suka sama lo!" Risa bergidik sendiri.

"Siapa yang bilang suka? Kan gue bilang sayang. Lagian nih ya, benci bisa jadi cinta. Hati-hati loh."

"Nggak bakal! Mending lo diem! Biar gue obatin."

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang