Part 30: Latihan Pensi

195 26 3
                                    

"Jessy jadi putri dan Arvin jadi pengerannya," kata Elys yang sibuk membagi peran. Dan segera ditolak Tata mentah-mentah. "Nggak, aku nggak mau sama ketua sok ini. Mending aku nyanyi aja daripada jadi pasangan pangeran brengsek ini."

"Ih Jessy mulutnya! Lagian gue sudah minta maaf. Kasihan atuh pembaca yang masih dibawah umur." Arvin sakit hati gaes karena ditolak mentah mentah, dikatain brengsek lagi uppss.

"Oh ya? Kapan emangnya kamu minta maaf?" sengak Tata macan mode on.

"Hehe, otewe." Dan Arvin hanya nyengir.

"Pokoknya nurut aja deh. Daripada gue ganti pohon kan?" ancam Elys secara halus dan Tata menurut pasrah dan sedikit terpaksa. Bukan, tetapi sangat terpaksa.

"Untuk raja iblisnya gue pilih..." Elys terlihat berfikir dan membuat anak kelas was-was. "Bobby," jawabnya kemudian.

"Ppfftt.. Hahaha!" Seketika tawa anak kelas pecah. Mereka terbahak-bahak terutama Chanwoo. "Hahaha, cocok tuh sama muka lo! Hahaha," dia sampai sakit perutnya. Bobby hanya menendang tulang kering Chanwoo. Ngilu.

"Chanwoo jadi peliharaannya raja iblis. Seekor ceberus, hewan mitologi berupa anjing berkepala tiga." Dan sekarang ganti Bobby yang tertawa puas.

"Untuk penyanyi, berhubung Jessy jadi putri maka harus diganti. Zayn dan Hayi jadi vokalis utama. Sedangkan baking vokal yaitu Arin, Berlin dan Yuna." Ririn atau Arin melotot. Entah apa jadinya jika dia disandingkan dengan duo serigala itu.

Sebelum ada yang protes Elys melanjutkan, "penarinya yaitu Kai dan Risa. Mengingat mereka yang pandai menari di kelas ini. Kalian harus menari dengan romantis. Untuk gerakan kalian buat sendiri." Kai dan Risa hanya mengangguk.

"Pembaca puisi yaitu Deo. Tugasmu hanya membaca dan membuat sedramatis mungkin. Paham?" Deo mengangguk. Tak masalah, hanya tukang musik dan pembaca puisi itu tidak terlalu berat.

"Oh iya, ada satu lagi yang belum kebagian. Yaitu ibu peri." Ucapan Elys itu seketika membuat mereka merinding. Ya gimana, Elys tersenyum lebar. Lebih tepatnya menyeringai.

Tok tok tok

Suara sepatu terdengar. Ada orang yang baru masuk ke ruang latihan. "Raka," desis Elys menyeramkan. Entah kenapa Raka tiba-tiba merasa perasaannya tidak enak.

"Baiklah, Raka menjadi ibu peri dan gue naratornya. Selamat latihan teman-teman!" Elys pergi dan meninggalkan Raka yang tercengang hebat.

"Sabar bro." Tepuk Mamat dari belakang.

Ya Tuhan, dimana harga diri Raka Ketua OSIS sekarang?

○○○

Suatu hari yang cerah, putri bermain-main di istana. Ia melihat bunga-bunga bermekaran di istana. Hatinya sangat riang dan bahagia.

"Jessy! Lo masuk!" perintah Elys menunjuk Jessy. Jessy lalu masuk ke panggung dan berlagak sedang bahagia di taman.

Putri tertawa dengan kupu-kupu yang beterbangan. Dipikirannya seolah-olah ada musik pengiring yang harmonis dan indah.

"Arin, Berlin dan Yuna kalian masuk! Menyanyi dengan harmonis dan gembira. Kalian menyanyi di pojok seolah latar!" Mereka lalu masuk ke panggung. Berlin dan Yuna wajahnya berseri-seri sedangkan Ririn wajahnya ditekuk.

"Bay de wey, lagu apa yang kita nyanyiin?" tanya Berlin bingung kepada Elys.

"Serah! Yang penting lagu itu gembira!" tanya Elys dengan galak. Dia kalau lagi serius apalagi memimpin begitulah anaknya. Marah, judes, galak tak ada lagi kata kalem.

"Kalau lagunya 'Bahagia' milik GAC bagaimana?" usul Yuna bersemangat.

"Terserah, bagus tuh lagu lagunya. Sekarang kalian mulai latihan! Pembagian part menyanyi kalian atur sendiri. Kalau sudah siap jangan lupa beritahu gue." Elys lalu memerintahkan Deo untuk mempersiapkan musik. Deo mengotak-atik ponselnya dan mulai mencari di youtube.

Elys lalu mengatur anak-anak lain untuk pensi. Sedangkan di sisi lain, Ririn hanya mendengarkan dan ia ingin cepat-cepat pergi dari sini.

"Heh lo tuh bagian yang ini! Dan gue bagian yang ini!"

"Nggak! Nggak bisa! Gue bagian ini dan itu part yang cocok buat lo!"

"Loh kok gue sedikit? Nggak! Nggak mau! Nggak adil inimah!"

"Bisa nggak sih nurut sekali aja? Lihat tuh si Arin diem-diem bae."

Jadi tahu kan alasan Ririn ingin pergi dari sini? Siapa lagi kalau bukan duo serigala itu? Ririn capek dan hanya menghela napas pasrah. Siapapun tolong gantikan posisi Ririn sekarang juga.

"Raka! Lo masuk dan membangunkan pangeran yang mati!" perintah Elys kepada Raka. Elys sangat kesal karena Raka sulit diatur. Daritadi kerjaan Raka cuma jalan dan tidak ada semangat hidup di wajahnya. Semoga dengan cara ini posisinya bisa ditukar. Tetapi Elys tidak bodoh, ia cukup membentak dan mengancam Raka kalau tidak jadi ibu peri maka ia harus menari ballet di tengah panggung. Kapan lagi mengerjai ketua OSIS?

"Woi Bobby! Padahal muka lo udah serem tapi raut tengilnya dihilangin dong! Jangan ngerusak image lo yang jahat bin seram. Walau aslinya cuma gigi lo doang yang seram!" ceramah Elys kepada Bobby yang duduk santai menikmati kursi rajanya. Dasar iblis sialan.

"Arrghhh!" Elys mengerang frustasi. Mungkin ia sekarang sutradara tersabar di abad ini. Kacau. Sangat kacau kalau lihat keadaan kelasnya yang tak bisa dikendalikan. Susah diatur dan suaranya habis gara-gara memarahi mereka.

Ia melihat Arvin dan Tata yang bertengkar padahal mereka tokoh utama di pentas ini, Raka ogah-ogahan, Berlin dan Yuna terus berdebat, Bobby dan Chanu kejar-kejaran, Risa dan Kai yang saling memarahi karena salah gerakan, Hayi dan Mamat yang berdebat siapa suara yang paling bagus diantara mereka.

Elys menyerah. Bagaimana saat kelasnya tampil? Rusak begitu? Namanya juga ikut tercoreng. Apalagi kelasnya yang sering bikin ulah. Hufft... untung ia sabar ada di kelas ini.

○○○

VOMMENT EHEHE♡

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang