Part 17: Fanboy

672 40 4
                                    

Note:
Ini awal mulanya terjadi konflik, siap-siap saja ya. Dan pastinya partnya makin lama makin panjang kata-katanya. Jadi, part sebelumnya itu hanya perkenalan saja.
Happy reading Cya!

○○○

"MAS AKA, ZAYN GANTENG DATANG!" teriak Mamat menggelegar di penjuru rumah. Dengan penuh percaya diri dia memencet bel beberapa kali. Berharap si penunggu rumah membukakan pintu.

"Dasar dugong, berisik ae lu!" Telinga Ririn panas, dia mengusap-usap daun telinganya dengan risih. Emang ya, Mamat tuh nggak bisa sekali aja nggak berisik.

"Lah, dugong apaan?" tanya Tata karena daritadi menyimak tetapi tidak tahu apa yang dibicarakan kedua lawan bicaranya.

"Tahu Tata nggak? Iya itu lo!" jawab Mamat jengkel. Tata itu polosnya kebangetan memang.

Mamat, Ririn dan Tata sekarang ada di rumah Mas Aka. Mereka hanya mau main bareng. Sudah lama mereka tidak main ke rumah Mas Aka. Karena Mas Aka sendiri yang tidak mau rumahnya jadi sarang laba-laba. Yaps, mereka hanya mau numpang cemilan.

"Woy bayi kemarin, masuk aja elah! Kaya rumahnya siapa aja!" teriak Bagas, kakaknya Mas Aka dari dalam rumah.

Mereka pun langsung menyelonong masuk ke dalam rumah. "Anjir lu bang, dikatain bayi kemarin." Tentu Mamat tidak terima. Mamat ganteng plus tajir gini kok dikatain bayi kemarin. What the hell?

"Lah lo emang bayi polos, Mamat!" jawab Bagas santai sambil makan krupuk sedap pilihan.

"Polos dari mana bang? Tata kemarin aja lihat Mamat lagi nonton bokep di laptop," kata Tata dengan raut wajah polosnya. Tolong seseorang untuk menculik tata terus dimasukkan ke dalam karung. Bawa pulang juga nggak papa.

"Diem lo, Ta!" sentak Mamat. Dasar bego, rahasia ter-aman Mamat kebongkar. Aib woy aib!

"Wajah lo aja yang polos, padahal perilakunya nggak!" sahut Bagas tidak membawa kaca. Alias tidak sadar dirinya sebelas dua belas sama Mamat.

"Bang tampan, walaupun begitu gue ganteng bang!" ucap Mamat dengan bangganya. Percaya diri sama sombong itu prinsip hidup dari seorang Zayn or Mamat. Biar makmur plus sejahtera katanya.

"Pede ae lu buaya!" seru Bagas sambil melempar bungkus plastik cemilannya ke arah Mamat. Dan seketika Mamat mengumpat.

"HAHA BUAYA, BYAHAAHAAAA. BANG BAGAS NGATAIN MAMAT BUAYA, BYAHAAAHAAA!" Tata tertawa sampai guling-guling di sofa.

"Heh Ta, lo kok receh banget sih? Nggak ada yang lucu!" Bagas beneran deh, nggak paham sama sekali dengan sikap spesies makhluk bernama Tata.

"Tata emang gitu orangnya bang." Ririn ikut nimbrung pembicaraan itu. Kalian tanya kan, memang daritadi Ririn kemana? Jawabannya Ririn lagi enak-enak makan cemilan. Sudah habis lima bungkus dia, haha.

"NGGAK LUCU DARIMANA BANG? LANGKA TAHU BANG BAGAS NGATAIN MAMAT BUAYA! BIASANYA KAN CABE YANG NGATAIN DIA! HAHAHAHAHA!" Bahkan kini Tata tertawa semakin keras. Tidak lagi guling-guling, tetapi sudah salto ke belakang.

"Anjing lo, Ta!" umpat Mamat.

"Di rumahku nggak ada anjing Mamat," kata Tata dengan santai dan tak menghiraukan umpatan tidak jelas Mamat.

"Wah kasar sekali. Ajarannya siapa sih?" tanya Bagas menyindir. Memang, zaman sekarang semuanya berubah. Anak-anak saja sudah mulai tidak sopan dan berani berkata kasar.

"Ajaran lo bang," jawab Mamat dengan wajah tidak berdosa.

"ANJIR!" Bagas menimpuk kepala Mamat pakai bantal sofa.

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang