Part 31: Heboh

130 19 4
                                    

Arin melongo melihat Tata yang datang dengan koper yang sangat besar. Tata kewalahan membawa kopernya dan beberapa kali ada anak cowok yang menawarkan bantuan tetapi ia menolaknya.

"Hai Ririn!" Sapa Tata dengan napas yang terengah-engah.

"Busyet, lo mau camping apa pindahan?" Tanya Ririn dengan nada tak percaya.

"Mau camping lah. Kalau pindah ke Puncak sama Mr.William aku juga mau." Tata menyengir kuda dan Ririn berdecak malas.

"Barang apa aja yang lo bawa? Kok banyak bener?"

"Aku bawa lima stel pakaian, satu kardus indomie, satu tenda tambahan, air termos, tupperware, Jessy sama Pangeran William dan rumah kerajaannya, daleman, jaket, jas hujan, payung, syal, selimut, bantal, camilan snack sepuluh bungkus, kopi instan, alat dandan, sisir, skincare, sa-" Arin langsung menapok bibir Tata yang mengoceh panjang lebar. Gila, untuk apa barang itu semua? Jangan-jangan bener nih Tata pindah sama Mr.William. Big no! Ririn nggak rela.

"Ih Ririn! Tangan kamu kok bau sih? Habis makan pete ya?" Tanya Tata dengan polosnya.

"Anjir! Enak banget lo ngomong. Lo nggak tahu apa gue udah semrot parfum sepuluh kali saat di rumah?" Ucap Ririn dengan nada jengkel.

"Ya nggak tahu lah. Emang tadi Tata ke rumah Ririn ya?" Seketika Ririn menaboknya dengan keras dan mengumpat menggunakan nama binatang.

"Pengumuman! Anak-anak bus sudah siap! Kalian masuk dan mencari tempat duduk ternyaman. Jangan sampai salah bus karena masing-masing bus sudah ada tulisan kelas kalian masing-masing, sekian terimakasih."

Suara guru itu memberhentikan aksi sadis dari Ririn. Tata langsung memperbaiki penampilannya yang sudah acak-acakan. Mereka lalu melihat Mamat dari kejauhan. Mungkin Mamat sedikit terlambat.

Saat Mamat baru saja sampai di hadapan mereka, Tata langsung menyodorkan big koper-nya itu kepada Mamat.

"Terimakasih Mat! Bawakan koper itu dan jaga baik-baik ya! Jangan sampai rusak!" Teriak Tata dan langsung berlari menuju bus meninggalkan Mamat yang kebingungan.

"Ini maksudnya apa?" Tanya Mamat kepada Ririn.

"Sabar ya Mat! Lo disuruh membawa kopernya Tata, haha. Semangat!" Ucap Ririn dan tertawa melihat kesedihan seorang Mamat.

"Anjing emang si Tata." Setelah itu Mamat mengumpat dan terus menggerutu sambil membawa koper yang beratnya mungkin seribu kilogram. Ririn yang melihat itu hanya tertawa tanpa membantu Mamat sedikitpun.

Tata masuk ke dalam bus dan bingung mencari tempat. Ia ingin memilih tempat di depan tetapi sudah ditempati anak kelas lain. Ia mengernyit, jadi satu bus ditempati dua kelas gitu? Dan kelasnya bersama 11 MIPA 1. Tata menepuk jidat, bagaimana bisa ia lupa kalau di kelas itu ada...

"Hai Jes!" Ck sial. Baru aja diomongin.

Tata hanya menjawab dengan gumaman. Orang itu -Jackson- mengajaknya duduk bersama. Tentu saja Tata menolak tawaran tersebut dan memilih menunggu Ririn dan Mamat.

Ririn dan Mamat tiba didalam bus dan disambut dengan Tata yang menarik mereka untuk segera duduk. Mereka bertiga memilih duduk di bangku depan. Tata duduk bersama Ririn dan Mamat memilih sendiri dengan ditemani koper besar milik Tata. Begitulah nasib jomblo ngenes.

Tata melihat pemandangan sepanjang jalan. Ia mengeluarkan headset di sakunya dan segera memasangkan di kedua telinga. Lagu Way Back Home milik Shaun mengalun indah dan ia menikmati sambil sesekali menggoyangkan kepalanya.

Ririn yang duduk disebelahnya hanya bermain ponsel dan selfie-selfie tidak jelas. Tata yang melihat itu hanya membatin 'terserah mau ngapain yang penting bahagia'.

Saat asyik-asyiknya menikmati lagu, Tata merasa ada yang menepuk pundaknya. Awalnya ia acuhkan, mungkin karena Ririn yang menepuknya. Tetapi semakin lama tepukannya semakin keras. Dan ia baru menyadari kalau yang menepuk dirinya bukan Ririn, tetapi orang yang ada dibelakang.

Tata mendongak dan langsung berteriak, "SETANNNN!!!!" Ririn yang ada disebelahnya terlonjak kaget. Tata refleks memukul kepala orang itu dengan beringas. Ia berpikir kalau orang itu adalah hantu dengan kepalanya saja yang melayang.

Orang itu mengaduh kesakitan. Ririn yang tahu siapa orang itu berusaha melepaskan jambakan maut dari Tata. Orang itu juga berusaha menahan tangan Tata tetapi tenaga Tata semakin kuat dan Tata justru mencakar tangannya.

"Woy gue Jackson!" Teriak Jackson sekuat tenaga menahan sakit ditubuhnya. Tata yang mendengar itu langsung menghentikan tindakan sedikit anarkisnya itu. Tanpa memohon maaf, Tata segera mengalihkan pandangan ke depan berlagak tidak peduli dan menikmati lagu yang sempat tertunda. Jackson yang melihat itu sedikit kesal. Sudah dianiaya tetapi tidak meminta maaf lagi.

"Gue panggil berkali-kali tapi lo nggak jawab. Ya sudah gue tepuk. Ditepuk juga nggak noleh. Sekali noleh eh malah gue yang tersiksa. Dasar," Jackson menggerutu kesal. Tentu saja omelannya itu tidak didengar oleh Tata.

"Udah deh, kalian berdua ngganggu acara selfie gue tau nggak. Lo sih Jack, Tata nggak mau didekatin eh lo malah semakin dekat-dekat. Pergi jauh sono dari bumi. Cari Planet Pluto atau alien aja sekalian. Siapa tahu kan kalau nemu itu dapat penghargaan," ucap Ririn kesal karena ia merasa kegiatannya terganggu. Jackson jengkel dan Ririn mengangkat bahunya tidak peduli. Jackson semakin jengkel melihat itu.

"Selamat pagi teman-teman kembali lagi bersama si raja tampan. Siapa lagi kalau bukan Zayn ganteng, kapten basket dengan segala popularitasnya." Ucap Mamat yang sudah berdiri didepan. Seketika ia menjadi pusat perhatian semua murid yang ada di bus itu.

"Saya disini mau menghibur teman-temanku tercinta. Kalian bebas request lagu. Gue jamin akan menampilkan lagu tersebut dengan segala kemampuan terbaik yang gue punya. Lagu apa nih yang cocok dibawakan hari ini?" Tanya Mamat kepada semua orang di bus. Semua anak kelas 11 MIPA 2 mengacungkan tangan. Tak terkecuali Mr.William yang duduk paling depan.

"Cendol dawet!"

"Bang jali!"

"Entah apa yang merasukimu!"

"Mamah muda!"

"Papah muda sekalian!"

"Kang peti joged!"

"Keju mozarella khas Malangnya Kakak!"

Suara siswa-siswi bersahut-sahutan. Anak kelas heboh hanya karena request lagu. "Ya sudah gue bawakan lagu Kartonyono Medot Janji," kata Mamat memutuskan sepihak. Terserah dia yang nyanyi siapa. Mungkin efek patah hati ia menyanyikan lagu tersebut.

"Kok kebangeten men..." suara Mamat mengalun indah. Semua murid terpukau dan mulai menikmati. Mamat bernyanyi dengan penuh penghayatan. Sampai pada bagian reff yang cocok untuk berjoged, anak 11 MIPA 2 berdiri dan berjoged heboh. Semua murid kesetanan kecuali anak MIPA 1. Mereka hanya menonton aksi gila anak kelas di sebelahnya. Kaku. Kata itu yang mungkin menggambarkan sikapnya. Ya seperti MIPA 1 kebanyakan.

Ririn diduduknya juga berjoged dan menganggukan kepalanya. Tata disampingnya tidak mendengar kehebohan yang terjadi karena ia sedang tertidur. Mungkin kalau tidak tertidur ia yang paling bersemangat menemani Mamat bernyanyi.

Mas Aka tidak ada didalam bus itu karena ia panitia. Guru-guru juga menikmati suasana didalam bus itu. Tidak ada lagi yang membanding-bandingkan kedua kelas itu karena masing-masing kelas mempunyai kelebihan tersendiri. Keseruan itu tetap berjalan sepanjang perjalanan menuju Puncak.

○○○

Hai kembali lagi bersama author. Mau mengucapkan terima kasih yang sudah vote maupun komen yaw ^-^. Yang selalu dukung dan kasih semangat. Akutuh terharu😢. Ini nggak lebay karena ini yang aku rasain :*

Udahlah nggak panjang-panjang.

Klik bintang dan komen Cya♡

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang