Part 12: Pembuat Onar

1.1K 68 2
                                    

Ahmad yang biasanya dipanggil Mamat ini adalah pembuat onar di Komplek Mawar. Bagaimana tidak? Mamat sering membuat semua penghuni komplek kesal akan kelakuannya. Dari mencuri jemuran, jahatin anak kecil, nggodain cewek cantik, ataupun keliling komplek sambil teriak kayak orang gila.

Contohnya gini,

"MAMAT, JEMURAN SAYA ITU!"

"PINJEM, TAN! NANTI MAMAT BALIKIN!

"PINJEM APANYA, LHA BAJU ANAK SAYA KAMU PAKE!"

"MAAF TAN, INI LUPA DI BALIKIN!"

"POKOKNYA SINI! SEBELUM SAYA LAPORIN POLISI!"

"POLISI TAKUT SAMA SAYA!"

"MAMAT! SINI!"

"HUAAAAAAAAAAAA!"

"MAMAT!!"

Mamat terus lari kesetanan, dengan membawa jemuran tentunya. Kenapa harus mencuri jemuran? Kata Mamat, biar dijadikan koleksi di rumahnya.

Mamat juga hobi godain cewek.

"Neng cantik, mau kemana?"

"Neng cantik ndasmu! Koen ra ngerti umurku piro?"

"19, iya kan?"

"Mata kamu buta? Ha?"

"Mmm... 24?"

Bukkk

"Enak aja kamu ngomong! Saya ini sudah punya dua anak! Suami saya udah lama meninggal!"

Ternyata yang nonjok perutnya Mamat seorang janda anak dua. Memang sih wajahnya masih awet muda, kaya remaja umur 19 tahun.

Mamat juga ditakutin sama anak kecil. Kejadiannya ada di taman.

"Bocah, main petak umpet yuk!"

"Kakak tapi yang jadi!"

"Iya, gue itung sampe sepuluh!"

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

"Empat."

"Lima."

"Enam."

"Tujuh."

"Delapan."

"Sembilan."

"Se.. Sepuluh!"

Mamat membuka matanya. Lalu dia mulai mencari anak kecil yang sedang bersembunyi.

"Woy bocah!"

"Lo dimana hah?"

"Muncul dong! Cemen lo pada!"

"Kalian pada dimana sih?"

Mamat mencari ke semua area yang ada di taman. Dari ayunan, semak belukar, wahana, belakang orang, bahkan di kolong jembatan sekalipun.

"Loh, kok nggak ada sih?" Mamat kini mulai bingung.

Dia yakin, dia sudah mencari di semua area taman dengan teliti. Tapi tidak ada anak kecil yang terlihat. Sampai ada anak kecil yang bersama ibunya.

"Mamat, anak saya kamu ngapain sampai nangis gini?!"

"Loh, saya nggak ngapa-ngapain kok, Bu!"

"Halah, jangan bohong kamu!"

"Saya nggak bohong kok, Bu. Saya tadi ajak anak-anak main petak umpet, tapi saya cariin malah nggak ada!"

Karena semua anak kecil yang main petak umpet pulang ke rumahnya masing-masing.

"Pokoknya kamu harus tanggung jawab!"

"Tanggung jawab apa, Bu? Nikahin Ibu?"

"MAMAT!"

Ibu tersebut langsung menjewer kuping Mamat dengan sekuat tenaga. Haha, rasain jeweran ibu-ibu. Mamat kena karma kayaknya.

"KAMU HARUS TANGGUNG JAWAB! SAYA LAPORIN KE MAMI KAMU! BIAR TAU RASA!"

"Yah, jangan ke mami dong!"

"BIARIN! BIAR ANAKNYA DIKURUNG DI RUMAH, NGGAK BOLEH KELUAR!"

Dan Ibu itu semakin kuat menjewer kuping Mamat.

"AMPUUUNNN."

Mamat juga hobi teriak keliling komplek.

"TATA! TATA TITI TUTU!"

"MAS AKA GANTENG, TAPI GANTENGAN ZAYN!"

"RIRIN GALAK, TAPI NGAKAK KALO KUMAT!"

Mamat berlari sambil teriak keliling komplek. Geng RAJA lainnya yang melihat itu hanya menutup wajah mereka menahan malu.

"IBU-IBU BAPAK BAPAK SEMUA YANG ADA DISINI!"

"MARI KITA BERGOYANG BERSAMA BANG MAMAT!"

"COWOK TERTAMPAN DI KOMPLEK!"

"EH, KALIAN MENCIUM BAU ASAP NGGAK?"

"HUAAAAAAA! ADA KEBAKARAN!"

Semua penghuni komplek langsung lari kocar-kacir. Sda yang membawa barang penting mereka, keluar rumah, membawa ember sama air, dan teriak-teriak. Geng RAJA juga tidak karuan.

"HUAAAAAA! ADA KEBAKARAN! KOMPLEK GUE GIMANA INI?!" Arin sudah teriak heboh.

"KOMPLEK TERCINTA GUE TERBAKAR!" Tata kini nangis sambil menggoyangkan lengan Mas Aka.

"RUMAH GUE GIMANA KALAU IKUT TERBAKAR?!" heboh Mas Aka sambil loncat-loncat. Jiwa Ketos luntur sudah.

"HAHAHAHAHAHA!" tawa Mamat sambil memegangi perutnya.

"Kalian lucu, lha wong nggak ada kebakaran kok! HAHAHA."

"Saya bohong tadi."

"HAHAHAHAHA!"

Byurrrr

Mamat malah yang terkena siraman air.

"MAMAT, UNTUNG LO GANTENG!"

○○○

Mamat, lopyuu❤

Maapin Mamat yaw :D

Tunggu, part selanjutnya kapalku berlayar ^,^

Tunggu aja ya, haha.

Vote dan komen

Thank you.

 

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang