Part 29: Rencana

160 20 1
                                    

Mas Aka disibukkan dengan kegiatan osisnya. Anak osis berencana mengadakan kegiatan camping di luar sekolah, tepatnya di Puncak, Bogor. Mereka rapat di ruang OSIS dan membahas persiapan camping tersebut.

Sedangkan di kelas 11 MIPA 2 banyak sorakan dan pembicaraan heboh bertemakan persiapan camping yang katanya berangkat minggu depan.

"Kamu tahu nggak Rin? Kalau saat camping nanti aku akan membawa Jessy bersamaku." Katanya riang seolah akan mendapat hadiah di hari natal.

"Emang boleh bawa boneka? Ati-ati nanti Pangeran William diculik." Sahutnya santai dan itu membangkitkan amarah Tata.

"Diculik? Kamu kali yang nyulik. Daripada nyulik Prince William mending culik Seno dari pacarnya." Ucapnya yang kelewat santai itupun langsung dapat jitakan keras dari Ririn sang ratu taekwondo.

"Amit-amit. Lo malah nyebut buaya itu dihadapan gue. Gimana gue mau mup on? Ha gimana?" Tanya Ririn dramatis. Setelah itu dia malah curhat tentang mantan doi -ralat gebetannya- yang menaruh harapan dan hubungan yang digantung lalu setelah itu ditinggalkan.

Satu kata untuk Ririn, N Y E S E K

"Hei cewek-cewek, kalian sudah mempersiapkan untuk camping nanti belum?" Tanya Mamat yang baru datang dan mengernyit saat melihat Ririn sudah nangis darah.

"Aku heran sama mereka, ribet amat sama persiapan. Padahal kan kata OSIS itu baru rencana, lagipula masih minggu depan. Aku bawa Jessy aja udah cukup." Heran Tata setelah melihat keadaan kelasnya bak lebah berkerumun.

"Itu mah lo Ta. Tahu sendiri kelas kita itu ribet. Semua dibikin ribet terus ujungnya pusing sendiri. Tapi katanya nanti ada pensi loh, lo tampil nggak?" Tanya Mamat kepada Tata karena hanya Tatalah bidadari bersuara emas yang akan menyelamatkan kelasnya dari pencitraan yang terkesan agak jelek aka bobrok.

"Bosen akutuh. Masa' setiap pensi aku terus yang tampil? Nyanyi pula. Sekali-kali kek kreatif. Suruh Mamat pakai kostum ballet terus nari di atas panggung pasti seru tuh." Serunya dengan mata berbinar dan langsung mendapat jitakan keras yang kedua kalinya dari kapten basket.

"Ide lo terlalu mainstream buat gue." Mamat bergidik membayangkannya. Apa yang mereka pikirkan jika seorang Zayn, si kapten basket menjadi tontonan yang memalukan?

"Hiks... Suruh aja Buaya itu yang pensi. Lebih baik kalau dicincang kemudian dipanggang pasti banyak yang mau nonton. Hiks..." Ucap Ririn yang terlalu sadis dengan membasuh ingusnya. Entah berapa persen dia mempunyai dendam kepada Seno mantan gebetannya itu. Mungkin sembilan puluh sembilan persen dan yang satu persennya itu untuk dirinya sendiri yang menangis hanya karena lelaki brengsek.

"Wah, gue punya ide." Kata Mamat tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi besar kebanggaannya itu.

"Pengumuman! Zayn ganteng mau bicara!" Teriaknya di depan kelas dan siswa yang tadinya heboh langsung diam memperhatikannya.

"Ada yang punya ide buat pensi nggak? Tapi yang antimainstream. Biar beda gitu, lebih kreatif. Kalau bagus kelas kita juga yang dapat rating sebagai kelas terkereatif abad ini." Siswa di kelas indah nan bobrok itupun langsung terdiam seraya memikirkan ide yang cocok untuk itu.

"Kai aja ngedance sambil guling-guling di panggung." Usul Hayi dan Kai yang namanya disebut tercengang mendengarnya. "Enak aja! Usul tuh yang lebih berkhualitas dikit dong!" Kai tentu saja protes.

"Bobby aja atuh. Dia kan jago nge-rapp. Saking jagonya sampe gue nggak bisa bedain mana rapp dan mana orang yang lagi kumur." Kata Chanwoo dan membuat si empu yang  terpanggil menatap tajam dan memperlihatkan tatapan membunuh. Sedangkan Chanwoo hanya tersenyum miring dengan wajah watados-nya.

"Sejak kapan Bobby bisa rapp?" Tanya Ririn -yang sejak kapan berhenti menangis- dengan raut wajah penasaran. Dan semua anak kelas juga begitu. Siap-siap saja semoga Chanwoo sampai rumah selamat dan tubuhnya sehat wal 'afiat tak ada luka dan lebam dimanapun, aamiin.

"Berlin sama Yuna aja. Pasti banyak cowok pada dateng. Terserah mereka mau apa. Jadi cabe atau model juga nggak papa." Dan Tata langsung terkena cakaran maut dari duo serigala itu.

"Jessy duet nyanyi sama gue juga nggak papa." Arvin yang baru datang langsung mengikuti rapat dadakan itu. Jangan salahkan Tata kalau dia menjambak kepala Arvin karena ketua kelas itu tersenyum manis padanya. Sepertinya jambakannya kuat mengingat tadi dicakar duo serigala. Mungkin dia menyalurkan kekuatannya dan melampiaskan ke Arvin orang yang paling dia benci saat ini.

"Boleh tuh, ditambah gue sama Kai yang ngedance. Atau Mamat juga?" Celutuk Risa dan melirik Mamat. Mamat yang dilirik hanya mendelik kesal. Cukup dia yang berjuang sendirian dan berusaha move on. Tetapi itulah Risa, mendekati Mamat lagi dan seolah melupakan kejadian kemarin-kemarin yang dibuat patah hati oleh Mamat.

"Buat drama aja gimana? Ada yang baca puisi mengiringi musik, menari dengan gemulai lalu ada penyanyinya. Jangan lupakan tokoh utamanya. Soal naskahnya gue bisa buat nanti." Ide cemerlang dari Elys anak kalem itupun langsung dapat pujian dari anak kelasnya. Mereka antusias seperti menemukan harta karun yang terpendam.

"Wah gilaaa! Ini nih yang gue cari. Bukan ide absurd kalian." Mamat melompat riang seperti anak kecil. Dan tentunya anak kelas kesal karena merasa tersinggung.

"Pinter amat lo Elys!"

"Gue bangga punya temen seperti lo yang masih waras."

"Terima kasih telah menyelamatkan kelas ini."

"Nak, mama bangga."

Pujian dan sorakan pun ditujukan kepada Elys. Emang ya, anak kalem sekali ngomong langsung to the point. Tidak seperti mereka yang basa-basi. Terima kasih Elys manis, cantik, modis dan katanya indigo itu tetapi perlu dipertanyakan kebenarannya.

"Gimana kalau alurnya tentang pangeran dan putri yang bertemu di hutan terlarang kemudian jatuh cinta. Lalu ada raja penguasa kaum iblis yang merebut putri dari pangeran. Dan pangeran bertarung dengan iblis itu lalu si pangeran mati karena lawan yang tak sepadan." Vernon menyelesaikan ucapannya tetapi Deo kemudian melanjutkan ceritanya.

"Tanpa disangka-sangka ternyata pangeran hidup berkat keajaiban dan menolong putri yang jadi tahanan di kerajaan iblis. Si putri berhasil di tolong dan mereka hidup bahagia. Nah, gimana menurut kalian?" Penjelasan Deo membuat semua orang melongo.

"Bagus tuh alurnya. Tinggal ditambahin puisi, penari dan penyanyi. Gue tinggal buat naskah dan nentuin pemerannya." Kata Elys dengan bersemangat.

"Gue yang dekorasi, kostum dan make up." Vernon ikutan ambil bagian.

"Gue bagian musik sama yang lain kalau perlu." Deo juga kelihatan antusias dengan tersenyum manis. Manis sampai cewek-cewek diabetes dadakan. Okey, biarlah anak kalem nan waras yang jadi penguasanya dulu di pensi ini. Yang bobrok dan bar-bar diharap nurut dan pergi jauh-jauh.

"Fix kan pensinya ini? Setuju nggak?" Mamat segera tersadar dari lamunannya.

"Setuju!" Semua bersorak dan tidak sabar untuk camping minggu depan.

○○○

Double up wkwk😂

Vote and comment Cya♡

RAJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang