[VOTE+COMMENT, YA!]
.
.
.
.
.Pertanyaan balik Saga membuat Jenessa terdiam sesaat. Lalu matanya menatap malas kearah lelaki yang berstatus sebagai Suaminya itu.
"Ya kalo lo emang mau terserah sih, kalo nggak juga terserah." jawab Jenessa yang diluar dugaan Saga.
"Kok lo cuma jawab keduanya terserah?"
"Terus gue harus jawab apa? Gue ada hak gitu?" tanyanya.
"Ada lah, kan lo Istri gue dari tiga hari yang lalu." jawab Saga spontan membuat keduanya tiba-tiba terdiam.
"Oh, lo anggep itu beneran kita nikah? Gue kira cuma main-main."
"Apa sih lo, ya jelas beneran lah gimana sih." Saga kepalang tersulut kesal.
"Terus lo bakalan nyari istri kedua apa cere-in gue dulu nih?"
"Sa, ngomong lo ngelantur. Emang gue mau nikahin siapa, hah?" kata Saga.
"Ya... siapa tau lo tertarik sama cewek di sebelah meja kita." beo nya.
"Asli dah Sa, gue nikah sama lo aja udah dikata musibah kali ya, ditambah ini bocah satu, yakali gue mau nambah perkara," ucap Saga. "Lo gak usah yang aneh-aneh deh." sambungnya.
Lagi-lagi, andalan Jenessa hanya mengangkat kedua bahunya acuh. "Lo cemburu ya? Cie lo cemburu sama gue, udah punya rasa emang? Karma lagi belok arah nih." jahil Saga sambil menjawil-jawil hidung Jenessa.
Jenessa yang mendapati perlakuan itu, tetapi meja sebelah yang memekik teriak karena merasa iri.
"Ga, udah elah, di depan umum lo jangan buat kebisingan!" kata Jenessa sambil meraih tangan Saga dan menjauhkannya dari wajah dirinya.
"Lo beneran cemburu?" tanya Saga memastikan.
"Nggak, siapa juga." idahnya.
"Ngaku deh, gak papa kok. Gue tau gue emang cakep, makanya banyak yang suka,"
"Gue bilang nggak ya nggak!" raung Jenessa.
"Iya deh yang nggak, haha." tawa Saga terdengar renyah membuat perasaan Jenessa semakin tak karuan.
"Mama, sudah selesai, ayo pulang aku ngantuk," beo Davychi yang belepotan dengan es krimnya.
"Oke kita pulang, ayo." kata Jenessa sembari membersihkan sisa es krim dimulut Davychi dan menggendongnya.
"Gue bayar dulu, lo tunggu diluar aja." ujar Saga sembari menenteng beberapa kantong belanjaan. Jenessa mengangguk saja, lalu berjalan keluar dari restoran tersebut.
Setelah membayar makanan mereka, Saga berjalan keluar dari restoran menyusul Jenessa dan Davychi. Namun langkahnya terhenti saat dirinya melihat Jenessa sedang berbicara dengan seorang Pria dan tertawa lepas, Pria itu juga sesekali menyapa Davychi yang dibalas senyuman bahagia dari bocah tersebut. Wah terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOM 212 [ON GOING]
Random[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACAA. THANK YOU♡] FYI: CERITA INI SUDAH MEMASUKI TAHAP REVISI LEBIH BAIK Jika di tanya apa yang paling Jenessa benci di dunia ini, maka jawabannya adalah Saga. Laki-laki yang sudah menjadi rival nya semenjak masuk semest...