17. Aloe You Vera Much

36K 4.2K 109
                                    

[BUDIDAYAKAN VOTE+COMMENT, YA!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[BUDIDAYAKAN VOTE+COMMENT, YA!]
.
.
.
.
.

Sabtu yang cerah ini, Saga dan Jenessa tengah asik bersantai, tak ada kelas dihari sabtu membuat mereka betah di dalam Dorm.

Namun sekitar jam 9 pagi, Saga terlihat sudah rapih dengan gaya casual seperti biasa.

"Gue ada janji sama temen-temen, gue tinggalin kalian berdua disini gak papa kan?" tanya Saga seolah meminta izin kepada Jenessa yang duduk berhadapan dengannya.

"Yaudah lah kalo lo mau pergi ya pergi aja," jawab Jenessa membebaskan.

Sebenarnya memang terserah Saga mau kemana saja. Tapi entah mengapa semenjak 6 bulan yang mereka lalui bersamaan itu membuat Saga tidak ada minat berkumpul lagi selayaknya remaja pada umumnya dengan teman-teman sebaya.

Entah karena apa, Saga selalu memikirkan bahwa dia merasa kasihan meninggalkan Jenessa yang akan mengurus Davychi yang suka menangis dan sedikit rewel tersebut.

"Nanti lo repot gak ngurus Davychi selama gue nongkrong?"

Jenessa berdecak. "Aduh, Ga. Tenang aja kali, gue bisa ngurusin dia. Kalo lo mau nongkrong yaudah sana, asal tau waktu aja." kata Jenessa.

Lelaki itu cengengesan tak jelas. Lalu tangan kanannya otomatis terangkat mengusap gemas pucuk kepala Jenessa. "Aduh lucunya Istri gue," ucapnya.

"A-apaan sih lo, singkirin gak!" gagap Jenessa saat diperlakukan seperti itu.

Kini Saga tertawa pelan. "Cuacanya panas ya hari ini?" tanya Saga mengubah topik.

"Hah? Nggak deh perasaan biasa aja."

"Oh ya? Tapi kenapa muka lo merah banget? Lo salting ya?" tanya Saga seolah topik tersebut adalah jebakkan.

"Dugong lo! Pergi sono, hus... hus!" usir Jenessa sembari mengibas-ibaskan tangannya.

Gelak tawa lelaki itu pecah. Lalu dirinya berdiri bangkit menuju kamar untuk mengambil jaket dan kunci motornya. Davychi tengah fokus menyusun balok dengan wajah yang begitu serius dan bibir kecilnya mengerucut lucu.

Saga kembali lagi diruang sofa dan mendekat kearah Jenessa yang memainkan ponselnya.

"Gue pergi dulu ya, baik-baik dirumah. Gue gak lama kok. Oh iya, kalo lo mau nitip sesuatu, lo bisa chat gue aja." kata Saga.

"Nge-chat lo pake apa? Kita aja gak pernah punya kontak masing-masing." ujar gadis tersebut.

Ah ya, Jenessa benar. Karena mereka selalu bersama-sama kemana saja, jadi mereka tidak memikirkan memiliki kontak hp satu sama lain. Mungkin ini terdengar aneh, tapi memang itu kenyataannya.

ROOM 212 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang