35. Saga Sakit

32.7K 3.3K 154
                                    

[JANGAN LUPA VOTE+COMMENT, YA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[JANGAN LUPA VOTE+COMMENT, YA. TERIMA KASIH!]
.
.
.
.
.


B

ulan pun berganti, Saga dan Jenessa benar-benar sibuk dalam skripsi kuliah, mereka juga terkadang merasa tertekan karena pemikiran lain, apalagi keberadaan Davychi terkadang membuat mereka mudah tersulut emosi.

Saat itu, Saga tengah mengajukan sebuah judul skripsi kepada Dosen Pembimbingnya, namun hal itu langsung ditolak mentah-mentah dan menyuruhnya membuat ulang. Entah karena rasa kesal atau apa, saat pulang ke Dorm dan Davychi menghampiri Saga, tanpa sengaja lelaki tersebut mendorong tubuh kecil Davychi sampai terduduk dilantai.

Hal itu membuat Jenessa terkejut dan dengan cepat membawa Davychi kedalam gendongannya, memberikan sebuah mantra penenang. Davychi hanya terdiam sembari menatap sedih kearah Saga, sedangkan Saga sendiri terduduk di sofa dengan sedikit berbaring dan wajah penuh guratan frustasi.

"Seenggaknya rasa kesal atau amarah lo gak usah dilampiasin ke Davychi! Seenak itu lo dorong dia ke lantai?!" sengit Jenessa sembari membawa Davychi keluar Dorm.

Mata Saga yang semula terpejam, perlahan terbuka, melihat balik punggung badan Jenessa yang sudah menghilang dibalik pintu Dorm membuatnya tersadar.

Raungan kekesalan dan decakan serta umpatan kecil untuk dirinya dilayangkan.

"Bego! Apa yang gue lakuin tadi?!" umpatnya sembari berdiri dan menyusul Jenessa yang membawa Davychi untuk meminta maaf.

Setelah kejadian tersebut, banyak hal juga yang tidak bisa dikendala. Namun untungnya Pak Riko maupun Pak Dirga selalu menyuruh anak buahnya mengawasi mereka. Sampai dimana kedua belah pihak keluarga tersebut datang ke Dorm 212 untuk membawa Davychi pergi karena kejadian yang membuat Davychi takut.

"Ayah sudah bilang, kalau kalian gak bisa handle ini sendiri kalian bisa panggil kami! Jangan lampiasin amarah karena tugas kalian kepada Davychi yang bahkan anak sekecil itu belum memahami arti tekanan yang sedang kalian rasakan!" suara berat nan tegas itu keluar dari mulut Pak Dirga.

Saga dan Jenessa menunduk dalam diam karena tatapan tajam dari kedua Ayahnya. Sedangkan Ibu Rika dan Ibu Wira membawa Davychi pergi ke sebuah wahana bermain.

"Davychi Ayah bawa, gak ada penolakan. Lakuin Skirpsi kalian sebaik mungkin, fokus pada satu tujuan. Jangan karena tekanan dari luar buat kalian seenaknya sama Davychi yang bahkan hanya meminta waktu kalian yang tersita karena tugas skripsi." kali ini suara Pak Riko ikut bersuara.

Setelah banyaknya ucapan untuk kedua anak manusia tersebut, sore hari itu pun kedua belah pihak keluarga membawa Davychi ke Bandung. Jenessa sempat menolak dan ingin menangis, tetapi hal itu dicegahnya sendiri karena bagaimana pun dia tidak ingin membuat Davychi merasa takut akan suasana hati mereka yang mudah tersulut.

ROOM 212 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang