[JANGAN LUPA VOTE+COMMENT, YA! TERIMA KASIH]
.
.
.
.
."Hari ini kalian beneran bakalan balik langsung?" tanya Ibu Rika sembari menyiapkan makan siang tersebut.
Jenessa mengangguk sebagai jawaban. Gadis itu ikut membantu sang Mertua untuk menyiapkan makan siang.
"Mama kira bakalan bisa habisin waktu lebih lama sama kalian, apalagi sama Ify." seloroh Ibu Rika dengan nada kecewanya.
Gadis itu terkekeh. "Kalo nanti revisian skripsi aku sama Saga diterima, nanti kita kesini lagi kok, Ma." ucapnya dengan hangat.
Helaan napas itu keluar dari mulut wanita berusia 42 tahun tersebut.
"Kalo kalian kewalahan jaga Davychi, kamu bisa bawa anak itu ke sini, biar Mama yang jaga, ya?"
Gadis itu kembali mengangguk sebelum disuruh memanggil Saga dan Davychi untuk makan siang yang telah disiapkan. Begitupun dengan Ibu Rika yang memanggil sang Suami.
Kini, kelima manusia tersebut sedang menyantap dengan tenang makan siang mereka. Walau sesekali Davychi mengoceh begitu berisik.
"Kalo mau ngomong makanannya ditelan dulu, Ify." peringat Jenessa yang melihat Davychi mengunyah makanan sembari berbicara kepada orang tua Saga.
Anak kecil itu menurut dan diam mengunyah habis makanannya. "Maaf, Mama," cicitnya dengan pelan. Lalu kembali berceloteh begitu riang.
Sesekali gelak tawa terisi diruang makan tersebut. Ruang makan yang selama belasan tahun diisi hanya dengan keheningan dan rasa canggung, kini seolah menguar pergi entah kemana dan tergantikan oleh hangatnya candaan serta tawa yang terlontar.
"Jadi habis makan siang ini kalian bakalan langsung balik ke Jakarta?" tanya Pak Dirga setelah menyelesaikan makanannya dan berakhir diruang keluarga.
Saga mendongak, begitupun dengan Jenessa. "Iya, soalnya temen-temen Saga udah berisik banget soal ngingetin revisian skripsi," jawab Saga.
Pak Dirga mengangguk paham. "Sidang kamu bulan apa?" tanyanya lagi.
"Akhir November,"
"Ah, mepet juga sama sidang hak asuh. Pantes muka kamu asem banget, haha." pria tersebut tertawa mengejek saat mengetahui arti dari raut wajah sang anak yang sedari tadi selalu ditekuk.
Saga mengusap wajahnya kasar. Kali ini, Davychi diajak bermain oleh sang Oma. Jadi, hanya tiga manusia saja yang ada diruang keluarga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOM 212 [ON GOING]
Aléatoire[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACAA. THANK YOU♡] FYI: CERITA INI SUDAH MEMASUKI TAHAP REVISI LEBIH BAIK Jika di tanya apa yang paling Jenessa benci di dunia ini, maka jawabannya adalah Saga. Laki-laki yang sudah menjadi rival nya semenjak masuk semest...