38. Graduation and a gift

20.4K 1.1K 134
                                    

[HAPPY READING! JANGAN LUPA VOMENT-NYAAA, BELOVED]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[HAPPY READING! JANGAN LUPA VOMENT-NYAAA, BELOVED]
.
.
.
.
.
.
.

typo..












Acara demi acara yang disuguhi pun akhirnya berakhir tepat sore hari. Ada yang sudah pulang dan ada juga yang masih betah di Kampus untuk sekedar mengenang sesuatu yang sudah mereka kunjungi setiap hari nya selama empat tahun lebih.

Begitu pun dengan Orang Tua Mahasiswa lainnya yang lebih dulu pulang. Termasuk kedua Orang Tua Saga dan Jenessa yang pamit untuk pulang, tetapi mereka memiliki rencana bahwa weekend nanti Saga, Jenessa, dan Davychi harus datang kerumah Orang Tua Saga untuk merayakan kelulusan bersama keluarga.

"Davychi jangan lari-lari." peringat Jenessa kepada bocah tersebut yang terus aktif kesana kemari sejak pagi buta.

"Mama, can I get some milk, please?" pintanya, Davychi berlari menghampiri Jenessa dengan berloncat-loncat kecil.

"Nih," ucap Agam menyodorkan sebuah susu kotak cokelat kepada Dvaychi.

"Makasih Om Agam," ungkapnya dengan manis. "Mama tolong bukain." lanjutnya lagi sembari memberikan susu kotak tersebut kepada Jenessa.

Gadis itu langsung membukanya dan memberikannya kembali kepada Davychi. "Minumnya sambil duduk ya, gak baik, biar gak keselek juga." petuah Jenessa yang diangguki oleh bocah tersebut.

Davychi langsung duduk disamping Jenessa, dia meminumnya dengan sangat senang sembari mengayun-ayunkan kedua kaki kecilnya. Jenessa tersenyum gemas, lalu melirik kearah Agam yang sibuk dengan ponselnya.

"Saga, Deka, sama Pian kemana sih?" tanya Jenessa sembari melirik sekitar.

Mendengar hal itu, Agam langsung mengalihkan pandangan dari ponsel miliknya dan memasukkan kedalam saku celana. "Katanya sih mau pamitan sama Dosen-Dosen gitu, gak tau juga sih." jawab Agam ikut duduk disamping Davychi.

"Udah sore nih, harusnya kita langsung balik buat beres-beres di Dorm." kata Jenessa.

"Eh iya juga ya, gue telfon deh." ucap Agam yang langsung diangguki oleh Jenessa.

Belum sempat menekan nomor, ketiga lelaki tersebut datang dengan arah yang sama. "Lama nunggu ya?" kata Saga sembari mendekat.

"Iya, kek berabad-abad. Ngapain aja dah lo pada? Untung gue sama Jenessa gak niat ninggalin kalian buat balik dulu ke Dorm." ucap Agam sedikit bernada kesal.

"Biasalah, urusan mantan Mahasiswa cakep suka banyak yang minta foto sebelum pergi." ujar Pian sembari menyugarkan rambutnya kebelakang.

ROOM 212 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang