[BUDIDAYAKAN VOTE+COMMENT, YA!]
.
.
.
.
.
Hari yang terik, kini berganti dengan malam yang menenangkan. Api unggun dinyalakan seolah menjadi acara yang tidak boleh dilewatkan saat sedang berkemah, para Mahasiswa berkumpul untuk bercengkrama. Begitu pun dengan Davychi yang senang melihat api yang cukup besar di depannya itu saat bangun tidur."Bosen nih, main yok!" celetuk salah satu Mahasiswa berambut agak panjang tersebut.
"Boleh tuh." sahut mahasiswa lainnya.
"Mau main apa?" tanya Hilman menanggapi.
"Terserah." ucap beberapa Mahasiswa bingung juga ingin bermain apa.
"Duck Game yok! Selain cuma game, ini bisa ngelatih konsentrasi kita, mau gak?" kata Pian memberi usul.
"Boleh tuh. Ayok!" seru mereka dengan serempak.
Sekarang posisi mereka masih sama menyerupai lingkaran, namun beda nya mereka kini berdiri. Agam ditengah sebagai seorang yang mengintrupsi permainan. Tangan kiri pemain mengepal sebatas bahu kiri mereka, lalu kepalan tangannya dibuka dan menengadah keatas. Sedangkan jari telunjuk tangan kanan ditaruh keatas telapak kiri pemain lainnya. Sudah terbayangkan? Tangan kiri kita dibuka dan disitu ada jari tangan pemain lain. Sedangkan jari kanan kita berada ditelapak tangan kiri orang lain.
Formasi yang mereka buat sudah siap. Permainan dimulai, begitu pun dengan Saga yang ikut berpartisipasi.
"Oke, gue mulai ya? Kalian konsentrasi oke?" kata Agam dengan senyum liciknya.
"Oke!" serempak mereka.
"Pada suatu hari, gue disuruh sama Ibu buat beli Be...ras. Setelah itu gue ketemu sama penjual Be...bek!"
Mendengar kata Bebek. Orang-orang harus cepat menutup jari temannya yang ada ditelapak tangan kanan atau kirinya. Begitu pun dengan kita yang harus menghindari jari kita agar tak terperangkap.
Suasana menjadi riuh dengan gelak tawa dan teriakan saat beberapa orang tertangkap jarinya. Ada yang harus gugur dan ada yang harus bergantian menjadi intrupsi. Sesuai peraturan yang kalian buat.
Permainan berlanjut cukup seru hingga tak sadar jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Guys, permainan selesai. Kita istirahat buat besok hari terakhir kita disini. Terima kasih buat malam ini, jujur gue seneng dan ngerasa kebersamaan kita harus terjaga terus ya!" kata Agam dengan suara kerasnya.
"Oke!"
"Siap!"
"Pasti itu mah!"
"Gue seneng main ini woy, kenapa gue baru tau."
"Haha, oke-oke. Selamat malam semuanya."
Sahutan-sahutan lainnya masih banyak sampai mereka kembali ketenda. Kini hanya tinggal Agam, Saga, Deka, Pian, dan juga Jenessa diluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROOM 212 [ON GOING]
Acak[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACAA. THANK YOU♡] FYI: CERITA INI SUDAH MEMASUKI TAHAP REVISI LEBIH BAIK Jika di tanya apa yang paling Jenessa benci di dunia ini, maka jawabannya adalah Saga. Laki-laki yang sudah menjadi rival nya semenjak masuk semest...