2. At the First Time [Part 1]

46.9K 288 0
                                    

"Hahhh... akhirnya kita berakhir seperti ini," geram seorang pemuda berumur tujuh belasan. Pemuda berambut hitam itu hanya terduduk lesu di dekat pintu perpustakaan sekolahnya. "Ini semua salahmu, Sha!" lanjutnya lagi sambil menoleh ke arah gadis yang duduk di sampingnya.

Sang gadis bernama Asha menatap sebal ke arah kekasihnya yang bernama Nathan. "Eeh? Kenapa menyalahkanku? Kau sendiri yang menawarkan diri untuk membantuku mencari bukuku yang tertinggal di perpustakaan. Kau juga yang bilang, mencari saat sore akan lebih mudah," terang gadis bersurai sepanjang bahu tersebut.

"Hn," bosan bertengkar. Nathan bangun dari posisinya. Melihat keluar melalui jendela kecil dekat pintu. Mungkin saja si penjaga sekolah yang mengunci mereka di sini lewat depan perpustakaan lagi. Dan apa yang diharapkan Nathan terkabul. Penjaga sekolah bertampang seram itu lewat perpustakaan lagi. Nathan berteriak memanggilnya dengan kedua tangannya yang menggedor pintu. "BUKA! KAMI MASIH DI DALAM!" teriaknya terus menerus.

Tapi gagal, penjaga itu sudah pergi.

Nathan duduk lagi. "Percuma, perpustakaan ini dirancang kedap suara," terang Asha. "Akhirnya terkunci berdua di sini, Nat," Asha menghela napas. "Apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Asha.

Nathan membuang muka. "Entahlah!" sahut Nathan tapi tiba-tiba otak mesum Nathan mendapat ide akan sesuatu yang bisa mereka berdua lakukan di sini. Di sini sepi, tidak ada orang dan hanya ada mereka berdua, kan? "Aku tahu sesuatu yang bisa kita lakukan, Sha," ucap Nathan misterius sambil memandang gadis di hadapannya.

Asha sedikit bergidik saat Nathan mendekatinya dan jarak wajah mereka sangat dekat sekarang. Wajah Asha sudah memerah saja sekarang, "A-apa?" balas Asha.

"Melakukan ini," sahut Nathan. Detik itu juga mulut Nathan segera mengunci mulut Asha dalam sebuah kecupan ringan tapi cukup memabukkan bagi Asha yang baru pertama kali melakukan hal ini. Bibir Nathan menggigit bibir bawah Asha.

"Akh!" pekik Asha dan saat itulah lidah hangat nan berlendir Nathan menerobos masuk ke dalam mulut Asha. Lidah itu mengobrak-abrik apa yang ada di dalam mulut Asha. Lidah Asha berusaha untuk membalas tapi sayang Asha kalah telak dari Nathan karena dia sudah kehabisan oksigen. "Nhhn! Nhn!" Asha berusaha mendorong Nathan menjauh.

Mengerti akan keadaan kekasihnya, Nathan menjauhkan dirinya. Dan membiarkan Asha untuk mengambil napas sebanyak-banyaknya. "Hm? Sepertinya kau menyukainya, Sha. Kau tidak menolak sedikit pun," ucap Nathan sambil mengelus wajah Asha.

Sedangkan Asha memalingkan wajahnya. "Aku tidak tahu," sahutnya ketus dengan wajah memerah.

"Baiklah. Kalau begitu kita lanjutkan saja!" ucap Nathan berikutnya diikuti dengan kedua tangan Nathan yang meremas kedua payudara Asha dari luar.

"Ahh! Ahh! Ahh!" Asha terus mendesah berirama. Kedua tangannya meremas bagian samping roknya karena perlakuan Nathan. "A-aku me-rasakan hal aneh ahhh..." desah Asha.

Nathan menyeringai. Jika seperti ini keadaannya, maka semuanya akan berjalan dengan lancar. "Hn," ucap Nathan tak jelas. Detik berikutnya, Nathan sudah meloloskan Asha dari baju kaus dan bra yang ia kenakan sehingga tubuh Asha sudah bertelanjang dada. "Cukup besar juga," ucap Nathan gemas sambil menyentil satu payudara Asha.

"Ah!" Asha memekik kecil. Dia baru saja akan menutupi payudaranya tapi terlambat dengan pergerakan Nathan. Nathan sudah mulai meremas gemas kedua benda kenyal itu. "Ahh... ah... aah!" lagi-lagi lantunan lagu itu terdengar dari mulut Asha.

Tangan kiri Nathan turun dari payudara Asha. Tugas si tangan kiri digantikan oleh mulut Nathan. Mulut Nathan itu mulai menjilat payudara kanan Asha dan membuat Asha kegelian sekaligus kenikmatan. Puas dengan menjilat, kali ini payudara itu sudah tenggelam dalam hisapan dan kuluman mulut Nathan.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang