24 Desember.
Hari malam Natal. Hari yang seharusnya dilewati Ai dengan penuh kegembiraan bersama kekasihnya. Tapi lihatlah keadaannya saat ini? Ia malah sendirian di rumahnya ditemani butiran salju yang turun di luar.
"Kau menyedihkan sekali," ucapnya pada dirinya sendiri.
Suhu di Tokyo menunjukkan angka -20 derajat celcius, pantas saja pamannya memilih liburan ke Okinawa dengan klub shoginya. Kalau saja Ai tahu akan melewati hari ini sendirian, mungkin ia akan ikut dengan pamannya itu.
Ai kemudian berjalan ke arah balkon, membuka pintu kemudian menumpukkan kedua tangannya pada pagar pembatas. Rumah-rumah tetangganya terlihat terang benderang, dipenuhi dengan lampu warna-warni. Pasti kebanyakan sedang menghabiskan waktu bersama dengan keluarga masing-masing.
Dan Ai tidak mungkin bisa melakukan hal tersebut. Karena ia sudah tidak memiliki orang tua.
Saat ia berumur lima tahun, ia dan keluarganya mengalami kecelakaan mobil. Orang tua dan kakak perempuannya meninggalkannya sendiri. Hampir saja ia berakhir di panti asuhan, tapi sahabat ayahnya tiba-tiba datang untuk mengasuhnya.
Ai sangat berhutang budi pada laki-laki tersebut. Laki-laki bernama Isao Kenta yang sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Selama dua puluh tahun tinggal di rumahnya, Ai tidak pernah kekurangan satu hal pun. Segala kebutuhannya tercukupi.
"Hahh ... Paman, cepat pulang, aku sendirian," ucap Ai sambil menghela napas.
Mendadak kejadian beberapa hari yang lalu kembali terputar di otaknya.
Hari itu ia berjanji bertemu dengan kekasihnya di kafe langganan mereka. Tapi kekasihnya malah membawa perempuan lain di sampingnya. Ternyata selama ini alasan sibuk yang selalu diucapkan oleh kekasihnya hanyalah kebohongan belaka, lelaki itu malah sibuk berselingkuh di belakangnya.
Detik itu juga Ai segera menampar wajah kekasihnya itu. Meminta putus dan mengumpatnya dengan berbagai macam sumpah serapah. Masih jelas terpatri di kepalanya bagaimana gaya perempuan selingkuhan itu saat memeluk kekasih Ai.
"Dasar brengsek! Jangan kira hanya kaulah satu-satunya lelaki yang ada di dunia ini!" ucap Ai setengah berteriak. Emosinya mendadak membucak kembali. Apalagi ketika mengingat kalau selingkuhan kekasihnya itu ternyata juga sedang hamil. Sudah berapa lama sebenarnya laki-laki itu bermain di belakangnya?!
"Dasar Ryota brengsek!" umpat Ai kembali.
"Umpatanmu akan merusak malam Natal, Fujita."
Ai membalik cepat saat mendegar suara bariton laki-laki dari arah belakang. Dahinya mengerut. "Bagaimana caramu masuk ke rumahku?" selidiknya.
Laki-laki itu mengedikkan kedua bahunya kemudian berdiri di sebelah Ai, melihat jalanan gang yang sangat sepi. "Paman Isao memberikan kunci rumah ini padaku. Dia memintaku untuk memperhatikanmu selama dia pergi liburan. Dan kebetulan aku melihatmu dari rumahku, jadi aku mampir sebentar," jelasnya panjang lebar.
Mata Ai masih menatap laki-laki itu dengan wajah cemberut. Laki-laki itu bernama Atsushi Hiroaki, tetangga di sebelahnya. Orang tuanya sekarang tinggal di Amerika. Anak tunggal dan saat ini umurnya 35 tahun. Hobi bermain biola dan sepak bola. Dan bekerja sebagai detektif kepolisian bagian kriminalitas.
Bagaimana Ai bisa sangat hapal biodata laki-laki ini? Itu karena laki-laki di sebelahnya ini adalah cinta pertamanya sekaligus cinta monyet saat ia masih kelas tiga SMA. Jelas saja Atsushi hanya menganggap pernyataan cintanya sebagai candaan.
Begitu Ai masuk kuliah, ia kemudian segera melupakan perasaannya pada Atsushi. Dengan wajah campuran Inggris dari ibunya dan Jepang dari ayahnya, sangat mudah bagi Ai untuk mendapatkan pacar. Tapi memang Ryota adalah rekor pacaran terlamanya. Hampir tiga tahun sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
RomantizmKumpulan cerita tentang percintaan, hamil, dan melahirkan.