19. Crown Princess [Part 2]

18.3K 154 1
                                    

"Hahh hahh hahh ..." Zeline bernapas lega saat Wilfred bangun dari posisinya. Mata berwarna biru itu menatap Zeline dengan penuh damba.

"Kita ke kasur," ucapnya sambil mengecup pelan bibir Zeline.

Wilfred segera mengangkat tubuh Zeline dan membawanya ke atas tempat tidur. Kasur yang sangat empuk menyentuh punggung Zeline. Rasanya sangat nyaman, tapi sayangnya Wilfred tak memberikan Zeline waktu untuk bersantai.

Perlahan tangan Wilfred kembali menelusup ke dalam gaun tidur Zeline, meraba dan mengusap paha hingga alat kelamin Zeline.

"Jadi, kapan kau akan memanggil namaku, Sayang?" tanya Wilfred erotis.

"Hhh!" Zeline berusaha membuka mulutnya di antara desahannya. "Wil-Wil ..."

"Wil?" beo Wilfred. Tatapan Wilfred mengikuti mata Zeline dengan jari tengahnya yang sudah masuk ke dalam lubang senggama Zeline. "Sisanya?"

Mata Wilfred kini menatap bibir Zeline. Bibir berwarna merah muda itu bergetar karena ulah jarinya. Setiap bibir itu berusaha mengucap namanya, Wilfred sangat ingin menginvasinya.

"Panggil namaku dengan benar, Sayang," ucap Wilfred. Ibu jarinya mengusap klitoris Zeline. Sedangkan jari tengahnya masih setia mengocok lubang vagina Zeline.

Tubuh Wilfred makin menekan tubuh Zeline. Gadis itu berusaha mendorong tubuh suaminya itu tapi hasilnya nihil.

"Zeline ..." bisik Wilfred di dekat telinga Zeline. Gadis itu dapat merasakan jari Wilfred masuk sangat dalam ke tubuhnya.

Semakin cepat gerakan jari Wilfred, semakin kencang pula jepitan dinding vagina Zeline. Melihat Zeline yang menggelinjang keenakan, Wilfred sudah tidak bisa menahan diri lagi. Ia ingin berada di dalam Zeline.

"Namaku ... katakan namaku."

"Ahh ... Wil hmmp!" Ucapan Zeline ditahan oleh bibir Wilfred. Laki-laki itu mengecup dan memasukkan lidahnya ke dalam mulut Zeline, mengabsen satu per satu gigi wanitanya.

"Kau bilang apa tadi?"

"Wilf hmmp!"

Lagi-lagi bibir Wilfred mengunci bibir Zeline. Dan Zeline sadar kalau Wilfred sengaja melakukan semua ini. Di tengah kulumannya, Zeline berusaha mendorong dada Wilfred.

"Kenapa, Sayang?"

"Biarkan aku berbicara."

Wilfred tertawa kecil. Karena jarak wajahnya yang sangat dekat, Zeline bahkan dapat merasakan hembusan napas lelaki tersebut.

Tangan Wilfred yang lain mengelus pipi Zeline. "Kau menggoda sekali."

Wajah Zeline memerah. Wilfred tersenyum kemudian menyesap bibir bawah Zeline yang sangat kenyal.

"Panggil namaku, aku tidak akan menghentikanmu."

Di saat yang bersamaan Wilfred sengaja menambahkan satu jari lagi ke dalam vagina Zeline. Dinding vagina Zeline makin keras menjepit jari-jarinya. Lubang Zeline ternyata sangat sempit, membuatnya bertanya-tanya apakah penisnya bisa masuk atau tidak.

Jika lubang Zeline sesempit ini, itu berarti Zeline masih sangat tegang. Karena itulah, Wilfred makin cepat menggerakkan jari-jarinya di lubang Zeline.

"Ahh ... Ahh ... Ahh ..."

Tubuh Zeline bergetar hebat setiap jari-jari Wilfred menusuknya. Sensasi mengawang dirasakan Zeline bersamaan dengan rasa nikmat dan sakit. Zeline terus mendesah akibat gerakan jari Wilfred.

Satu tangan Wilfred yang lain sibuk membuka gaun tidur Zeline hingga akhirnya Zeline bertelanjang seutuhnya. Kulit putih bersih Zeline terlihat dengan dua payudara besar yang sangat menggoda Wilfred.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang