Atsushi memutuskan untuk berhenti bercanda. "Ayo ke dalam." Ia menarik Ai ke dalam, menutup pintu kaca balkon kemudian mengimpit Ai di tembok ruang tengah.
Atsushi segera mencium bibir Ai dengan menggebu-gebu. Ai kembali merasakan lidah Atsushi di dalam mulutnya.
"Hah ..." desah Ai. Kedua tangannya ingin meraih leher Atsushi, tapi Atsushi menarik tangan Ai dan menguncinya di kedua sisi tubuh Ai. Atsushi makin menghimpit tubuh Ai ke tembok, makin memperdalam ciumannya.
Atsushi sejenak menjauhkan wajahnya dari Ai, pria itu menarik ke atas sweater coklat yang dikenakan gadis itu, hingga memperlihatkan payudara Ai yang masih tertutup bra.
Kulit Ai sangat putih dan mulus. Atsushi tidak sabar melihat bagaimana bentuk payudara gadis itu. Ai membantu melepas branya hingga akhirnya puting kecoklatannya yang sudah mengeras tertangkap oleh mata Atsushi.
Bibir Atsushi kembali mengecap bibir Ai dan perlahan turun ke leher. Punggung Ai menegang, rasanya sangat aneh saat merasakan ada tangan asing yang mengusap payudaranya. Saat akhirnya bibir Atsushi mengulum payudaranya, ada rasa menggelitik yang Ai rasakan di perutnya. Perasaan asing ini membuat tubuhnya bergetar.
Atsushi takjub saat merasakan kalau tubuh Ai benar-benar lembut. Payudara Ai terasa sangat kenyal dan begitu pas di tangannya.
"Aahh ..." desah Ai ketika Atsushi menggigit putingnya. Wajahnya memerah saat mendengar suara hisapan Atsushi pada payudaranya.
"Aku yakin kau masih perawan kan?" tanya Atsushi saat melihat semua reaksi Ai sejak tadi. Ada rasa bahagia yang menyeruak di hati Shinich ketika Ai memilih dirinya sebagai yang pertama. Dan Atsushi akan memastikan dirinya menjadi yang terakhir juga untuk Ai.
"Rasanya aneh, Kak," ucap Ai di sela desahannya. Perasaan yang dirasakan Ai begitu asing.
Atsushi tertawa kecil mendengar celetukan Ai. Wajah laki-laki itu bersemu merah dan matanya tak lepas menatap Ai. Ketika ia melihat mata Ai juga dipenuhi oleh nafsu, tubuh Atsushi semakin terasa panas.
"Yang kau rasakan itu rasa nikmat," beritahu Atsushi.
"Peluk aku, Kak," bisik Ai. Atsushi menarik pinggang gadis berambut coklat pendek tersebut. Tangan Ai menyentuh dada Atsushi. Atsushi tersenyum melihat gerakan kaku Ai di dadanya.
Tangan Ai masuk ke dalam baju hangat Atsushi, menyentuh langsung dada laki-laki tersebut.
"Hhngg ..." Atsushi makin kesulitan menahan nafsunya. Ia tidak ingin menyakiti Ai sama sekali, karena itu ia harus menahan diri sebisanya.
Tangan Atsushi yang tadi masih meremas dada Ai perlahan turun ke bawah, melepas celana panjang Ai. Ai menutup rapat kedua kakinya yang sudah telanjang.
"Kau cantik sekali, Ai," ucap Atsushi dengan napas menderu. Tangan Atsushi meremas pelan kedua paha Ai, meninggalkan bekas jejak tangannya di sana.
Tangan Atsushi semakin berani turun ke bawah, menyentuh celana dalam Ai.
"A-ah, ja-jangan ..." Ai berusaha mendorong bahu Atsushi.
"Mau sampai kapan kau membuatku menunggu, Ai?"
Biasanya Ai akan protes kalau Atsushi memanggilnya seperti itu. Tapi sekarang ia menyukai cara Atsushi menyebut namanya.
Jari telunjuk Atsushi menggesek vagina Ai yang masih tertutupi celana dalam.
"Ahh~" desah Ai, refleks menutup kedua pahanya tapi berhasil ditahan oleh tangan Atsushi.
"Malam ini akan terasa panjang, Ai," ucap Atsushi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Любовные романыKumpulan cerita tentang percintaan, hamil, dan melahirkan.