22. Boom

1K 106 1
                                    

“Pasti Yoongi pergi ke apartement Hana!”

Itu yang ada dipikiran Seungwan sekarang saat mengetahui bahwa Yoongi tidak ada di kantor.

Tanpa membalas pesan Jimin dengan setengah berlari dirinya menuju tempat parkir untuk mendatangi apartement Hana.

Seungwan mati-matian menahan tangis nya saat melihat ada sosok yang selama ini membuat hatinya sakit yang tengah berjalan cepat di lobby rumah sakit menuju lift.

Bukan memanggilnya tapi Seungwan malah mengikuti kemana perginya Yoongi.

“Kenapa Yoongi ke lantai rawat inap dengan sepanik itu? apa Yoongi mengetahui bahwa Aera masuk rumah sakit? tapi ini bukan lantai untuk rawat anak”

Yoongi memasuki satu kamar bernomor 5 yang berada paling ujung dengan nama pasien yang tertulis dipintu “Choi Hana”.

Seungwan mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan airmatanya untuk tak kembali keluar.

“Sekarang apalagi?! runtuk Seungwan dalam hati.

Dari kaca pintu ia dengan jelas melihat Hana yang memeluk suaminya itu tanpa ada penolakan dari Yoongi.

Dan Seungwan yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri melihat Yoongi memeluk wanita lain selain dirinya. Kaki nya lemas, bahunya ikut bergetar bersamaan dengan tangisan yang sedari tadi sudah ada.

Seungwan tipikal orang yang terampil menyembunyikan tangisnya. Namun saat ini, tangisnya mulai mengeras dan sesegukan. Rasanya sangat sakit sekali! Ini lebih sakit dari apapun melihat Yoongi seperti itu. Belum lagi emosi menguasai pikiran nya dan



Brakkkkk

Suara pintu yang ditendang Seungwan berbunyi sangat keras membuat atensi keduanya langsung melihat ke arah suara itu.

Yoongi dengan ekspresi kaget melihat Seungwan yang ada disana dengan tangisan langsung melepaskan pelukan Hana dan berlari menuju Seungwan berada, melihat itu Seungwan pun buru-buru berlari tak sudi bertemu suaminya lagi.

“Seungwan!”

Ucap Yoongi mengejar Seungwan tanpa menjawab Seungwan sambil menangis tetap berlari

Seungwan berlari sangat kencang membuat beberapa pasang mata melihat ke arahnya, belum lagi suara tangisnya yang semakin ia tahan malah semakin kencang. Bayangan nya mulai pudar dan

Brukkk

Dirinya terjatuh karena segerombolan dokter yang panik mendorong pasien kecelakaan.

Seungwan mendongakan kepalanya saar melihat ada tangan kecil yang mencoba membantunya untuk berdiri.

“Tante Seungwan? Kenapa nangis jatuhnya sakit ya?”

Tanya Eunseo sembari membelikan plester dari kantong kecilnya karena melihat lutut Seungwan yang sedikit terluka.

Tak ada respon dari Seungwan selain menepis kasar tangan Eunseo dan kembali berlari.

Dan disinilah sekarang Yoongi berada di parkiran rumah sakit sambil mengetuk-ngetuk jendela mobil Seungwan yang dikunci.

Didalam sana Seungwan menangis hebat dan sesekali menjerit sambil memukul stir dengan kuat mengeluarkan semua kesedihannya dan Yoongi hanya bisa menyaksikan nya dari luar tanpa bisa menyentuh istrinya.

Seungwan mulai menenangkan dirinya sebelum menginjak gas mobilnya dengan kecepatan tinggi, disusul oleh Yoongi dibelakangnya.

“Harus selesai sekarang, apapun yang terjadi kita harus selesai mulai sekarang” ucap Seungwan dalam hati.


●●●

Mobil putih itu melesat dengan sangat cepat bahkan diatas rata-rata seharusnya. Seungwan benar-benar mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, dirinya tak henti-hentinya berteriak dan menangis.

Tangan kecilnya ia pakai untuk menghapus air matanya dengan kasar dan ia gunakan untuk mengepal pada stir mobil yang sesekali dipukulnya.

Hatinya sangat sakit hingga beberapa kali  dengan keras dia memukul dadanya sendiri berusaha menghilangkan rasa sakit itu.

Semakin dirinya menahan tangis semakin keras tangisannya terdengar, air matanya sudah seperti air keran yang tak berhenti keluar membuat kabut di matanya.

Tanpa sadar dirinya berani menerobos lampu merah yang sangat berbahaya, membuat pengendara mobil dan motor memberi klakson.

Tin! Tin!

Tanpa menghiraukan suara klakson Seungwan tetap mengendarai mobilnya dengan terus menaikan kecepatan apalagi setelah melihat mobil Yoongi ada dibelakangnya berusaha menghentikan Seungwan dengan cara mendahuluinya.

Seungwan benar-benar hilang kendali, dengan air mata yang terus mengalir dirinya tetap menaikan kecepatan. Rasanya sakit sekali, kakinya seakan tak bisa jika tidak menginjak pedal gas dengan kuat.

Tepat 2 meter didepan ada lampu merah lagi, tak berniat berhenti Seungwan malah menancap gas nya kuat-kuat dan

TINNNN!!!!

Suara klakson truk besar dari arah jalan berlampu hijau hampir saja menabrak mobilnya jika dirinya tak refleks membanting stir ke arah kiri.

Mobilnya kehilangan keseimbangan kepala Seungwan ikut terbanting ke arah stir membuat dirinya sedikit pening dan terdiam, pandangan nya kini terfokus pada gantungan mobil yang terdapat potret keluarga kecilnya tengah tersenyum bahagia.

Dengan sekali tarikan, gantungan itu terlempar entah kemana. Tangannya masih memegang erat stir mobil hingga buku-buku kukunya memutih.

“Gue ga boleh mati!”

“Demi Aera gue gak boleh mati”Ucap lirih Seungwan.

Merasa sedikit tenang, dirinya melihat spion yang menampakkan mobil Yoongi tepat ada di belakangnya dengan sekali injakan Seungwan kembali menyalakan mesin dan menancap gas dengan cepat.

Sama dengan Seungwan, Yoongi juga mengendari mobil nya dengan sangat cepat. Jantungnya hampir copot melihat mobil yang dikendarai Seungwan untuk kedua kalinya menerobos lampu merah dan dihadiahi klakson dari truk besar yang hampir menabrak istrinya itu.

Sejak tadi mobil Seungwan dan dirinya mendapat klakson karena mengebut dan mengambil jalan dari lawan arah. Saking jantungnya bergedup kencang kini rasanya dia sudah mati rasa, tubuhnya sangat lemas melihat kejadian yang hampir saja bisa membuat Seungwan menghilang untuk selamanya di depan matanya. Yoongi benar-benar menangis.

Just (my) Husband [WENGA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang