07. Dan ribut pun datang

1K 97 0
                                    

Aera sudah digendong Yoongi untuk ditidurkan di kamar miliknya, pintu kamar yang biasanya tidak ditutup rapat kini dengan sengaja Yoongi tutup rapat, ia tau pasti akan ada sedikit percekcokan dirinya dengan Seungwan dan ia tak mau sampai membangunkan putri kesayangan nya itu.

Yoongi berjalan mendekat ke arah Seungwan yang sedang duduk dengan tatapan fokus ke arah jendela kamar mereka.

"Seungwan, kamu marah?"

"Kalo kamu yang ada di posisi aku, kira-kira marah ga?"

"Soal Ha-"

"Jangan bilang kalau Hana itu...., temen yang sering kamu sebut-sebut belakangan ini?"

Yoongi diam membeku menatap Seungwan.

"Kamu jemput dia dibandara? Kamu benerin listriknya pagi-pagi buta? Kamu anterin dia belanja bulanan? Apa lagi yang aku gatau? Apa lagi yang kamu bantu, Yoongi? Apa lagi?!" Seungwan menghela nafasnya lalu terkekeh kecil.

Banyak sekali yang belum kamu tau Seungwan; mereka pergi makan malam, pergi bermain, pergi jalan-jalan, pergi belanja, pergi mencari pekerjaan, pergi mencari apartemen dan masih banyak lagi.

Seungwan tertawa,

"bisa-bisanya aku ga ada pikiran kalau temen kamu cewe apalagi seorang single parent, astaga Son Seungwan kemana saja, kenapa otak ku tidak kepikiran kesana?" tangan sebelah kirinya kini ia gunakan untuk memukul kepalanya.

Seungwan semakin kencang menggigiti jari telunjuk nya, kebiasaan nya jika sedang panik.

"Min Seungwan! jangan gitu. Aku sama dia pure temen, aku ga ngapa-ngapain selain nolongin dia. Jangan mikir aneh-aneh dan malah memperkeruh suasana!"

Yoongi yang sadar bahwa telah membentak Seungwan yang berjongkok gontai kini melangkah mendekat, berusaha menahan tangan Seungwan.

"Gimana aku ga mikir aneh! Pria dan wanita dewasa di tempat yang sama apa ga bikin mikir aneh-aneh?!"

"Astaga, demi tuhan Seungwan aku ga ada apa-apa sama dia. Hana temen SMA aku dan sekarang kehidupan dia lagi susah setelah ditinggal kabur suaminya. Disini cuman aku yang dia kenal, dan aku berusaha buat bantuin dia."

Jauh didalam hatinya sebenarnya Yoongi terlalu pengecut untuk menceritakan detail masa lalunya pada Seungwan, dirinya takut. Takut ditinggal wanita yang paling ia cintai, istrinya Son Seungwan.

"Tapi, bantuin orang atas dasar kebohongan itu ga bener"

"maksud kamu apa?"

Seungwan bertepuk tangan "Liat! Sejak kapan suamiku yang selalu jujur sekarang pintar berbohong"

"maksud kamu apa?"

"Jangan pura-pura ga tau Yoongi!"

"MIN SEUNGWAN! bicara yang benar!"

"Min Seungwan? oh baguslah aku masih istrimu kan? tapi kenapa kamu berbohong pada istrimu ini?"

"Selama ini kamu bohong kan tentang lembur? Aku tau jadwal kamu Yoongi. Kenapa kamu tega bohongin aku sama Aera?!!!!!"

"Kamu selalu pulang tepat waktu dari kantor tapi selalu sampai jam 10 kerumah. Selama itu kamu kemana?! Hah kamu kemana? Datang kerumah Hana?!"

"Jawab, jawab Yoongi jawab pertanyaan ku! Kamu memang ada lembur atau kamu selalu datang kerumahnya?" tanya Seungwan berapi-api dengan mata sedikit berkaca-kaca namun bibirnya tetap tersenyum.

Melihat Yoongi yang hanya bungkam kini lengan Seungwan dengan bergetar menyambar satu guci putih yang berisi bunga palsu dan dilemparnya ke tembok, menyalurkan rasa emosinya.

"Mungkin sekarang aku keliatan egois, tapi dengar Yoongi. Aku tidak menyukai Hana dan Eunseo!" ucap Seungwan dengan penekanan di setiap kalimatnya sambil menunjuk nujuk dada Yoongi.

"Aku minta maaf, Seungwan"

Bukannya menjawab dan menjelaskan semuanya dengan kepala dingin. Yoongi dengan cepat menggenggam kedua lengan yang sedari tadi bergetar sebelum dia mendorong tubuh kecil Seungwan agar terbaring di kasur membuat Seungwan benar-benar ada di bawahnya.

Yoongi mencium Seungwan dengan kasar tak peduli ciuman nya tak dibalas, tak peduli rontaan tubuh Seungwan untuk terlepas dari ciuman panas ini, merasa kehabisan nafas.

Dengan cepat Seungwan membalik keadaan mendorong tubuh Yoongi dan duduk di atas perutnya, tanpa aba-aba Seungwan kembali mencium Yoongi dengan sama kasarnya. Pakaian lengkap mereka berdua kini sudah terlepas berceceran dimana-mana di area kamar yang terasa sangat panas.

"Min Yoongi, kau hanya milikku" ucap Seungwan kembali mencium suaminya itu, tak memberikan kesempatan untuk bernafas.

Suara-suara yang mereka ciptakan kini memenuhi seisi ruangan, amarah, nafsu dan kenikmatan kini bercampur adu.

"Aku hanya mencintai kamu, Seungwan" Teriakan dan lengkuhan setelah penyatuan mereka, benar-benar sebagai penyaluran rasa emosi mereka.

Namun, kenapa ini malah membuat Seungwan merasa sakit hati? Jujur, bukan ini yang dia inginkan ia hanya ingin penjelasan dan kejujuran dari suaminya. Apa jujur adalah perbuatan yang sulit?

Kecewa, Seungwan merasa sangat sangat kecewa 4 taun usia pernikahannya ternyata tak membuat Yoongi selalu jujur padanya. Dan hari ini, tepat di malam ini Yoongi membuktikannya; dia berbohong.

Just (my) Husband [WENGA] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang